Rondeaktual.com
Mantan petinju kelas terbang dari Sasana Sunda Kelapa Jakarta, Anden Mukaly telah meninggal dunia di Cirebon, Jumat, 4 Februari 2022.
Anden Mukaly meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya sejak lima tahun yang lalu. Anden di hari-hari terakhirnya hanya bisa berbaring di tempat tidur dengan kondisi menyedihkan. Tubuhnya yg dulu kekar seakan hilang separoh. Kurus sekali.
Anden Mukaly lebih dikenal sebagai pelatih tinju daripada seorang petinju profesional. Karir tinjunya di Sunda Kelapa Jakarta dimulai pada tahun 1980, bersama pelatih Marthen Walewangko. Tidak lama bertinju karena di tahun itu tinju pro belum berkembang. Tinju untuk partai pemula 4 ronde masih dibayar Rp 15.000 dan itu yang pernah dirasakan Anden Mukaly.
Tinju pro Indonesia mulai bangkit pada tahun 1985, setelah Ellyas Pical merebut gelar juara tinju dunia kelas bantam yunior IBF dengan memukul KO ronde 8 juara asal Korea Selatan, Ju do Chun di Istora Senayan, Jakarta, Jumat, 3 Mei 1985.
Ketika tinju pro Indonesia mulai naik daun, Anden Mukaly sudah memilih jalan lain sebagai pelatih. Anden Mukaly tidak pernah menikmati manisnya bayaran tinju pro.
Keluar dari tinju pro di Ibu Kota Metropolitan, Anden Mukaly kembali ke kota asalnya.
“Saya memang asli Cirebon. Waktu itu saya sudah main tinju amatir. Supaya bisa masuk tinju profesional, saya ikut Sunda Kelapa Boxing Camp. Pelatih saya Bung Marthen (Walewangko). Saya tidak lama di Jakarta. Saya memilih kembali dan tidak lama saya terjun sebagai pelatih. Selama pelatih saya tidak ke mana-mana. Saya tetap di Cirebon,” kata Anden Mukaly di masa hidupnya.
Tidak gambang bertahan hidup sebagai pelatih. Anden Mukaly harus pontang panting untuk mendapatkan dukungan dari kota kelahirannya sendiri, Cirebon.
Anden Mukaly jalan sendiri. Memenuhi panggilan sebagai pelatih dilakukannya selama bertahun-tahun sampai akhirnya melahirkan Boy Tanto sebagai juara Indonesia.
Banyak petinju Cirebon yang berhasil menjadi petinju profesional dan bertanding di era Gelar Tinju Profesional Indosiar maupun tinju era Round to Round Fight TVRI. Boy Tanto satu-satunya murid paling setia, murid paling lama yang dibina sejak kecil, dan satu-satunya murid paling berprestasi. Boy Tanto sudah bertanding sampai ke luar negeri.
Banyak orang yang telah memberikan hidupnya untuk tinju. Tetapi Anden Mukaly satu-satunya yang memberikan hati dan pikirannya secara total untuk tinju Cirebon.
Selamat jalan Coach Anden Mukaly, legenda tinju dari Cirebon. Engkau telah pergi untuk selama-lamanya meninggalkan begitu banyak kenangan. Karya besarmu untuk tinju tak akan lekang oleh waktu. (Finon Manullang)