Rondeaktual.com
Seorang penonton melempar botol minuman mineral ke arah ring, sebagai bentuk ketidakpuasan atas kekalahan Merlin Tomatala (Papua Barat) dari petinju tuan rumah Hana Kendi (Papua), kelas 45 putri. Berlangsung tiga ronde kali tiga menit di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, Selasa, 5 Oktober 2021, sore.
Kemenangan Hana Kendi mengundang kemarahan penonton dan pelatih Papua Barat. Melakukan protes keras atas putusan hakim 3-2 untuk petinju tuan rumah.
Dianggap melawan, panitia segera memerintahkan dikeluarkan dari dalam gedung dan tidak berhasil.
Suasana panas ketika kubu Papua Barat mendekati pagar besi yang dijaga ketat pihak keamanan. Tidak boleh ada orang masuk. Sekitar ring harus steril.
Legenda tinju kelas berat Lodewijk Akwan (Papua Barat) berdiri di sana. “Saya di sini mengamankan mereka,” katanya. Lodewijk tetap tenang dan tidak mau memanfaatkan situasi marah. Lodewijk bahkan mengalah pergi menjauh ketika tubuhnya yang tinggi besar didorong-dorong. Sang legenda menginginkan suasana kondusif.
Ketika suasana makin panas, Ketua Umum PP Pertina Komaruddin Simanjuntak naik ke atas ring.
“Saya Ketua Umum PP Pertina, saya minta semua diam. Diam. Diam. Diam.”
Penonton yang marah mulai diam. Dengan cepat suasa dalam gedung dapat dikendalikan.
“Tadi saya melihat ada lemparan botol air. Itu saya tidak suka. Ini olahraga,” kata Komaruddin Simanjuntak, mantan Pangdam Udayana.
Sejumlah legenda tinju Papua menyayangkan terjadinya kegaduhan.
“Ini baru hari pertama,” kata mantan juara SEA Games 1987, southpaw Sonny Arwam. “Jangan terulang lagi. Saya sedih dengan kejadian ini.”
Legenda tinju Papua lainnya, Seppy Karubaba meminta wasit/hakim bisa bertindak jujur. “Jangan kotori PON Papua dengan keputusan curang. Kami sangat menyesal atas putusan tadi.”
Ketuka berita ini dimuat, masih menyisahkan tujuh partai lagi. (finon)