Rondeaktual.com
Dua tahun yang lalu, Wono Roya yang berusia 48 tahun, gagal mencetak rekor juara Indonesia tertua. Dua jam sebelum pertandingan di lapangan terbuka di Pacitan, Jawa Timur, Inspektur Pertandingan membatalkan seluruh partai. Keuangan memburuk.
Sekarang, di usia 50, Wono kelahiran 10 Desember 1971, gagal mencetak rekor petinju tertua Indonesia.
“Semua berantakan,” kata Wono Roya, yang setiap hari kerja malam sebagai satuan pengamanan (satpam) di Pemda Pacitan, Jawa Timur. “Saya seharusnya naik ring pada 8 Januari 2021, di saat saya sudah berusia 50 tahun. Itu akan menjadi rekor petinju tertua yang naik ring di Indonesia. Persiapan sudah oke. Badan sampai kering dan siap bertanding di kelas terbang. Meskinya bisa cetak sejarah petinju tertua Indonesia. Tapi semuanya berantakan. Gagal naik ring,” kata Wono Roya. Dia bilang dibatalkan karena umur.
Wono Roya adalah petinju kelas terbang mini era tinju siaran langsung yang terkenal dengan Sabuk Emas RCTI maupun Gelar Tinju Profesional Indosiar. Ia berlatih di Extra Joss Boxing Camp Jakarta.
Setelah menggantungkan sarung tinju, Wono Roya pulang ke kampung halamannya, Pacitan, Jawa Timur.
Sebagai seorang ayah, Wono Roya sangat bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Batal naik ring, ia tetap bahagia.
“Alhamdulillah, dua buah hatiku sudah besar. Sehat dan pinter,” hiburnya.
Wono Roya menjelaskan, putri pertamanya, Amelia Royani semester 5 di UNEJ Jember jurusan PGSD. Sekarang sedang KKN di SD Pacitan.
“Mohon doanya. Semoga cepat selesai dan bisa mengajar. Sedangkan adiknya, yang kecil Ertina Roya Ningrum sudah masuk SMP 1 Favorit di Pacitan.” (finon / foto: istimewa)