Rondeaktual.com
Sudah hampir lima bulan juara Asia kelas bantam tahun 1981 Ferry Moniaga hidup di kampung halamannya, Desa Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
“Gue lagi siapin pertandingan khusus untuk anak-anak usia 12 tahun sampai 14 tahun,” kata Ferry Moniaga di kampung halamannya. “Gua siapinnya untuk pertandingan Desember. Bikin di halaman rumah. Tidak di dalam gedung, biar hebat anggaran. Mau apa lagi, sudah tua, mungkin itu yang bisa gue lekukan,” kata Ferry Moniaga, 72 tahun.
Ferry Moniaga lahir di Tanjung Pinang, 4 September 1949. Ferry pernah menetap dan menjadi atlet tinju di Bali, di Jakarta, di Surabaya, dan kembali ke Jakarta, sampai merebut medali emas kelas bantam Asia tahun 1981 di Bombay, India.
Rondeaktual.com pertama kali memberitakan Ferry Moniaga pulang ke kampung halamannya, Tatelu, Minahasa Utara, awal Februari 2022. Banyak yang terkejut atas pilihan Ferry keluar dari Ibu Kota.
Berdasarkan pengakuannya sendiri, Ferry merasa hidup susah di Jakarta karena tidak ada kegiatan tinju amatir (Pertina) akibat pandemic COVOD-19. Akhirnya Olympian Indonesia dan juara Asia dan dua kali juara PON itu memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.
Di Tatelu, Ferry memiliki rumah. Bisa melihat telaga dan berpikir untuk memelihara ikan di dalam kolam.
Ferry dan istri dan seorang cucu (putra mendiang Dastesa Moniaga), selama bertahun-tahun tinggal di Perum Mas Naga A/150 Rt 008 Rw 09, Kelurahan Jaka Sampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Menurut Ferry, Sulawesi Utara merupakan gudang atlet tinju, yang pernah melahirkan nama besar seperti Adrianus Taroreh, Ilham Lahia, Bonyx Saweho.
“Anak-anak Sulut, kalau dilatih dengan baik dan disiplin yang ketat, akan lahir petinju tangguh, Di usia tua seperti sekarang, gue mau melihat anak-anak Sulut merebut prestasi nasional dan internasional.,” kata Ferry, berbicara melalui telepon selulernya. (finon)