Rondeaktual.com
Dua mantan juara Indonesia yang kuat – Yani Malhendo di Surabaya dan Ippo Gala di Jakarta—memiliki hubungan yang sangat spesial dengan Manny Pacquiao. Yani dan Ippo menganjurkan agar legenda tinju Filipina dan juara dunia 7 kelas, bukan 8 kelas, itu mau berjiwa besar untuk melepas tinju.
Seperti diberitakan Rondeaktual.com, Pacquiao, 42 tahun, kalah mutlak (115-113, 116-112, 116-112) di tangan juara dunia WBA Super asal Kuba, Yordenis Ugas, 35 tahun, di T-Mobile Arena, Las Vegas, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Yani dan Ippo berharap petinju yang dijuluki Pac Man itu bisa melupakan tinju dan mulai fokus menuju Pilpres di negaranya pada 2022.
Yani Malhendo dan Ippo Gala punya hubungan yang sangat special dengan Manny Pacquiao. Sampai sekarang, Yani-Pacquiao masih sering komunikasi dengan bahasa Inggris yang patah-patah.
Ketika Pacquiao hendak bertarung melawan Juan Manuel Marquez di Las Vegas, Pacquiao mengundang Yani.
“No money. Aku jawabnya gitu. Terus Manny mau ngasih tiket. Aku bilang jangan,” cerita Yani Malheno, yang juga southpaw seperti Pacquaio. Pada dekade 80-an, Yani bertinju di Malang kemudian masuk Pirih Surabaya.
“Waktu Pacquiao datang ke Indonesia untuk bertemu dengan Mary (Jane Fiesta Veloso, wanita Filipina yang secara mukjizat terhindari dari hukuman mati), dia cari saya. Seorang reporter televisi menghubungi saya kemudian menyambungkan teleponnya kepada Manny. Dia mengira saya di Jakarta. Saya bilang saya di Surabaya, bukan di Jakarta.”
Sedekat itu hubungan Yani Malhendo dengan Manny Pacquiao. Yani mengenal Pacquiao 25 tahun silam di Manila.
“Kami sudah selesai weight in. Pas tengah hari, datang promotor dan bilang Manny tidak bisa naik ring. Salah makan. Diare. Akhirnya mereka kasih lawan pengganti dan saya minta kompensasi.”
Yani-Pacquiao batal dan Yani mendapat bayaran dari 1.500 menjadi 4.500. “Pacquiao tidak mau saya kecewa, makanya honor tanding saya ditambah. Promotor kasih saya Joes Makad dan saya menang KO ronde kedua.”
Mungkinkah Pacquiao takut menghadapi Yani?
“Takut tidak ya,” kata Yani, yang sudah menjual tanahnya dan sudah dibagi-bagi untuk masa depan anak. “Saya pikir tidak ada pertinju yang takut menghadapi lawan. Saya dengan Pacquiao partai besar. Siaran langsung di sana. Tapi mungkin mereka tidak enak hati setelah tahu bahwa pelatih saya adalah Pak Mario Lumacad, orang Filipina.”
“Sudah bertahun-tahun kejadiannya tapi kita tetap berkawan. Beliau seorang legenda tinju yang telah menyemangati bangsa Asia. Manny telah membuat sejarah besar. Aku kira itu sudah cukup. Sudah umur dan jangan marah kalau aku menganjurkan Manny Pacquiao mengundurkan diri saja,” kata Yani Malhendo, mantan juara Indonesia tiga kelas (terbang ringan, terbang, dan bantam yunior) dan mantan juara IBF Intercontinental kelas terbang ringan dan mantan juara WBC International kelas bantam yunior.
“Saya merebut gelar lowong WBC International dengan mengalahkan Ippo Gala,” Yani menjelaskan.
Hubungan Ippo Gala dengan Manny Pacquiao beda lagi. Ippo satu-satunya petinju Indonesia yang pernah bertarung melawan Pacquiao.
“Sudah lama sekali (25 tahun yang silam). Saya memang pernah bertanding melawan Pacquiao. Dia sangat cepat dan keras. Saya kalah ronde kedua,” kenang Ippo Gala.
“Kalau ditanya, apa hubungan saya dengan Manny Pacquiao, ya adalah. Paling tidak kami pernah berada dalam satu ring yang sama di Mandaluyong. Dia memukul saya. Saya tangkis tapi dia pukul terus kemudian wasit datang menghentikan pertandingan,” ujar Ippo Gala, yang bekerja sebagai kepala satpam. “Di pertandingan kemarin, menurut saya, seharusnya Manny menang tipis atas Ugas. Kelihatan kok, Manny lebih agresif. Tapi karena ini ada unsur bisnis dan main di Amerika, jadi dikalahkan. Kalau mainnya di Filipina, saya yakin 100% Manny akan menang. Nanti pasti ada tanding ulang di pertemuan kedua.”
Pertarungan Ippo-Pacquiao berlangsung di Manadaluyong, Filipina, 27 Juli 1996. Ippo menyerah pada ronde kedua dari rencana pertandingan 10 ronde. Seinggat Ippo, dia dibayar US$ 1.500 bersih dan didampingi pelatih Dace Maigoda.
Ippo Gala menaruh hormat kepada Manny Pacquiao. Di usianya seperti sekarang masih naik ring. “Padahal, kalau kita tengok, semua lawan yang pernah dihadapinya sudah lama menggantungkan sarung tinju, termasuk Ippo Gala,” kata Ippo Gala, yang di masa karir tinjunya berlatih di Garuda Jaya bersama Ellyas Pical dan di Satria Kinayungan milik Herman Sarens Soediro. (finon manullang / foto ryan hafey/ dok/ist)