Rondeaktual.com
Sejak Pelatnas Cabor Tinju untuk SEA Games XXXI/2021 Hanoi (tunda menjadi 2022) dipusatkan di HS Boxing Camp di Desa Parigi Mekar, Ciseeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, saya menjadi lebih sering mengenal petinju pelatnas dan tiga pelatih.
Di sana ada tiga pelatih; Darman Hutauruk (Riau), Teko Matheous Lewaherilla (Maluku), dan Sertu TNI-AD Kusdiyono (Jawa Barat). Ketiganya merupakan mantan petinju berprestasi untuk daerahnya masing-masing.
Teko terkenal dengan persaingan hidupnya yang sangat keras di pertandingan amatir melawan Ilham Lahia (Sulawesi Utara). Keduanya bertanding di Piala Presiden RI kemudian bertemu lagi di ring PON Jakarta. Teko mengalahkan Ilham dan Ilham mengalahkan Teko. Itu pengalaman yang tidak terlupakan.
Pertandingan Teko Matheous Lewaherilla masih sempat saya lihat di masa lalu, ketika saya memulai karir jurnalistik melalui Majalah Selecta Sport di Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Darman Hutauruk lain lagi. Ia satu-satunya pelatih pelatnas yang tidak pernah saya lihat sebagai petinju. Tetapi, Darman adalah petinju amatir kelas menengah yang tangguh, mewakili Provinsi Riau.
Kusdiyono, yang termuda dari ketiga pelatih, termasuk paling sering saya liput. Saya lebih dahulu mengenal abang Kusdiyono, seorang petinju segudang prestasi dan juara PON untuk Jawa Barat. Siapa lagi kalau bukan Joko Suryono.
Setelah mengenal Kusdiyono, saya kemudian mengenal abang Kusdiyono lainnya, Haryanto seorang anggota Marinir yang bertugas di Brigmar 2 Cilandak, Jakarta.
Senang mengenal orang-orang yang bersahabat di sekitar ring.
Teko Matheous Lewaherilla merupakan salah satu pelatih senior yang sebelumnya sudah pernah mendapat kepercayaan sebagai pelatih pelatnas.
Di Kampung Parigi Mekar, Ciseeng, Teko dan dua rekan pelatihnya menangani dua petinju wanita (Novita Sinadia, kelas bulu 57 kilogram, dan Sertu Kowad Huswatun Hasanah kelas ringan 60 kilogram) dan enam petinju putra (Kornelis Kwangu Langu, Farrand Papendang, Sarohatua Lumbantobing, Maikel Muskita, dan Serda TNI-AU Sandiyarto Peroza).
Ketika melakukan liputan untuk tulisan “Kisah Tim Pelatnas SEA Games”, Sabtu, 30 April 2022, saya sengaja mendekati pelatih Teko Lewaherilla. Saya memuji kondisi fisik asal Maluku itu, yang terlihat sedikit lebih langsing dari Darman Hutauruk dan Kusdiyono.
Tiba-tiba Teko menyanggah. “Ini perut sudah besar,” katanya sambil mengusap-usap perutnya. “Istri saya bilang, saya hamil tiga bulan. Sejak di pelatnas, saya makan terus, makanya saya sampai dibilang hamil. Kalau di Ambon, saya jarang makan. Paling sekali sehari.”
Untuk melihat perut “hamil tiga bulan” versi cerita Teko Lewaherilla, saya sengaja mengambil gambarnya dengan cara tidak memakai baju, di pinggir ring.
Awalnya menolak. Teko tidak mau kalau perutnya sampai kelihatan. Setelah buka baju, memang kelihatan perutnya besar dan setidaknya lebih besar dari perut saya.
Ketika hendak mengambil gambar, Teko langsung menarik perutnya sehingga perut “hamil tiga bulan” tidak terlihat.
Belum habis di situ. Teko meneruskan. “Saya setiap hari minum air jeruk limo, makanya perut sudah agak turun. Jeruk saya peras lalu campur air panas. Setengah gelas saja. Minum sampai habis. Kalau sore, boleh bikin teh manis panas lalu iris tipis-tipis tiga jeruk limo. Minum selagi hangat. Rasanya mantap.”
Penasaran, Teko mengajak saya ke dapur tempat memasak makan tim pelatnas. Ibu juru masak mengambil dua jeruk limo. Setelah saya lihat, ternyata jeruk yang biasa dibeli oleh Alfina Reblusia, anak perempuan saya, jika dia memasak soto untuk saya.
Saya bertanya: ”Bagaimana dengan lambung?”
“Tidak ada masalah. Lambung saya bagus dan dokter juga menganjurkan saya untuk minum air jeruk limo.”
Teko meneruskan: “Ini bukan saja bisa membakar lemak dalam tubuh, tetapi membuat otot lebih kuat dan keras. Coba minum, bagus sekali untuk mengecilkan perut.”
Selesai bicara, Teko memperlihatkan tangan kanannya dari ujung bahu sampai pergelangan. Saya pegang, memang ototnya keras.
Anda ingin mencoba jeruk limo versi Teko Matheous Lewaherilla?
Bangunlah lebih pagi kemudian pergi ke pasar tradisional. Belanja lima belas ribu sudah dapat banyak. Peras lima atau secukupnya lalu campur air hangat setengah gelas. Minum setiap bangun pagi sebelum ke kamar mandi. Untuk menghindari ngilu, lakukan sikat gigi.
Tetapi, bila ada masalah dengan lambung, sebaiknya hentikan. (finon manullang)
[youtbe-feed]