Rondeaktual.com
Akhirnya Indonesia memiliki enam badan tinju pro, setelah terjadi perpecahan demi perpecahan, yang berawal dari Musyawarah Nasional (Munas) Komisi Tinju Indonesia (KTI) di Jakata pada tahun 1997.
Itu sesuatu yang tidak pernah terbayang dalam benak siapa pun.
Untuk apa sampai enam badan tinju? Sudah pasti antara lain, untuk menata penyelenggaraan pertandingan agar lebih baik dan sejahtera sekaligus dapat melahirkan juara dunia baru.
Enam badan tinju pro Indonesia adalah:
1. Komisi Tinju Indonesia.
2. Asosiasi Tinju Indonesia.
3. Komisi Tinju Profesional Indonesia.
4. Federasi Tinju Indonesia.
5. Federasi Tinju Profesional Indonesia.
6. Dewan Tinju Indonesia.
Berikut profil singkat enam ketua umum yang memimpin organisasi tinju profesional Indonesia, mulai dari Anthon Sihombing (KTI), Manahan Situmorang (ATI), Ruhut Sitompul (KTPI), Hasurungan Pakpahan (FTI), Nenang A Tuty (FTPI), dan Milasari Anggraini (DTI).
1. ANTHON SIHOMBING, Ketua Umum KTI Pusat.
Anthon Sihombing adalah seorang pelaut, yang kemudian sebagai politisi dari Partai Golkar.
Anthon, sang kapten kapal, memulai karir di olahraga sebagai promotor tinju. Anthon terkenal karena pernah menampilkan petinju kidal asal Medan, Lamhot Simamora dan petinju kuat asal Binjai, Suwito Lagola.
Anthon berhasil membawa Lamhot ke puncak sebagai juara tinju kelas bantam yunior OPBF, setelah mengalahkan juara Marianus Penmelay dari Pirih Surabaya.
Sementara, Anthon Sihombing mengantar Sugito Lagola dalam kejuaraan dunia versi Federasi Tinju Dunia (WBF) kelas welter.
Banyak orang memandang sebelah mata, tetapi WBF adalah badan tinju dunia yang sah. Kebanyakan orang lebih menyukai WBA, WBC, IBF, WBO.
Saya terakhir bertemu Anthon Sihombing di usianya yang sudah kepala tujuh di Lapangan Golf Rawamangun, 8 Maret 2021. Kami membicarakan tentang rencana penerbitan buku sejarah tinju pro.
2. MANAHAN SITUMORANG, Ketua Umum ATI Pusat.
Dalam Coretan Finon Manullang (CFM), Manahan Situmorang adalah orang yang paling lengkap dalam tinju. Beliau telah terlibat dalam semua aspek tinju
Dari semua orang tinju yang pernah saya kenal, Manahan satu-satunya yang sudah merasakan semuanya. Pernah latihan tinju di Senayan, pernah manajer tinju, pernah Ketua Persatuan Manajer Tinju Indonesia (PMTI) Provinsi DKI Jakarta, pernah promotor, dan puncaknya Ketua Umum ATI Pusat.
Saya terakhir bertemu Manahan, 77 tahun, di Hollywings Club Jakarta, menjelang pertandingan Tibo Monabesa versus Jayson Vayson, yang menimbulkan kontroversi besar. Orang tidak suka melihat kemenangan petinju Indonesia kemudian ramai-ramai meminta gelar Tibo supaya dicopot.
Manahan satu-satunya Ketua Umum yang rajin menghadiri berbagai pertemuan tinju tanpa harus ada siaran langsung atau liputan televisi.
Di masa lalu, atau lebih 20 tahun yang lampau, saya pernah “menculik” Manahan dari pinggir ring Istora Senayan agar bersama saya pergi ke Rumah Sakit Pusat Pertama, untuk menandatangani surat pernyataan sebagai syarat agar petinju kelas bulu Edo Rumangun yang tumbang KO dan koma bisa menjalani operasi pendarahan di bagian kepalanya.
Sedikit saja terlambat, barangkali saya dan kita semua para sahabat tinju sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Edo Rumangun.
Edo Rumangun sekarang menimkati hidupnya sebagai kepala satpam di sebuah hotel bintang lima di Jakarta. Luar biasa.
