Rondeaktual.com
Kelas berat ringan, 81 kilogram, termasuk salah satu kelas yang kurang popular dalam olahraga tinju. Tetapi, kelas ini sudah lama hadir dan tercatat sebagai salah satu kelas paling tua.
Pada PON XIX/2016 Jawa Barat, kelas berat menghasilkan juara sebagai berikut:
Medali emas: Joshua Manullang (Jawa Barat).
Medali perak: David Isikiwar (Maluku).
Medali perunggu: Taufan Paransa (Papua).
Medali perunggu: Yudi Chandra (Sumatera Barat).
Pada PON XX/2021 Papua, sang juara Joshua Manullang pindah status ke Papua. Dia keluar dari kelas berat ringan dan akan bersaing di kelas menengah.
David Isikiwar (perak) dan Yudhi Chandra (perunggu) absen ke Papua. Tinggal Taufan Paransa yang bertahan di kelas berat ringan.
Bertanding sebagai tuan rumah. lumrah saja jika semua dukungan penonton (mungkin dibatasi hanya 25% dari kapasitas gedung) akan tumpah untuk Taufan Paransa.
Dukungan penonton adalah salah satu keuntungan petinju tuan rumah. Tetapi, tidak ada kekentuan bahwa seorang petinju tuan rumah harus dimenangkan.
PON Jawa Barat mungkin PON yang paling menguntung bagi petinju tuan rumah. Dari 16 kelas yang dipertandingkan (6 putri dan 10 putra), Jawa Barat merebut medali emas-perak-perunggu 6-1-5. Hanya empat petinju Jawa Barat yang gagal medali.
KELAS BERAT RINGAN PON PAPUA
1. Bram Betaubun (Jawa Barat), lolos PON melalui Pra PON di Ternate 2019, merebut medali perunggu. Bram mengundurkan diri di pertandingan semifinal karena harus memenuhi panggilan pelatnas.
2. Taufan Paransa (Papua), tidak mengikuti Pra PON. Taufan adalah pemegang medali perunggu kelas berat ringan PON XIX/2016 Jawa Barat.
3. Kristianus Nong Sedo (Jawa Timur), pemegang medali perunggu Pra PON di Ternate 2019.
4. Toar Sompotan (Sulawesi Utara), pemegang medali emas Pra PON di Ternate 2019.
5. Daniel Pasaribu (Sumatera Utara), pemegang medaliemas Pra PON di Bengkulu 2019.
6. Felix Mirino (Papua Barat), pemegang medali emas Pra PON di Bogor 2019.
7. Syarif Hidayadullah (Kalimantan Selatan), pemegang medali perak Pra PON di Ternate 2019.
8. Rido Butarbutar (Kepulauan Riau), pemegang medali perak Pra PON di Bengkulu 2019.
9. Rahman Manurung (Kalimantan Timur), merebut medali perak Pra PON terakhir di Bogor 2019.
Dari sembilan kelas berat ringan (jika tidak ada yang mengundurkan diri), Bram Betaubun paling berpeluang untuk memenangkan medali emas kelas berat ringan PON XX/2021 Papua.
Bram awalnya adalahnya petinju kelas menengah dari Maluku. Ia pindah ke Jawa Barat dan berkompetisi di kelas berat ringan. Bram pernah menjadi tim pelatnas selama beberapa tahun. Ia bertanding di SEA Games dan Asian Games.
Belum ada petinju kelas berat ringan Indonesia yang bisa mengimbangi kecepatan dan kekuatan tangan Bram Betaubun. Apalagi kelas berat ringan sekarang hampir 70% adalah petinju yang sudah termakan usia. Sudah pas-pasan.
Pada seleksi nasional untuk mencari petinju Pelatnas SEA Games Hanoi 2021 (tunda tahun depan), Bram tidak bisa ikut setelah dipulangkan karena salah satu tim Jawa Barat diduga terpapar COVID-19.
Akhirnya seleksi yang berlangsung di Dirgantara Mabes TNI-AU, diikuti Toar Sompotan (Sulawesi Utara) dan Rido Butarbutar (Kepulauan Riau).
Pada seleksi terakhir di GOR Tebet, Jakarta Timur, 17 Juni 2021, Bram yang datang dari belakang untuk memenangkan pertandingan yang paling menentukan agar bisa masuk tim pelatas SEA Games, dengan kemenangan atas Rido Butarbutar.
Kekuatan kelas berat ringan PON XX/2021 Papua tidak hanya di tangan Bram Betaubun. Ada delapan petinju lainnya yang juga memiliki kesempatan untuk memperoleh medali emas. Banyak veteran yang ingin membuat sejarah kemenangan di ujung karirnya.
Para veteran tinju itu antara lain; Toar Sompotan (Sulawesi Utara), Daniel Pasaribu (Sumatera Utara), Rahman Manurung (Kalimintan Timur), Kristianus Nong Sedo (Jawa Timur), Syarif Hidayatullah (Kalimantan Selatan), Taufan Paransa (Papua).
Petinju yang namanya jarang disebut dalam kelas berat ringan adalah Felix Mirino (Papua Barat), yang merupakan juara Pra PON di Bogor. Dari kepulauan Riau ada Rido Butarbutar, pemegang medali perak Pra PON di Bengkulu 2019.
Sambil menunggu pertandingan, tetap menjaga berat badan dan mematuhi semua protocol kesehatan yang ketat. Bersama masker itu sangat penting dan selalu menjaga jarak.