Rondeaktual.com
Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara masih tiga tahun lagi. Masih panjang.
“Kita (Pengprov Pertina DKI Jakarta) akan siapkan atlet dari awal. PON mendatang tinggal tiga tahun lagi. Kita ingin mendatangkan pelatih asing dari Kuba atau dari Uzbekistan. Kita berharap support besar dari KONI DKI Jakarta. Sebab untuk mendatangkan pelatih asing bukan uang sedikit,” kata Ketua Pengprov Pertina DKI Jakarta, Hengky Silatang, SH, Minggu, 17 Oktober 2021.
Seperti diketahui, Tim PON DKI di bawah trio pelatih –Hugo Gosseling, Bayu Anggoro, Fadly Siregar—sukses mendulang dua medali emas dan satu medali perak dari cabor tinju PON XX/2021 Papua. Pada PON XIX/2016 di GOR Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, DKI hanya merebut satu medali emas melalui Diandra Pieter kelas bantam 54 kilogram.
Di Papua, dua medali emas DKI datang dari tangan Novita Sinadia (kelas bantam 54 kilogram) dan Matius Mandingan (kelas ringan 60 kilogram). Ini merupakan emas PON pertama bagi Novita Sinadia. Sedangkan bagi Matius, ini merupakan emas kedua setelah emas pertama PON XVIII/2012 GOR Tengku Pangeran, Pelalawan, Riau. Pada PON XIX/2016 di GOR Pelabuhanratu Jawa Barat yang dibanjiri “angka-angka setan”, Matius merebut medali perunggu, setelah dalam semifinal kalah melawan petinju tuan rumah Jawa Barat, Gresty Alfons.
Selain dua medali emas PON Papua, DKI merebut medali perak melalui Aldoms Suguro, kelas terbang 52 kilogram. Dalam final yang seru di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, Rabu, 13 Oktober 2021, Aldoms kembali kalah di tangan fighter asli asal Riau, Ingatan Ilahi.
“Itu (dua medali emas dan satu perak) harus kita syukuri. Awalnya kita tertatih-tatih, menyusul kekalahan tiga petinju pelatnas (Retno Devi Sari kelas bulu, Gil Mandagie kelas bantam yang menghebohkan dunia, dan Hasmar Lubis (kelas berat). Tetapi dengan tim yang solid dan evaluasi, kita bisa mengatasi masalah. Hasilnya sesuai dengan target dua medali emas tercapai,” kata Hengky Silatang, yang sempat emosional saat menyambut emas yang dipersembahkan Matius Mandiangan, setelah mengalahkan Walmer Pasiale (Jawa Barat).
Setelah PON Papua, kata Hengky Silatang, akan diadakan evaluasi mulai dari yang kalah dan yang menyumbang medali.
“Pasti ada perubahan dan yang paling distabilo DKI akan memakai pelath asing. Tiga pelatih yang ada tetap dipertahankan. Pelatih asing akan bertindak sebagai pelatih kepala.”
Hengky Silatang meneruskan, setiap petinju DKI selalu dididik bila menang, terimalah dengan rendah hati dan jika kalah terimalah dengan jiwa besar. “Tetapi, mungkin dia mempunyai kebiasaan yang kurang mengerti apa yang sudah diberikan pelatih. Makanya dengan evaluasi, DKI akan mengambil pelatih asing dan itu sangat perlu,” ujar Hengky Silatang. (finon)