Rondeaktual.com
Promotor Kebumen Big Fight, Ragil Sagiyo bersedia menerima telepon Rondeaktual.com, Kamis, 27 Januari 2022, malam.
Promotor yang akrab disapa Gio itu, sangat terpukul setelah mengetahui ada pihak lain yang pergi menghadap Bupati Kebumen untuk mengurus bayaran petinju, tanpa sepengetahuannya.
“Saya promotor pertandingan di Kebumen (berlangsung Sabtu, 8 Januari 2022). Orang itu tidak pernah bicara dengan saya. Saya dengar dari orang saya, dia pergi ke Kebumen,” kata Gio, mantan Sekretaris Extra Joss Boxing Camp Jakarta.
Orang yang dimaksud Gio adalah Subur Yanto, yang mengaku mendatap Surat Kuasa untuk mengurus bayaran 14 petinju yang dianggap terkatung-katung dan telah merusak citra tinju pro Tanah Air.
Kasus petinju tidak dibayar terulang kembali. Inspektur Pertandingan yang ada di Indonesia diharapkan bisa serius menjalankan rules and regulations. Promotor yang tidak melunasi bayaran petinju, harus dihentikan. Pertandingan tidak boleh diteruskan.
Sejak pertandingan Sabtu, 8 Januari 2022, selesai, sejumlah berita tentang petinju tidak dibayar langsung beredar luas di media sosial.
Bagaimana sebenarnya Kasus Tinju Kebumen? Berikut pernyataan promotor Ragil Sagiyo.
“Saya menjalankan Big Fight Kebumen untuk tujuan menyemangati kota kelahiran saya, Kebumen. Saya sangat berharap ada bantuan dari Pemda. Modal saya tidak sampai seratus juta. Saya harus bayar ring dari Bulungan (diurus oleh pelatih Little Holmes). Saya bikin brosur, spanduk, dan baliho. Angkanya mencapai 34 juta. Semua pakai uang saya.”
“Terus terang, saya terima uang dari Bank Jateng 15 juta. Pengusaha Kebumen H. Ayub 10 juta. Ketua DPRD 2 juta. Dandim 1 juta. Uang dari hasil parkir dan hasil jual tiket masuk tidak pernah saya terima. Tiket masuk dijual Rp 15 ribu per lembar dan uangnya tidak pernah saya lihat.”
“Setelah pertandingan selesai, saya disuruh bayar honor 14 petinju yang batal bertanding. Semua petinju yang bertanding sudah saya bayar.”
“Pada dini hari saya disuruh bikin surat perjanjian harus bayar dua minggu kemudian. Tidak betul saya sampai disandera. Saya tidak menipu. Itu semua petinju Jawa Tengah, yang sangat saya kenal. Sejak surat perjanjian saya tandatangani, sebagian petinju sudah saya bayar dengan cara cicil. Tidak nol putul. Tidak kosong-kosong amatlah. Itu pakai uang dari gaji saya, karena saya kerja dan mendapat gaji.”
“Saya modal sendiri, 88 juta. Saya sampai jual mobil sedan. Niat baik saya ada. Honor petinju harus saya lunasi dari uang gaji saya. Uang keringat sendiri. Saya tidak menipu. Saya bukan penjahat. Sekarang saya dengar ada orang yang menyelonong tanpa izin. Saya ini promotornya. Saya yang bayar baliho sampai 34 juta dan bayar lain. Tidak ada dalam pikiran saya untung-rugi. Target saya melunasi yang belum bayar. Saya akan lakukan sampai lunas dengan kebaikan.” (finon/ foto: istimewa)