Rondeaktual.com
Sangat sedih mendengar bahwa Komisi Tinju Jepang (Japan Boxing Commission, JBC) mengalami kebangkrutan virtual dan memutuskan untuk dilikuidasi pada hari Kamis di Tokyo, Jepang.
Ini bukan April Mop. Ryohei Nagata, Ketua Dewan Direksi JBC, mengatakan, “Administrasi JBC akan tetap berjalan meski dalam proses likuidasi tanpa mengganggu aktivitas tinju Jepang. Hal ini disebabkan oleh pendapatan JBC yang menurun pada tahun 2020 dan 2021 karena penurunan pertandingan tinju, yang terutama disebabkan oleh pandemi virus corona sejak awal tahun 2020.”
Tembakan paling mematikan langsung mengenai JBC, ketika keluarga petinju Kameda menang melawan JBC di pengadilan. JBC dihukum harus membayar kompensasi 100.000.000 Yen (sekitar Rp 11. 666.662) untuk Kameda bersaudara, Februari tahun ini.
JBC telah mengalami saldo tinta merah sebesar 30.000.000 Yen (sekitar 250.000 USD) untuk tahun 2020, 26.000.000 Yen (217.000 USD) untuk tahun 2021 dan 50.000.000 Yen (417.000 USD) untuk tahun ini. JBC-lah yang terus kalah dalam serangkaian tuntutan hukum dan diperintahkan oleh pengadilan untuk membayar denda kepada para penggugat.
Nagata menjelaskan JBC akan memulai rekonstruksi dengan meminta dukungan keuangan dari beberapa perusahaan berpengaruh meskipun rekening JBC telah dilampirkan oleh pengacara Kameda. Dia berkata, “Kami akan dengan setia mematuhi perintah pengadilan.”
JBC didirikan pada April 1952 tepat sebelum juara dunia pertama asal Jepang, Yoshio Shirai melakukan pukulan ambisius dunia di Dado Marino dari Hawaii di Stadion Bisbol Korakuen pada 19 Mei tahun itu. JBC di bawah namanya telah menutup sejarah panjang 70 tahun sebagai badan pengatur, tetapi akan ada organisasi domestik alternatif baru untuk mengatur dan mengawasi kegiatan tinju dengan baik. Semua dewan direksi telah mengundurkan diri. (finon / fightnews.com)
[youtube-feed]