Rondeaktual.com
Pesta olahraga sedunia kini sedang berlangsung di Tokyo, Jepang. Pesta Olahraga sedunia yang mempertandingkan atlet terbaik dunia saat ini. Lebih dari 220 negara ikut serta, mulai dari suku Eskimo di kutub Utara hingga suku Maori di kutub Selatan.
Setelah mengalahkan petinju Mesir, Uganda, Perancis pada Kings Cup 1976 di Bangkok, saya masuk menjadi anggota kontingen Indonesia ke Olimpiade Montreal 1976 bersama enam atlet lainnya.
Perkampungan atlet tertata rapi dan diatur secara alphabet. Begitu kita masuk, rasanya seperti pindah kebagian dunia lain.
Betapa tidak, kita melihat manusia super dari seluruh bangsa di dunia.
Atlet bola basket dan bola voli, rata-rata setinggi dua meter. Para pelari terbaik dunia, kakinya panjang sekali
Atlet dayung wanita berotot seperti otot besar pria.
Ada gadis belia, cantik, pesenam. Ada bertubuh pendek tapi kekar sekali, ternyata pemain angkat besi.
Kompetisi berlangsung, persaingan semakin ketat. Lahirlah atlet terbaik dunia, seperti Muhammad Ali di Olympiade Roma 1960, Nadia Comanechi 1976, atau Michael Phelp, dan yang lain.
Bagi pecandu tanda mata, arena olimpiade salah satu surganya. Bayangkan, kita bisa mendapatkan uang logam yang berasal lebih dari 200 negara. Begitu juga dengan emblem setiap negara.
Melihat liputan pertandingan oleh wartawan juga cukup seru ketika mereka mengambil foto terbaik.
Bayangkan, begitu Alexiev, atllet angkat besi Uni Soviet, memegang barbel, decikan kamera berbunyi merekam semua gerakannya oleh ratusan kamera bersamaan. Bak bunyi cecak bersahutan hingga barbel turun.
Jelang olimpiade usai, ada acara konser dari pemusik dunia. Olimpiade Montreal, hadir Mick Jagger dan Everly Brother serta band top dunia lainnya.
Penutupan biasanya dibuat berkesan dalam agar menjadi kenangan abadi. Seperti lagu, We are the World, atau yang lainnya.
Olimpiade memang arena impian setiap atlet.
Syamsul Anwar Harahap, menulis Kota Medan.