Rondeaktual.com – Hal yang tak jarang terjadi di dalam management tinju adalah pergantian pelatih. Hal ini bisa terjadi paling tidak ada dua hal penyebabnya.
Pergantian pelatih yang pertama penyebabnya biasanya karena ketidak mampuan pelatih yang sedang menangani petinjunya untuk mengangkat potensi petinju itu ke level teknik yang lebih tinggi. Bila kondisi seperti ini dialami oleh seorang petinju, maka perlu kebesaran hati seorang pelatih yang sedang menangani petinju tersebut untuk menyerahkan atau paling tidak bisa merancang kerjasama dengan pelatih lain yang lebih berpengalaman, sehingga potensi petinju yang dilatih bisa diangkat secara bertahap menuju ke arah yang lebih maksimal, dalam setiap penampilannya.
Pergantian pelatih yang kedua, biasanya adanya ketidakcocokan di dalam komunikasi antara pelatih dan petinju yang ditangani, penyebabnya bisa banyak hal, antara lain bisa karena program latihan yang diberikan pelatih dirasakan berat oleh petinju, atau mungkin karena hal lain yang berhubungan dengan keinginan petinju untuk pindah sasana.
Dalam hal petinju pindah sasana, penanganan program latihan tentu harus dilanjutkan oleh pelatih lain, di mana petinju itu akan bernaung.
Menjadi persoalan pada kasus kedua ini adalah, manakala penampilan petinju yang ditangani secara teknik baik-baik saja di bawah penanganan pelatih terdahulunya namun karena ada kesalahpahaman seperti yang saya kemukakan di atas, mereka, pelatih dan petinju memutuskan harus berpisah. Itu sering terjadi dan itu biasa dalam tinju.
Apabila masalah seperti ini terjadi di dalam sebuah sasana, saran saya kepada petinju, sedapat mungkin dipikirkan dengan baik untuk mengganti pelatih yang selama ini sudah berhasil memoles potensi anda karena hal mengganti pelatih itu bisa berdampak positif atau negatif pada kurun waktu kurang lebih enam bulan pertama penampilan anda di bawah pelatih baru karena butuh adaptasi.
Catatan saya setiap pelatih itu punya kharakter yang beda-beda dalam memoles petinju. Pengaturan program latihannya akan berpengaruh pada penampilan dan gaya bertinju seseorang yang dilatihnya menjadi lebih baik atau lebih buruk secara kualitas.
Sebagai contoh sering sekali kita melihat ketika seorang petinju yang sedang ditangani oleh pelatih A performancenya selalu oke tetapi ketika berpindah pelatih malah lebih buruk.
Hal seperti itulah yang perlu diwaspadai oleh seorang petinju di dalam memilih pelatih pengganti.
Artinya bukan tidak boleh mengganti pelatih karena itu adalah hak setiap petinju tetapi di dalam memilih pelatih pengganti perlu kehati-hatian lewat perhitungan yang matang karena hal memilih pelatih juga butuh kecerdasan. Kalau tidak bisa saja karir seorang petinju tamat.
Alex Rabadeta, menulis dari Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.