Rondeaktual.com
Mantan juara Indonesia kelas terbang awal dekade 90, Mintohadi (53 tahun) mengakui bahwa Jack Siahaya, 51 tahun, merupakan musuh terberatnya. “Pertarunganku dengan Bung Jack sampai empat kali dan itu tidak akan terlupakan,” kata Mintohadi, menanggapi tulisan Kisah Mantan Petinju: Jack Siahaya Pernah Ditolong Tinton Soeprapto, yang tayang di Rondeaktual.com, Sabtu pagi, 16 April 2022.
Mintohadi –mungkin satu-satunya petinju Indonesia yang buka akibat kerasnya persaingan tinju di atas ring—membenarkan bahwa pertarungannya dengan Jack Siahaya sampai empat kali.
“Kita bolak-balik main habis-habisan. In-fight terus. Aku menjatuhkan Bung Jack pada ronde ketujuh dan itu sangat aku ingat kejadiannya di Gedung Go Skate Surabaya. Promotornya juga masih aku ingat, waktu itu Pak A Seng.”
Mintohadi, petinju Akas Probolinggo, yang membuka praktik griya pijat tunanetra di Malang menjelaskan, empat pertemuannya dengan Jack Sihaya semua untuk partai kejuaraan Indonesia kelas terbang. Tercatat sebagai partai terbaik.
“Pertandingan pertama di Hotel Le Meredien. Itu di Jakarta. Hasil draw dan aku tetap juara. Pertandingan kedua di Go Skate, aku kalah angka. Bung Jack menjadi juara. Pertandingan ketiga aku balas dengan menjatuhkannya pada ronde ketujuh dan aku kembali juara. Pertandingan terakhir kami terjadi di Ambon. Aku tidak siap dan Bung Jack sangat siap. Di situ dia bohong bilang tidak siap. Ternyata dia jauh lebih siap dari aku. Tapi sudahlah. Sudah selesai. Sudah tua. Tidak ada dendam di antara kami. Saya dengan Bung Jack baik-baik saja. Suka bergurau (melalui pesan sigkat WhastApp). Bung Jack itu pandai berbahasa Jawa, karena istrinya dari Jawa. Aku senang.”
Setelah mengalami kerusakan mata dan untuk masa depan hidupnya, Mintohadi mengikuti kursus pijat di Malang. Setelah lulus, Mintohadi membuka usaha Pijat Puspita bersama terapis lainnya. Buka praktik di Jalan Mayjen Sungkono, Gang 2 Nomor 63, Buring, Kedung Kandang, Malang, Jawa Timur.
Mintohadi bertutur, pernah didatangi seorang mantan juara Indonesia kelas welter yunior, Suwarno Perico (Sawunggaling Surabaya).
“Waktu itu Mas Suwarno tidak pegang pekerjaan. Katanya mau jadi tukang pijak. Saya suruh dia ke sini. Tinggal dan belajar dua minggu. Setelah lulus boleh buka praktik pijat di kampungnya (Desa Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur). Rupanya tidak cocok sehingga tidak diteruskan. Saya tidak tahu di mana sekarang beliau,” ujar Mintohadi, yang pandai memetik tali gitar dan hobi menyanyi.
Sepanjang karir tinjunya yang singkat melalui Akas Probolinggo bersama pelatih M Yunus dan manajer Roy Arvanto, Mintohadi berhasil menjadi juara Indonesia kelas terbang dengan rekor lima kali perebutan gelar juara.
5 KEJUARAAN MINTOHADI
1. Mintohadi merebut sabuk juara Indonesia kelas terbang dari tangan juara Ringgo Hasan Lobubun (Manggala Jakarta) melalui KO ronde 11 di Granada, Jakarta, 7 Oktober 1991. Mintohadi mendapat bayaran Rp 500 ribu dari promotor Berty Kasenger.
2. Mintohadi bertanding 12 ronde dan draw melawan Robert Pandingan (Manggala Jakarta) di Pantai Carita, Pandeglang. Mintohadi menerima bayaran Rp 2,5 juta dari promotor Berty Kasenger.
2. Mintohadi bertanding draw 12 ronde di Jakarta melawan Jack Siahaya (Tonso Jakarta). Mintohadi menerima Rp 3 juta dari promotor Henry Therik.
3. Mintohadi kalah angka 12 ronde atas Jack Siahaya di Gedung Go Skate, Surabaya. Promotor A Seng membayar Mintohadi Rp 3 juta.
4. Mintohadi menjatuhkan Jack Siahaya KO ronde ketujuh di Gedung Go Skate, Surabaya, 13 Juni 1993. Mintohadi hanya mendapat bayaran Rp 500 ribu dari promotor A Seng.
5. Mintohadi kehilangan gelar di Ambon, Maluku, 17 Desember 1993, TKO ronde 6 atas Jack Siahaya. Mintohadi menerima bayaran Rp 3 juta dari promotor Tourino Tidar. (finon / foto: istimewa)
[youtube-feed]