Rondeaktual.com
Kelas terbang ringan (48 kilogram putri dan 49 kilogram putra) merupakan salah satu kelas yang tidak pernah absen di setiap pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON).
PON terakhir, PON XIX, yang dipusatkan di GOR Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, 19-26 September 2016, menghasilkan juara sebagai berikut:
PUTRI: Endang (Nusa Tenggara Barat, medali emas), Angelina Niis (Nusa Tenggara Timur, medali perak), Merlin Tomatala (Papua Barat, medali perunggu), dan Apriliani Tombeg (Daerah Khusus Ibukota Jakarta, medali perunggu). PUTRA: Ferdinand Kase (Jawa Barat, medali emas), Kornelis Kwang Langu (Bali, medali perak), Irfan Tentonda (Sulawesi Utara, medali perunggu), dan Wawan Darmawan (Maluku Utara, medali perunggu).
PON XX akan berlangsung di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, 5 hingga 13 Oktober 2021.
Kekuatan kelas terbang ringan PON XX/Papua tetap menjadi kekuatan yang tersembunyi. Sembilan petinju, kecuali tuan rumah Papua, sudah bertemu di Pra PON Wilayah Tengah dan Wilayah Timur yang pertama di Ternate 2019, Wilayah Barat di Bengkulu 2019, dan Wilayah Tengah dan Wilayah Timur yang kedua di Bogor 2019.
Pra PON menghasilkan petinju yang memiliki jam terbang level nasional dan internasional. Nama terkenal setidaknya terdapat Kornelis Kwangu Lagu (Bali) pemenang medali emas SEA Games 2015 Singapura dan Mario Kali (Nusa Tenggara Timur) pemenang medali emas Piala Presiden 2015 Palembang.
Kornelis dan Mario memiliki catatan pertandingan internasional yang panjang, termasuk Asian Games 2018 Jakarta.
Hasil Pra PON Ternate mengantar Valentivo Metia (DKI Jakarta) sebagai juara, setelah Kornelis Kwang Langu mengundurkan diri di pertandingan semifinal.
Hasil Pra PON Bengkulu mengantar petinju kawakan Yusak Bien (Jambi), sebagai juara, setelah dalam final mengalahkan Robby Hariyanto Pasaribu (Riau).
Hasil Pra PON Bogor mengantar petinju kidal Mario Kali sebagai juara. Dalam final yang tidak berimbang, Mario mengalahkan pendatang baru Mohamad Bakir (Gorontalo).
Mereka yang tidak juara di Pra PON, bukan berarti peluang untuk merebut medali emas PON XX/2021 Papua sudah habis. Tergantung disiplin latihan dan kepatuhan kepada pelatih. Kesiapan fisik dan mental bertanding menjadi kunci penting. Segalanya dapat berubah. Tinju selalu menghasilkan kejutan.
KELAS TERBANG RINGAN PUTRA PON PAPUA
1. Fernando Sabru (Papua), tidak mengikuti Pra PON.
2. Valentino Metia (DKI Jakarta), merebut medali emas Pra PON Ternate 2019.
3. Candro Nyong (Maluku Utara), merebut medali perak Pra PON Ternate 2019.
4. Budi Gunawan (Kalimantan Timur), merebut medali perunggu Pra PON Ternate 2019.
5. Kornelis Kwangu Langu (Bali), merebut medali perunggu Pra PON Ternate 2019. Kornelis menolak pertandingan semifinal karena memenuhi panggilan pelatnas.
6. Yusak Bien (Jambi), merebut medali emas Pra PON Bengkulu.
7. Robby Hariyanto Pasaribu (Riau), merebut medali perak Pra PON Bengkulu.
8. Mario Kali (Nusa Tenggara Timur), merebut medali emas Pra PON Bogor 2019.
9. Mohamad Bakir (Gorontalo), merebut medali perak Pra PON Bogor 2019.
KELAS TERBANG RINGAN PUTRI PON PAPUA
1. Hana Kendy (Papua), tidak mengikuti Pra PON.
2. Sandu Calvin (Nusa Tenggara Timur), merebut medali emas Pra PON Ternate 2019.
3. Ririn Saraha (Jawa Barat), merebut medali perak Pra PON Ternate 2019.
4. Hanun Azmi (Kalimantan Selatan), merebut medali perunggu Pra PON Ternate 2019.
5. Endang (Nusa Tenggara Barat), merebut medali perunggu Pra PON Ternate 2019. Endang mengundurkan diri di pertandingan semifinal karena harus memenuhi panggilan pelatnas.
6. Nabila Maharani (Lampung), merebut medali emas Pra PON Bengkulu 2019.
7. Sindy Marsela (Bengkulu), merebut medali perak Pra PON Bengkulu 2019.
8. Merlin Tomatala (Papua Barat), merebut medali emas Pra PON Bogor 2019.
9. Salsa Amoragam (Maluku Utara), merebut medali perak Pra PON Bogor 2019.
Di kelas 48 putri, ada dua wajah lama yang membuat persaingan ketat pada PON XIX/2016 Jawa Barat. Mereka adalah: Endang (Nusa Tenggara Barat) merebut medali emas dan Merlin Tomatala (Papua Barat) merebut medali perunggu. Angelina Niis (Nusa Tenggara Timur), yang merebut medali perak, pindah ke kelas pin 45 kilogram. Sedangkan, Apriliani Tombeg (Daerah Khusus Ibukota Jakarta), yang merebut medali perunggu, sudah kembali ke Sulawesi Utara kemudian mengantungkan sarung tinju karena frustasi.
PON XX/Papua akan menghasilkan perubahan besar. Hasil Pra PON bakal bergeser, mengingat Pra PON sudah lewat dua tahun.
PON XX seharusnya berlangsung Oktober 2020. PON tunda setahun akibat pandemic COVID-19.