Rondeaktual.com – Jumadi “Siantar Man”, 53 tahun, adalah seorang kuli bangunan yang merupakan mantan petinju asal Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara. Dia pernah meramaikan bisnis tinju profesional Tanah Air.
Setelah menggantungkan sarung tinju, Jumadi hidup sebagai kuli bangunan.
“Saya ini 100 persen hidup sebagai kuli bangunan. Kalau ada borongan kita borong. Tapi kalau tidak ada, kita kerja harian. Ikut kawan. Saya tidak suka sampai menganggur.”
Tidak ada yang perlu dirahasiakan dalam hidup Jumadi, lelaki setia pekerja keras dan tidak banyak menuntut. “Kalau mau Lebaran gini sepi. Jaranglah ada orang yang mau bangun. Nanti kalau sudah selesai Lebaran mungkin ramai lagi. Ada proyek yang mau dikerjakan, itu harapan kita.”
Jumadi terakhir bertanding di atas pasir dalam versi tinju pantai di pinggir Pantai Gandoriah, Kota Pariaman, Sumatera Barat, di bawah hujan deras, Sabtu sore, 9 Desember 2017.
Promotor Yudi Edmund mendadak mengontrak Jumadi, sebagai lawan pengganti. “Saya ke sana mengantar Ramly Pasaribu (mantan juara Indonesia kelas ringan) bertanding dalam partai utama melawan Boido Simanjuntak. Tidak ada tujuan untuk naik ring. Waktu promotor bilang kurang lawan, saya maju. Saya lawan orang besar.”
Jumadi yang beratnya hanya 65 kilogram, harus bertarung melawan Indra Tanjung, yang beratnya mencapai 77 kilogram. Kalah besar dan kalah tinggi, Jumadi berhasil memenangkan pertandingan melalui TKO pada ronde ketiga.
“Waktu itu umur saya sudah hampir 50. Itu pertandingan terakhir. Sekarang mengurus anak sendiri,” kata Jumadi di Pematang Siantar, dihubungi dari Desa Tridayasakti, Jawa Barat.
Jumadi, bermodalkan semangat tanpa sponsor, membina putranya, Rizky Sandi Wardana, berusia 16 tahun. Jumadi mengantar Rizky sampai juara. Cita-cita yang mulia.
Dalam catatan karir tinju amatirnya, Rizky Sandi Wardana sudah tiga kali juara pertama Kejurda Yunior. Prestasi terbaiknya, menurut Jumadi, adalah medali perak Kejurnas Junior & Youth 2019 Medan, Sumatera Utara.
Rizky Sandi Wardana adalah pelajar kelas 3, SMA Negeri 5 Pematang Siantar.
ALAMAT RIZKY SANDI WARDANA
Jalan Medan KM 7,5 Simpang Koperasi, Tanjung Tonga, Kelurahan Tanjung, Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Bagi Jumadi, membina tinju karena sudah mendarah daging sangat mudah. Tetapi untuk mendapatkan uang agar pembinaan bisa berjalan lancar, itu sesuatu yang sangat sulit.
“Orang, siapa pun dia, kalau sudah turun membina tinju, yang dicari bukan untung. Di sini tidak ada uang. Ini pekerjaan gila. Gila tinju.”
Lantaran sudah “gila tinju”, Jumadi dan orang-orang gila tinju lainnya di berbagai daerah Tanah Air, bisa bertahan di sekitar tinju.
“Apalagi seperti saya, yang harus menanggung secara pribadi segala latihan dan persiapan pertandingan Rizky. Bukan uang sedikit. Tetapi, saya memang sudah bertekad mengantar Rizky sampai juara. Saya ingin dia mengantikan saya di pentas tinju nasional,” harap Jumadi, yang di masa karir tinju bertanding mulai kelas bulu, kelas ringan, dan kelas welter.
Jumadi menaruh harapan besar terhadap Rizky, yang menurut pengakuannya sendiri memiliki bakat besar. Kemaun Rizky untuk latihan juga sangat menyemangati sang pelatih, Jumadi.
Dari cara latihan, menurut Jumadi, Rizky menjanjikan karir yang gemilang hingga tingkat nasional bahkan internasional. Jumadi tidak ingin anaknya terjermus.
Banyak atlet daerah yang dibina secara sederhana tetapi berhasil mencapai karir hebat sebagai juara Nasional, juara PON, juara Asia, dua kali ikut olimpiade. Itu yang sudah diperlihatkan Hendrik Simangunsong dari Rantauprapat.
“Saya tidak kasih ke tangan orang. Saya sendiri yang latih Rizky dan mengurusnya karena dia memang anak saya sendiri, ha ha ha.” Jumadi tertawa. (finon)