Rondeaktual.com
Penyelenggaraan pertandingan tinju profesional di Jakarta dan Kebumen telah mencoreng citra tinju Tanah Air. Promotor melanggar janji karena tidak bisa membayar honor petinju tepat waktu. Dianggap berbohong kemudian dicap sebagai promotor abal-abal.
Sementara, Inspektur Pertandingan (IP) dari badan tinju yang menjadi pengawas, seharusnya melarang ketika sudah mengetahui bahwa promotor belum melunasi honor petinju. IP adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pertandingan tinju.
Salah satu dari dua kasus petinju tidak dibayar, terjadi dalam Big Fight Kebumen, yang sudah terjadi di Lapangan Rowokole, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu, 8 Januari 2022.
Promotor Ragil Sagiyo dari Cilandak, Jakarta Selatan, telah membayar honor delapan petinju yang bertanding untuk empat partai; Sabuk Emas Bupati Kebumen, Sabuk Emas Ketua DPRD Kebumen, Sabuk Emas Dandim Kebumen, dan Sabuk Emas Kapolres Kebumen.
Menjelang pertandingan dan untuk alasan COVID-19, promotor harus membatalkan tujuh partai. Sebanyak 14 petinju yang tidak bertanding menuntut pembayaran penuh.
Karena tidak pegang uang, promotor menyerah kemudian dipaksa untuk mengeluarkan surat pernyataan, yang isinya akan melunasi honor petinju dua minggu sejak dibatalkannya pertandingan pada Sabtu, 8 Januari 2022.
Hanya dalam hitungan jam, kasus tinju Kebumen yang dianggap merugikan petinju, langsung diangkat ke media sosial. Dicap promotor abal-abal dan dianggap telah melukai citra tinju pro Tanah Air.
Dua minggu setelah batas dead line habis –22 Januari 2022—belum ada pelunasan, akhirnya Subur Yanto berangkat ke Kebumen dan bertemu Bupati dan Wakil Bupati. Setelah menerima uang Rp 20 juta dari Bupati H. Arif Sugiyanto, SH, Subur kembali ke Bandung.
“Saya baru saja sampai rumah,” kata Subur Yanto di Bandung, ketika Rondeaktual.com menghubungi nomor selulernya, Kamis, 27 Januari 2022, malam.
Subur Yanto, yang selama ini dikenal sebagai pelatih tinju Kodam III/Siliwangi Bandung, mendapat Surat Kuasa untuk mengurus pembayaran uang tanding petinju.
“Saya dipercaya, mungkin karena dianggap lebih tua dan mampu. Setelah mendapat Surat Kuasa, saya berangkat menuju Kebumen. Empat hari saya di hotel sampai akhirnya bertemu Bupati. Setelah bertemu Pak Bupati, saya konfirmasi soal janji bahwa promotor menuggu uang dari Pemda Kebumen. Pak Bupati bilang tidak ada uang dari Pemda dan tidak ada anggaran dan tidak ada perjanjian. Karena rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Pak Bupati membantu 20 juta. Pak Bupati suruh saya agar bisa mengatur dengan baik untuk membayar 14 petinju nominal 39 juta.”
Uang Rp 20 juta, menurut Subur Yanto, akan disampaikan kepada petinju dengan cara tidak rata. “Siapa yang sudah terima ongkos dan siapa yang belum terima, nanti akan dicatat. Semua uang yang 20 juta akan saya transfer ke rekening masing-masing petinju dan akan saya kirim bukti transfer ke Pak Bupati Kebumen. Ini masalah uang, harus terbuka. Tidak ada yang ditutup-tutupi.”
Subur Yanto menjelaksan, dalam pertemuan hadir Bupati H. Arif Sugiyanto, S.H dan Wakil Bupati Hj. Ristawati Purwaningsih,
Selama pertemuan, Subur Yanto mengadakan percakapan langsung melalaui video call dengan petinju Arief Blader, petinju Hendy Luis, dan pelatih Syamsul Temanggung.
Setelah Subur Yanto berhasil bertemu dengan Bupati Kebumen dan membawa pulang uang Rp 20 juta, Rondeaktual.com bicara begini: “Anda menjadi seorang pahlawan?”
“Tidak. Saya tidak merasa pahlawan. Saya hanya merasa kasihan dengan nasib petinju yang haknya tidak diselesaikan promotor. Sejak aktif di tinju tahun 1985, baru sekali ini paling parah. Bukan satu-dua petinju, tetapi empat belas petinju.” Subur mengaku masih sedang berduka hingga sekarang.
Rondeaktual.com kembali bicara begini: “Anda telah menyelamatkan mereka.”
“Bukan,” sanggah Subur Yanto. “Saya bukan penyelamat. Mereka meminta saya untuk mengurus uang bertanding yang dibatalkan itu. Promotor janji 22 Januari. Tidak selesai, makanya saya pergi ke Kebumen. Empat hari saya di sana dan itu bukan waktu yang sebentar. Saya dianggap bisa dekat dengan siapa saja. Saya bisa masuk ke mana saja, makanya mereka percayakan kepada saya dan saya jalankan. Ini pekerjaan mulia.”
Bagaimana tanggapan promotor Ragil Sagiyo?
Ikuti tulisan Kasus Tinju Kebumen: Promotor Ragil Sagiyo: Saya Bukan Penjahat. (finon / foto: istimewa)