Rondeaktual.com
Alberth Logo, 41 tahun, bertemu Rondeaktual.com di pinggir ring cabor tinju PON XX Papua, Senin, 27 September 2021.
Alberth terlihat besar seperti petinju kelas berat super. Alberth adalah mantan petinju pelatnas dan peraih medali perak kelas berat ringan PON XVII/2008 Kalimantan Timur.
“Medali perak PON (Kaltim) mengantar saya sebagai PNS. Dalam final, saya kalah lawan Willem Papilaya (DKI). Medali perak PON adalah pertandingan terakhir dan saya fokus kerja. Saya sekarang sebagai pengawas gedung olahraga,” kata mantan petinju Papua, Alberth Logo, yang juga dipercaya sebagai panitia cabor tinju PON Papua.
Selain medali perak kelas berat ringan 81 kilogram PON Kaltim, lelaki hobi makan pinang ini peraih medali perak kelas berat ringan Sarung Tinju Emas (STE) Tomohon 2009 dan peraih medali perak STE Makassar 2010.
“Saya kalah di final melawan yang tentara itu (Alex Tatontos, Sulawesi Selatan). Di Tomohon dan di Makassar saya kalah sama dia. Seharusnya main kelas berat tp panitia membatasi sampai kelas berat ringan. Setengah mati rasanya karena harus turunkan berat. Kalau tidak turunkan berat, saya tidak jadi main.”
Selain kelas berat ringan, Albert Logo juga bertanding di kelas berat. “Saya juara kelas berat nasional di Sukabumi, Jawa Barat (halaman Hotel Agusta, Pelabuhanratu, Desember 2006. Di final, saya mengalahkan Suheimi (Sumatera Utara). Saya empat kali bertanding melawan Suheimi. Dia sekali mengalahkan saya,” Alberth Logo menjelaskan.
Lelaki bertubuh besar ini sekarang aktif sebagai pelatih PPLP Papua. “Kemarin saya bawa petinju ada yang merebut medali emas. Artinya bakat tinju di tanah Papua masih cukup. Tinggal sekarang bagaimana membina mereka setelah lepas PPLP. Saya berharap Pertina mau meneruskan.” (finon)