3. RUHUT SITOMPUL, Ketua Umum KTPI Pusat.
Saya bersama seorang teman pernah melintas di daerah Cilandak. Teman saya menunjuk: “Itu rumah Bang Ruhut.”
Besar di pinggir jalan dan persis di sebuah tikungan.
Saya terakhir bertemu Ruhut Sitompul di pekarangan hotel di Batu, Jawa Timur, usai pertandingan tinju Daud Yordan, yang dipentaskan oleh Mahkota Boxing Series Kota Batu Live on RCTI, Minggu, 17 November 2019.
Kami sempat bercakap-cakap dan sudah tentu tentang tinju pro Indonesia secara universal.
Itu bukan pertemuan pertama. Seingat saya, saya pertama kali bertemu Ruhut Sitompul di Pengadilan Negeri, jauh sebelum beliau masuk organisasi tinju. Semua orang tahu bahwa Ruhut Sitompul seorang pengacara.
Ruhut telah memimpin KTPI selama bertahun-tahun dan sudah mendapat kepercayaan dari banyak promotor untuk mengawasi pertandingan nasional dan internasional, termasuk partai kejuaraan dunia.
Di bawah kepemimpinan Ruhut Sitompul, KTPI solid dan qualified.
4. HASURUNGAN PAKPAHAN, Ketua Umum FTI Pusat.
Saya mengenal Hasurungan Pakpahan ketika meliput pertandingan tinju di Studio TVRI. Cepat akrab. Kemudian bertemu di tempat tinju lain seperti di Balai Prajurit Marinir Cilandak.
Ketika memimpin FTI, Hasurungan Pakpahan memberikan kepercayaan penuh kepada mantan petinju Drs Theo Lela untuk menjalankan roda organisasi. Tetapi, sejak kepergian Sekjen FTI, Theo Lela, FTI mundur perlahan-lahan dan tidak pernah lagi menjadi ofisial ring.
5. NENENG A TUTY, Ketua Umum FTPI Pusat.
Neneng A Tuty pernah sebagai promotor dan mencatat sukses atas penyelenggaraannya. Namun ia berhenti meneruskan karir kepromotorannya yang ketika itu sedang naik daun.
Sekitar pada tahun 2015, Yance Rahayaan, pendiri FTPI, memberi kepercayaan penuh kepada Neneng untuk memimpin organisi tinju pro kelima itu.
Salah satu tugas penting FTPI dalam penyelenggaraan pertandingan tinju adalah ketika menjadi ofisial ring untuk pertandingan Sabuk Emas Presiden RI, yang pertama kali digelar di Balai Sarbini, Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2016.
Di Balai Sarbini, FTPI bersama promotor Aming Mintarjo menampilkan partai kejuaraan Indonesia kelas terbang ringan atau sering disebut kelas terbang yunior, antara mantan juara dunia dua kali (IBF dan WBA) Mohamad Rachman melawan Oscar Raknafa. Oscar mengalahkan Rachman melalui split 12 ronde.
6.. MILASARI ANGGRAINI, Ketua Umum DTI Pusat.
Saya pertama kali mengenal Milasari Anggraini di Taman Ria, Senayan, ketika hendak mengadakan konferensi pers untuk pertandingan tinju Big Fight Megelang 2018.
Kawan saya, Martinez dos Santos, adalah orang yang memperkenalkan saya kepada Milasari Anggraini, yang sejak 21 April 2022 sebagai Ketua Umum Dewan Tinju Indonesia.
Milasari hampir dua kali maju sebagai promotor. Susunan pertandingan sudah 100% dan sudah melunasi kewajiban termin pertama 30% bayaran petinju. Namun pandemic COVID-19 mematahkan rencana tersebut.
Dari beberapa kali pertemuan, termasuk akhir tahun lalu di Studio TVRI, Senayan, Milasari menyampaikan gagasannya untuk membawa petinju Indonesia bertanding di Las Vegas di bawah kontrak perusahaan tinju Top Rank, yang sangat terkenal itu. (finon manullang)
[youtube-feed]
Alhamdulillah ada 6 Badan tinju ,,jadi juara nasional tiap kelas bisa ada 6,,,jadi bisi kompetisi perebutan antar sabuk,,yg bisa pegang 6 sabuk baru berjuluk Nasional sejati ..Asli nasional ..saran saja