Rondeaktual.com
Ketua Umum PP Pertina, Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak berbicara tegas tentang wasit/hakim yang nakal dalam menjalankan tugas. “Wasit hakim yang tidak jujur coret. Tidak ada yang boleh main-main sama saya. Jangan melihat atlet itu berasal dari mana. Tidak boleh ada keperpihakan,” kata Komaruddin Simanjuntak di hadapan wasit/hakim yang baru saja selesai menjalankan tugas Pra Popnas Zona I di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, Selasa, 29 November 2022.
Didampingi Ketua Pengprov Pertina DKI Jakarta Hengky Silatang, Komaruddin Simanjuntak menjelaskan, mulai sekarang PP Pertina akan melakukan seleksi kepada wasit/hakim yang akan memimpin pertandingan tinju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut. Hanya wasit/hakim terbaik yang akan direkomendasikan untuk berangkat menuju PON mendatang. Pertandingan tinju direncanakan berlangsung di Kota Medan.
Komaruddin menjelaskan, seleksi wasit/hakim sangat perlu, supaya tidak ada lagi protes-protes usai pertandingan.
Pada penyelenggaraan PON XX Oktober 2021, terdapat sejumlah pelanggaran yang menimbulkan protes keras. Keributan di sekitar ring tinju tidak dapat dihindari.
PON Papua mencatat sejarah sebagai paling banyak menghukum wasit/hakim. Lebih sepuluh orang Wasit/hakim Nasional “diparkirkan”, yang sebelumnya dikenal dengan istilah “dikarungi”. Banyak yang diparkirkan selama berhari-hari.
Meski diparkirkan akibat kesalahannya sendiri dalam memberikan nilia, tidak ada yang angkat koper alias dipulangkan. Mereka yang “dikarungi” tetap berada di ruang wasit/hakim dan mendapat hak yang sama dengan wasit/hakim lainnya.
Selama empat hari penyelenggaraan Pra Popnas Zona I, menurut Komarunddin Simanjuntak cukup bagus dan berjalan dengan lancar.
Namun hasil pertandingan partai 26 kelas 48 kilogram putri patut dicurigai.
“Masih tingkat Pra Popnas sudah begini. Seharusnya pemenangnya bukan sudut merah,” kata seorang pelatih yang meminta namanya jangan ditulis. (Finon Manullang)