Rondeaktual.com – Oleh Finon Manullang
Yonathan Ririhena mengirim berita duka bahwa Polly Pasireron, 66 tahun, telah meninggal dunia di Jakarta, Jumat, 14 Juli 2023, pukul 23.00 WIB.
Yonathan, adik ipar Polly, mengirim berita duka sudah hampir pukul dua pagi. Sabtu dinihari.
Penulis segera menyusun berita dan publish dengan judul “Legenda Kelas Menengah Polly Pasireron Telah Tiada”.
Polly Pasireron memang seorang legenda kelas menengah Indonesia. Polly mencatat rekor sampai tiga kali merebut gelar juara Indonesia kelas menengah. Polly satunya petinju Indonesia yang merebut gelar OPBF kelas menengah sampai dua kali.
Penulis tidak pernah melihat Polly Pasireron bertanding di ring amatir. Tetapi, almarhum memang seorang pemegang medali emas kelas menengah ringan PON X/1981 Jakarta. Ketika itu, Polly masih domisili Maluku. Ketika memilih tinju pro, Polly pindah ke Jakarta.
MENGHENTIKAN LANGKAH ROCKY JOE
Inilah debut pro Polly Pasireron (Garuda jaya Jakarta), menang TKO ronde keempat atas Rocky Joe (New Waringan Jakarta). Wasit Bobby Njoo menghentikan pertandingan pada ronde keempat dari rencana enam ronde di Gedung Hailai Ancol, Jakarta, Sabtu, 16 Oktober 1982.
Rocky Joe tidak terima. Keputusan wasit dianggap salah. Rocky menjelaskan, ia sengaja membiarkan Polly menyerang, sebagai taktik untuk menguras tenaga lawan yang baru terjun ke dunia tinju pro, sementara Rocky Joe sudah pengalaman sebagai orang yang pernah menyandang gelar juara Indonesia kelas menengah yunior dan kelas menengah.
Dalam pikiran Rocky Joe, bertahan di tali ring merupakan taktik terbaik untuk mengelabui lawan. Tetapi, wasit menganggap sudah tidak berimbang dan menghentikan pertandingan. Itu keputusan yang sangat preventive.
Setelah pertandingan, Rocky Joe pergi ke Kantor Redaksi Harian Kompas di Palmerah, Jakarta. Redaktur Olahraga Valens Doy menerima Rocky Joe, yang kemudian menurunkan isi curhat Rocky Joe di Rubrik Surat Pembaca.
5 KALI BERTARUNG MELAWAN SUWARNO
1. Gedung Go Skate, Surabaya, 27 Maret 1983, Kejuaraan Indonesia kelas menengah 12 ronde, promotor Handoyo laksono.
Didampingi pelatih Pontas Simanjuntak, Polly kalah telah 12 ronde di tangan Suwarno dari Massa 33 Surabaya.
Kekalahan Polly berbuntut dihentikannya Pontas Simanjuntak sebagai pelatih dari Garuda Jaya Boxing Camp Jakarta. Pontas meneruskan karirnya sebagai wasit/hakim, sampai kepergiannya untuk selama-lamanya pada tahun 1984.
2. Istora Senayan, Jakarta, 16 November 1983, Kejuaraan Indonesia kelas menengah 12 ronde, promotor Halim Susanto.
Hanya dalam hitungan detik, penonton Istora Senayan marah atas keputusan draw 12 ronde Polly Pasireron melawan juara Suwarno.
Polly mendominasi pertandingan tetapi keputusan hakim dianggap tidak bagus. Apa saja yang ada di tangan dilemparkan ke dalam ring, sebagai bentuk ketidakpuasan atas putusan draw yang sangat kontroversial.
3. Gedung Go Skate, Surabaya, 23 September 1984, Kejuaraan Indonesia kelas menengah 12 ronde, promotor Handoyo Laksono.
Polly membawa nama Satria Kinayungan Boxing Camp Jakarta, didampingi tokoh berkuda dan promotor Herman Sarens Soediro dan putrinya Renny Soediro.
Sebagai penantang, Polly bermain tanpa beban melepaskan jab-straight yang mengantarnya sebagai juara Indonesia kelas menengah yang baru.
4. Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, 27 Juli 1985, Kejuaraan Indonesia kelas menengah 12 ronde, promotor Herman Sarens Soediro.
