Rondeaktual.com
Ketua Pengprov Pertina Sulsel, Harpen Reza Ali, 28 tahun, bangga dengan sukses tuan rumah merebut emas-perak-perunggu 4-1-5. “Sulsel menjadi juara umum Pra PON I Makassar bersama Jawa Barat, yang juga merebut medali sama seperti yang dicapai oleh Sulsel,” kata Harpen Reza Ali.
Seperti diketahui, Pra PON I berlangsung di Sport Center “Gedung 100 Hari” Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan, 22-30 Juli 2023.
“Sukses Sulsel juara umum terjadi di tengah keterbatasan. Kita siapkan tim setelah melewati pertandingan Porda. Kita seleksi, yang betul-betul bisa bersaing dengan daerah lain, itulah yang kita lepas menuju Pra PON,” kata Harpen Reza Ali, putra mantan Ketua Umum PP Pertina Reza Ali.
“Saya melihat para pelatih sangat luar biasa dalam membina atlet. Ini kekompakan yang tulus, sehingga alhamdulillah Sulsel bisa juara umum. Ini sebuah sejarah untuk Pertina Sulsel. Meloloskan sepuluh petinju menuju PON Aceh-Sumatera Utara tahun depan. Tujuh petinju yang gagal, akan kita kirim untuk mengikuti Pra PON II di Nusa Tenggara Timur (di GOR Flobamora, Kupang, 20-30 Oktober 2023). Sulsel masih bisa merebut tiket PON, dengan target tiga tambahan kuota dari Pra PON II. Kita step by step. Masih ada setahun lagi sebelum perang medali di PON mendatang,” ujarnya.
Harpen Reza Ali berterima kasih kepada seluruh pelatih dan atlet putra dan putri. “Ini luar biasa dan pertama terjadi, sukses pelaksanaan dan sukses prestasi.”
Tim Pra PON I Sulsel ditangani lima pelatih; Albert Lalar, Dufry Masihor, Abdulah Tabo, Abdul Sada, dan Zulham Ali.
EMAS SULSEL
1. Indriawati Haer, kelas 54 kilogram putri. Di final, Haer bertarung dengan dukungan suporter yang berapi-api untuk mengalahkan Yehezkie Vini Vidi Vici (Jawa Timur).
2. Yosua Masihor, kelas 54 kilogram putra. Di final, Masihor mematahkan perlawanan hebat yang diberikan Aimar Kopong (Maluku Utara). Stamina yang lebih baik dari lawan mengantar Masihor sebagai pemenang.
3. Abraham Masihor, kelas 60 kilogram putra. Di final, Masihor mengalahkan Jaczon Tataman (Sulawesi Utara). Ini menjadi salah satu partai menarik yang menyita banyak perhatian penonton. Tataman melepasan pukulan cepat dan keras, tanpa henti. Sementara, Marihor mampu memberikan perlawanan yang hebat sampai bunyi bel terakhir terdengan.
Selain merebut medali emas kelas ringan, Masihor terpilih sebagai petinju terbaik.
4. Kore Fira kelas 75 kilogram putra. Di final, Fira memberikan perlawanan habis-habisan untuk mengalahkan calon juara Cakti Putra (Bali).
MEDALI PERAK
1. Haris Mongga, kelas 86 kilogram putra. Di final, Mongga kalah melawan Sandiyarto Peroza (DKI Jakarta). Ini merupakan partai terakhir, yang tidak dapat dimanfaatkan Mongga akibat stamina pas-pasan. Pada ronde kedua, Mongga mendapat pukulan telak dari lawan dan mendapat hitungan dari wasit.
MEDALI PERUNGGU
1. Andini, kelas 48 kilogram putri. Di semifinal, Andini kalah melawan Endang (Nusa Tenggara Barat).
2. Febi Meilanda, kelas kelas 57 kilogram. Di semifinal, Meilanda kalah melawan Maria Manguntu (Sulawesi Utara).
3. Maria, kelas 60 kilogram putri. Di semifinal, Maria kalah melawan Adistya Oliana (Kalimantan Selatan).
4. Samsudin Sirajudin, kelas 48 kilogram putra. Di semifinal, Sirajudin kalah di tangan Exel Karimela (Sulawesi Utara).
5. Ariel Latuheri, kelas 57 kilogram putra. Di semifinal, Latuheru kalah melawan Opit Engkeng (Sulawesi Utara).
Tujuh petinju Sulses yang gagal medali adalah; Reza Ardani kelas 50 kilogram putri, Harsida kelas 52 kilogram putri, John Latuheru kelas 57 kilogram putra, Febrian Aris kelas 63,5 kilogram putra, Ariszki Pratama kelas 67 kilogram putra, Umbu Dicky kelas 71 kilogram putra, Otto Gesler kelas 80 kilogram putra. (Finon Manullang)