Rondeaktual.com
Sangat sedih mengabarkan berita duka atas meninggalnya mantan juara Indonesia kelas ringan dan kelas welter yunior Mudafar Dano.
Mudafar asal Ternate, adalah petinju pro di Pirih Boxing Camp Surabaya, tahun 90-an. Mudafar meninggal dunia di Surabaya, Kamis, 15 Desember 2022, pukul 23.15 WIB.
Berita duka disampaikan Yani Malhendo, mantan petinju kidal satu camp dan satu generasi dengan Mudafar.
Sebelum meninggal, Mudafar telah berjuang melawan sakit selama berbulan-bulan.
“Tekanan darah almarhum terlalu tinggi. Dari badan besar sampai kurus. Kasihan melihatnya,” ujar Yani Malhendo, yang pernah menjadi juara di kelas terbang yunior, kelas terbang, dan kelas bantam yunior.
Di masa karirnya dan pada tahun 1991 di GOR Arie Lasut, Manado, Mudafar Dano menang split dua belas ronde atas petinju tuan rumah Max Karamoy.
Kemenangan Mudafar tidak diterima oleh orang-orang yang kalah taruhan. Mereka mengamuk dan mengepung meja ofisial ring.
Seorang ibu mengambil kursi rotan yang didudukinya kemudian membantingnya ke dalam ring sebagai bentuk ketidakpuasannya.
Mudafar Dano dipaksa turun dan harus menerima sabuk juaranya di bawah ring.
Di tahun berikutnya, Mudafar bertarung berdarah-darah di Gedung Juang Manado. Tiba-tiba wasit menyatakan TKO. Mudafar merasa ditebang dan kehilangan gelar.
Mudafar Dano sempat bertanding 12 ronde melawan KO King Ajib Albarado dan kalah angka dalam kejuaraan Indonesia kelas welter yunior di Gedung Go Skate Surabaya, bersama mendiang promotor A Seng.
Setelah pensiun tinju, Mudafar Dano meneruskan karirnya sebagai pelatih di Surabaya.
Lima tahun terakhir, Mudafar bersama dua anaknya (putra dan putri umur 9 dan 7 tahun) menetap di Blitar.
Di Blitar sekitar tiga bulan yang lalu, Mudafar Dano sakit. Ia dirujuk ke rumah sakit di Surabaya dan meninggal dunia di Surabaya, Kamis jelang tengah malam.
Selamat jalan kawan. Nama dan karyamu akan selalu melekat dalam pertinjuan Tanah Air. Tak akan terlupakan. (Finon Manullang)