Over weight adalah salah satu yang sulit dihindari Polly Pasireron. Saat penimbangan, Sabtu pagi, Polly kedapatan kelebihan berat sampai dua kilogram. Suwarno in, 72,5 kilogram.
Ketika itu, penimbangan dilakukan pagi dan malam bertanding. Sekarang, penimbangan dilakukan sehari sebelum pertandingan.
Lantaran over weight dan oleh aturan tinju pro, Polly dibatasi dau jam harus kembali menjalani penimbangan final.
Tak sampai satu jam, Polly naik ke atas timbangan dan in. Sesuatu yang tak terbayangkan bisa menurunkan berat dalam tempo satu jam.
Pada saat pertandingan, Merry Ririhena berdiri di sudut merah dan tak henti-hentinya menyemangati sang suami. Polly, secara mutlak, mengalahkan Suwarno sekaligus mempertahankan gelar.
5. Stadion 10 Nopember, Surabaya, 1987, Kejuaraan OPBF kelas menengah 12 ronde, promotor Eddy Pirih.
Polly datang ke Surabaya sebagai penantang untuk juara OPBF kelas menengah Suwarno dari Inra Boxing Camp Surabaya.
Polly bertanding membawa nama Manahan Boxing Camp Jakarta, didampingi pelatih Leman Radan dan manajer Manahan Situmorang.
Polly-Suwarno V merupakan salah satu pertarungan paling bergengsi. Dua legenda kelas menengah Indonesia bertemu untuk perebutan gelar juara OPBF. Disaksikan lebih 5.000 penonton Stadion 10 Nopember, Senin, 1 Juni 1987.
Hampir 100% penonton menjagokan Suwarno. Para petaruh tak segan-segan menempatkan Suwarno favorit untuk memenangkan pertandingan.
Polly adalah underdog, bahkan underdog besar.
Di tahun itu, nama Polly Pasireron sedang jatuh akibat sering bermasalah dengan barat badan. Orang malas menaruhkan uangnya untuk kemenangan Polly.
Sementara, Suwarno dipandang sedang dalam kondisi terbaiknya. Ia merebut gelar OPBF di Bandung, mengalahkan petinju Korea Selatan. Suwarno sekali mempertahankan gelar di lapangan sepakbola di Surabaya, mengalahkan petinju Korea Selatan.
Data tersebut sangat kuat sekaligus menempatkan Suwarno sebagai favorit untuk mengalahkan Polly. Tidak ada yang meragukan kekuatan Suwarno, idola tinju Jawa Timur dan salah satu kelas menengah terbesar. Apalagi, Suwarno bertanding di kandang dan sudah bergabung dengan PW Afandy, pendiri Inra Boxing Camp Surabaya.
Tetapi, Polly menghapus prediksi para petaruh. Bermain enteng dan rajin melepaskan jab-straight, sebagai strategi untuk mencegah langkah Suwarno masuk menyerang.
Malam itu, hanya dua orang yang berada di sudut Polly, yaitu Leman Raden dan Manahan Situmorang. Di sudut Suwarno, selain pelatih Ary Joseph, ada sejumlah mantan petinju berdiri mengelilingi sudut ring. Polly, jelas kalah supporter.
Setelah melewati pertarungan dua belas ronde yang sangat mendebarkan, Polly Pasireron diumumkan sebagai pemenang dengan unanimous decision.
Menang dan menjadi juara OPBF kelas menengah untuk yang kedua kalinya, Polly Pasireron bersorak kegirangan disambut Leman Raden dan Manahan Situmorang masuk ke dalam ring.
Malam itu merupakan penampilan terbaik Polly Pasireron, yang menerima bayaran Rp 2.5 juta plus tiga tiket pesawat Jakarta-Surabaya-Jakarta.
Meski kalah, Suwarno tetap sebagai salah satu kelas menengah terbesar Indonesia, bersama kelas menengah lainnya seperti; Polly Pasireron, MS Pagi (Kraksaan), Kid Ballel (Surabaya), Rocky Joe (Jakarta), Rudy Siregar (Jakarta), Aswan Abubakar (Jakarta), dan nama lainnya.
Dari lima kali pertemuan yang luar biasa melawan Suwarno, Polly Pasireron tiga kali mengalahkan Suwarno. Suwarno sekali mengalahkan Polly. Sekali draw. Posisi terakhir menang-kalah-draw 3-1-1 untuk Polly Pasireron.