Rondeaktual.com
Terjawab sudah teta teki status peraih medali emas kelas terbang PON Jabar 2016, Sunan Amoragam (Maluku Utara). Melalui konferensi pers Martin Daniel Promotion di Jakarta, Senin, 16 Agustus 2021, Sunan menyatakan selamat tinggal tinju amatir dan selamat datang tinju pro.
Sunan, peraih medali perunggu kelas bantam Asian Games Jakarta 2018, bergabung dengan Hengky Silatang Boxing Camp Ciseeng, akan naik ring pro 6 ronde melawan Konstantinus Matakur, di Jakarta, akhir Agustus. Komisi tinju telah mengeluarkan izin untuk pertandingan Sunan Amoragam.
Banyak pihak –terutama tinju amatir—menyesalkan kepergian Sunan Amoragam ke tinju pro.
“Itu pilihan beliau (Sunan Amoragam). Monggo saja,” kata Ketua Pengprov Pertina Maluku Utara, H. Djasman Abubakar, Senin malam, dihubungi ke ponselnya. “Tidak salah, silakan masuk pro. Saya tidak mau komentar tentang keputusan yang bersangkutan masuk tinju pro. Kalau ditanya saya kecewa atau tidak, saya tidak tahu juga, apakah saya kecewa atau tidak. Saya sudah berkomitmen, kepergian beliau ke tinju pro, saya tidak akan menyerah.”
Berbicara enjoy dan sangat tenang menghadapi pilihan Sunan masuk pro, H Djasman Abubakar menjelaskan, bahwa setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya.
“Saya punya keyakinan akan selalu tumbuh bibit baru sesuai dengan berjalannya zaman. Kami di Maluku Utara akan tetap melakukan pembinaan. Sekarang tidak kurang atlet yunior yang tumbuh dan akan menjadi andalan Maluku Utara dalam menghadapi PON Aceh-Sumut 2024, plus atlet Malut yang akan tampil di PON Papua. Maluku Utara masih mempunyai calon juara. Saya tidak akan mundur, selangkah pun dalam melakukan pembinaan,” kata Djasman, yang juga menjabat sebagai Wakil Sekjen PP Pertina.
Maluku Utara sekarang sedang menyemangati sasana-sanana di Kota dan kabupaten. “Pekan yang lalu kami telah selesai menjalani duel-meet di Ternate, yang dihadiri oleh banyak petinju muda. Saya melihat ada potensi. Pada 2022, saya usahkan bisa menggelar kejuaraan provinsi.”
Djasman Abubakar berpesan: “Keberhasilan merupakan usaha atlet itu dan usaha berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, pihak swasta, masyarakat, orangtua, pengurus. Itu menjadi kesatuan yang tidak boleh di pisah-pisah. Oleh sebab itu bagi seorang atlet tidak boleh mengecilkan peran itu. Saya sering bilang, yang tukang masak dan tukang sapu sasana ikut berperan dalam mengantar keberhasilan seorang atlet. Jangan lupa pijakan di tanah.” (finon / foto istimewa)