Rondeaktual.com
Kelas berat adalah petinju yang berat badannya 91 kilogram. Kelas berat hanya berlaku bagi tinju putra.
Tinju amatir kelas berat selalu dianggap kurang menarik karena lebih banyak memperlihatkan tontonan memukul kemudian merangkul.
Sekarang petinju yang memukul kemudian merangkul tidak akan mendapat nilai. Aturan ini berlaku sama untuk semua kelas yang dipertandingkan dalam PON XX/2021 Papua. PON menandingkan 17 kelas (7 putri dan 10 putra).
Tetapi aturan itu –memukul kemudian merangkul tidak mendapat nilai—belum sepenuhnya sampai ke atlet yang akan bertanding. Banyak petinju yang belum tahu tentang aturan tinju karena kurangnya sosialisasi. Aturan tinju amatir selalu berubah. Kelas tidak lagi memakai kelas yang dipertandingkan di PON Papua. Kelas baru akan diberlakukan per 1 November 2021.
Kelas berat PON Papua akan diikuti delapan petinju. Tujuh merupakan hasil Pra PON Wilayah Tengah dan Wilayah Timur dua kali dan Wilayah Barat. Petinju tuan rumah otomatis tidak mengikuti babak kualifikasi.
Pertadingan kelas berat PON Papua bisa menjadi lain dari pertandingan kelas berat PON sebelumnya. Tontonan rangkul-rangkulan akan berkurang karena di sana setidaknya ada dua petinju yang suka menyerang dan tidak suka clinch.
Kedua petinju adalah Hasmar Lubis (DKI Jakarta) dan Sandiyarto Peroza (Kepulauan Riau). Hasmar adalah peraih medali perak Pra PON di Ternate dan Sandiyarto peraih medali emas Pra PON di Bengkulu.
Hasmar dan Sandiyarto menjadi calon bintang kelas berat mendatang. Datang dari wilayah yang berbeda (Hasmar dari Wilayah Tengah dan Wilayah Timur dan Sandiyarto dari Wilayah Barat). Kedua petinju sudah saling mengalahkan dalam seleksi mencari petinju Pelatnas SEA Games Hanoi 2021. SEA Games akhirnya diputuskan tunda akibat COVID-19.
Pada seleksi nasional di Dirgantara, Mabes TNI-AU, 27 Maret 2021, Sandiyarto mengalahkan Hasmar Lubis.
Pertandingan kelas berat menjadi hidup dan enak dilihat. Sandiyarto dengan jab-straight yang baik dan bagus dilepaksan dari jarak tanggung, telah mengantarnya sebagai pemenang.
Namun tinju selalu berubah. Siapa yang patuh dan taat disiplin, maka dialah yang di atas. Hasmar Lubis yang kalah membuat perubahan besar dan memenangkan pertandingan ulang melawan Sandiyarto di GOR Tebet, 17 Juni 2021.
Pada pertandingan ulang dalam seleksi terakhir, Hasmar masuk dan memukul sepanjang saat membuat jab-straight Sandiyarto mati. Hasmar memiliki stamina prima dan jika bisa dipertahankan dalam pertandingan berikutnya, maka jalan menuju medali emas PON Papua sangat terbuka.
Berdasarkan hasil seleksi terakhir Pelatnas SEA Games Hanoi di Jakarta, kekuatan kelas berat sekarang menjadi milik Hasmar Lubis dan Sandiyarto Peroza. Jika hasil undian memisahkan mereka, maka diperkirakan final PON Papua akan mempertemukan dua prajurit TNI; Hasmar Lubis dan Sandiyarto Peroza.
Tantangan besar akan datang dari Haris Mongga (Sulawesi Selatan), yang merupakan pemegang medali emas Pra PON di Ternate. Dalam final, Haris Mongga mengalahkan Hasmar Lubis.
Petinju tuan rumah Erico Amanupuyo akan menjadi salah satu kandidat juara. Erico tidak mengikuti pertandingan Pra PON sehingga belum teruji. Namun dalam penampilannya di kelas berat, petinju kidal yang semula membawa nama daerah Sulawesi Selatan, berhasil merebut medali emas Kejurnas Bandar Lampung 2018. Dalam final, Erico mampu mengalahkan petinju yang jauh lebih muda; Brandon Haurissa (Jawa Barat).
Hati-hati dengan Nasarudin (Nusa Tenggara Barat). Meski sudah dimakan usia dan ini merupakan PON terakhirnya, namun pukulan one-two (jab-straight) Nasarudin masih berbahaya. Nasarudin adalah pemegang medali emas PON XIX/2016 Jawa Barat. Itu merupakan emas pertama dari cabor tinju untuk Nusa Tenggara Barat.
8 PESERTA KELAS BERAT PON XX/2021 PAPUA
1. Hasmar Lubis (DKI Jakarta), peraih medali perak Pra PON Ternate. Hasmar adalah peraih medali perunggu kelas berat PON XIX/2016 Jawa Barat.
2. Sandiyarto Feroza (Kepulauan Riau), peraih medali emas Pra PON di Bengkulu. Sandiyarto adalah pemenang medali emas kelas welter PON XIX/2016 Jawa Barat.
3. Nasrudin (Nusa Tenggara Barat), peraih medali emas Pra PON terakhir di Bogor. Nasarudin adalah pemegang medali emas kelas berat PON XIX/2016 Jawa Barat. Nasarudin memenangkan emasnya setelah dalam final mengalahkan andalan dari Riau, Muhamamd Yunus Pane.
4. Erico Amanupunyo (Papua), tidak ikut pertandingan Pra PON.
5. Haris Mongga (Sulawesi Selatan), peraih medali emas Pra PON di Ternate.
6. Willis Riripoy (Jawa Tengah), peraih medali perunggu Pra PON di Ternate.
7. Renfry Beruatwarin (Bengkulu), peraih medali perak Pra PON di Bengkulu.
8. Bahmid Rumkel (Kalimantan Utara), peraih medali perak Pra PON di Bogor.
Kelas berat PON Papua seharusnya sembilan petinju. Sayang jika akhirnya peraih medali perunggu Pra PON di Ternate, Marzuki Panggabean (Banten) tidak diberangkatkan. Menurut Sekretaris Pertina Banten, Warta Ginting, Marzuki tidak ikut PON karena ditolak KONI Banten, yang memprioritaskan dua besar babak kualifikasi setiap cabor.