Rondeaktual.com
Tim Pra PON Papua berjumlah 30 orang tertahan di Makassar. “Kami tidak bisa pulang karena tidak pegang uang,” kata manajer tim Papua, Alfred Kayoi SE, M.Si di Makassar, dihubungi Sabtu, 5 Agustus 2023.
Tim Pra PON Papua berangkat dari Jayapura dengan Kapal Motor Gunung Dempo, 12 Juli 2023. Tiba di Makassar 16 Juli. Seluruh atlet dan ofisial menginap di Panakkukang Hotel, Jalan Boulevard Nomor 29, Panakukkang, Makasar, Sulawesi Selatan. Harga selembar tiket KM Gunung Dempo, seperti disampaikan Alfred Kayoi, mencapai Rp 750.000.
Batas tinggal sampai 1 Agustus 2023. Sementara, Pra PON I Makassar telah tutup sejak Minggu, 30 Juli 2023.
“Pra PON sudah selesai (dengan hasil emas-perak-perunggu 1-0-2). Sampai sekarang, Sabtu 5 Agustus, kami masih tertahan di Makassar. Batas menginap dan catering hanya sampai 1 Agustus. Terima kasih, karena sampai sekarang pihak hotel dan catering masih percaya dengan kami, bahwa masalah ini bisa selesai dengan baik. Pihak KONI Papua yang terus kami hubungi, sampai sekarang belum memberikan kepastian kapan kami pulang. Tidak ada pula kepastian tentang uang saku atlet. Padahal, atlet tinju Papua harus meneruskan aktifitasnya termasuk sekolah.”
Alfred Kayoi, wasit/hakim internasional bintang 1, sangat prihatian melihat kondisi Tim Pra PON Papua tertahan di Makassar. “Ini sangat memprihatinkan, termasuk juga dengan tim Pra PON Papua di luar cabor tinju, mengalami nasib yang sama dengan kami tidak bisa pulang. Ini kejadian yang seharusnya tidak boleh terjadi. Menyedihkan. Sampai sekarang Papua sudah meloloskan 162 atlet putra-putri menuju PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara,” jelas Alfred Kayoi, yang sekarang meneruskan kuliah computer.
Alfred Kayoi sudah menghubungi tokoh olahraga di Papua dan salah satunya adalah mantan juara Asia kelas berat ringan Benny Maniani. “Saya konsultasi dengan bapak Benny Maniani, apa yang harus kami lakukan,” ujar Alfred Kayoi, yang akan bicara kepada wartawan, bila sampai Senin, 7 Agustus 2023, tidak ada kepastian sampai kapan tertahan di Makassar.
Selama mengikuti pertandingan Pra PON I Makasaar, Papua menghasilkan emas-perak-perunggu 1-0-2.
Medali emas satu-satunya Papua dipersembahkan Salomina Yarisetouw, yang dalam final kelas 70 kilogram putri mematahkan ambisi Miranda Leonora (Papua Barat). (Finon Manullang)