Rondeaktual.com
Bingung dan tidak mengerti di mana lokasi print, tim tinju Indonesia yang sedang mengikuti Kejuaraan Dunia Tinju Amatir Elite Men di Tashkent, Uzbekistan, merasa dibantu atas kehadiran “Raja Kuis Indonesia” Helmy Yahya dan Ruslan.
“Jujur saja, kita di sini kesulitan komunikasi. Saya tidak tahu harus ke mana mencari tempat terdekat untuk cetak nama petinju di kaus pertandingan,” kata pelatih Husni Ray di Tashkent, dihubungi Senin, 1 Mei 2023, malam.
Di Kejuaraan Dunia Tashkent, setiap kaus bertanding harus ada tulisan nama negara dan di bawahnya harus ada nama petinju yang bertanding.
“Terima kasih kepada Bang Helmy (Yahya) dan istri dan Pak Ruslan dan istri, yang telah membantu tim tinju Indonesia di Uzbekistan,” ujar Husni Ray. “Baik dan sangat menolong. Pak Ruslan segera mengirim stafnya untuk membantu saya. Bang Helmy kasih nomor, dan bilang kalau ada apa-apa hubungi saya. Terima kasih, benar-benar terima kasih. Kalau tidak ada Bang Helmy dan Pak Ruslan, tidak tahu lagi di mana mencari tempat ngeprint terdekat di sini. Kalau di Indonesia saya tahu, tempat ngeprint itu pusatnya di Senen atau Blok M. Tapi ini Uzbekistan, he he he.” Di ujung kalimatnya, Husni tertawa ringan.
Menurut Husni Ray, Helmy Yahya yang terkenal sebagai pembawa acara top, kebetulan berada di Uzbekistan.
DILARANG BERANGKAT
PP Pertina mengirim pelatih Husni Ray dan empat petinju. “Kita hanya berlima di sini. Tinggal di hotel militer, tidak jadi di Inspira Hotel. Satu petinju, Delwin Rido Lusi asal NTT, dilarang berangkat karena alasan kesehatan. Dokter Candra (Gunawan) yang memerika semua kesehatan kami. Semula ada enam petinju yang disiapkan untuk kejuaraan dunia. Tapi akhirnya empat petinju dan saya pelatih.”
Husni Ray meneruskan: “Hari ini (Senin, 1 Mei 2023) petinju Indonesia, Yosua Holy Masihor bertanding di kelas bulu dan kalah angka melawan petinju asal Hungaria. Besok pagi, Matius Mandiangan akan mengikuti penimbangan. Kalau in, Matius akan bertanding melawan petinju Francis, untuk kelas welter ringan. Kita berharap semua berjalan baik-baik saja dan Matius bisa memenangkan pertandingan,” imbuh Husni Ray, sarjana muda AMI Jakarta.
TIM INDONESIA
1. Delwin Rido Lusi, kelas terbang asal Nusa Tenggara Timur. Tidak ikut ke Uzbekistan, karena alasan kesehatan.
2. Rejeki Manalu, kelas bantam asal Sumatera Utara. Prestasi medali perak Kejurnas Elite Men`s Sumut 2022. Manalu belum bertanding.
3. Gianlugi Kalaipupin, kelas ringan asal Maluku Utara. Prestasi terakhir kalah di arena internasional. Kalaipupin belum bertanding.
4. Yosua Holy Masihor, kelas bulu asal Sulawesi Selatan. Prestasi juara kelas terbang Pra PON Ternate 2019. Masihor kalah pada pertandingan hari pertama.
5. Matius Mandiangan, kelas welter ringan, asal DKI Jakarta. Prestasi terakhir medali emas kelas ringan PON XX/Papua 2021. Mandiangan akan bertanding besok, Selasa, 2 Mei 2023.
6. Husni Ray, pelatih merangkap manajer. (Finon Manullang)