Rondeaktual.com
Sejak lima bulan terakhir pelatih tinju satu-satunya Bintang 3 AIBA Ronny Sigarlaki, 68 tahun, telah bekerja sebagai pengawas sebuah proyek besar di Sukabumi, Jawa Barat.
“Saya sudah tidak ikut Pertina (Jawa Barat). Saya sengaja disingkirkan. Dihabisi. Padahal hidup saya murni dari tinju, sebagai pelatih. Kalau mereka kan tidak. Mereka punya pekerjaan tetap. PNS dapat gaji dapat honor melatih. Ini ujian paling pahit di umuran seperti saya yang sudah 68 tahun. Saya ikhlas disingkirkan. Saya sekarang sudah bekerja di proyek. Tugas saya pengawas.”
Selama bertahun-tahun, Ronny Sigarlaki, mantan pemegang medali emas kelas ringan Golden Gloves Jakarta 1976, tidak pernah absen dalam personalia Pertina Jawa Barat. Ronny juga sering duduk di Komtek Pertina pusat.
“Coba cek, nama saya sudah tidak ada. Sudah dihapus.”
Kuat dugaan nama Ronny tidak masuk jajaran pengurus karena tidak mau diajak sekongkol untuk mendukung calon ketua.
Seharusnya Ronny menjadi pelatih tim PON Jabar sampai PON Papua berakhir November 2021. Sayang namanya sudah dihabisi sebelum PON berlangsung.
Dicoret dari daftar pelatih pelatda Jabar, Ronny otomatis kehilangan mata pencaharian.
Soal hidup, Ronny sangat terbuka dan terus terang bahwa sejak dulu hidupnya dari uang tinju.
“Saya ini asli pelatih tinju. Kalau honor misalnya lima, uang itulah yang saya bawa ke rumah.”
Ronny menjelaskan, mendapat pekerjaan sebagai pengawas proyek berkat perhatian dan bantuan rekan-rekannya yang tergabung di Lapdek Community Sukabumi (LCS). Lapdek adalah singkatan dari Lapangan Merdeka.
“Saya dibantu oleh Ketua LCS (Kompol Sunarya Ishak, SH, MH) dan Sekjen LCS (Benny Mustari S.Ip, MSi). Mereka tahu kalau saya dilengserkan dari Pertina. Saya dihubungi dan saya terima pekerjaan sebagai pengawas proyek Lapangan Merdeka dan Alun Alun Terintegrasi 2021. Terima kasih, teman-teman support saya.” (finon / foto istimewa)