Rondeaktual.com
Luar biasa tinju amatir Jawa Barat (Jabar). Di tengah keuangan yang memburuk, ternyata tinju Jabar masih tangguh. Ditakuti oleh setiap lawan. “Bangga, Jabar bisa mendominasi Pra PON Makassar,” kata Komtek Pengprov Pertina Jabar, Wira Markus Gea, SE, kelahiran Nias, Sumatera Utara, 4 Maret 1979. Wira adalah nama desa di Idanoi, Gunungsitoli.
Jabar sukses besar mengimbangi tuan rumah Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai juara bersama Pra PON I Makassar. Pertandingan dipusatkan di Sport Center “Gedung 100 Hari karya Reza Ali” di Pettarani, Makassar, 22 hingga 30 Juli 2023.
Gelar Juara Umum Pra PON I Makassar direbut Sulsel dan Jabar, dengan kekuatan sama merebut emas-perak-perunggu 4-1-5.
Emas Jabar datang dari kepalan Yuliana Pudi kelas minimum putri, Reka Kasibulan kelas ringan putri, Ildawati kelas welter ringan putri, dan Bram Betaubun kelas berat ringan putra.
Di tengah keuangan yang memburuk, seperti disampaikan pengurus Pertina Jabar, Markus Gea, kekuatan tinju Jabar masih tetap diperhitungan. Dengan cara patungan, Jabar mendominasi ring tinju Pra PON I Makassar.
“Saya senang dengan empat medali emas dan juara umum Pra PON Makassar bersama tuan rumah Sulsel. Jabar masih teratas. Masih disengani lawan, meski keuangan kami patah-patah,” kata Markus Gea, mantan petinju profesional yang juga pendiri Esalalan Boxing Camp Kota Bekasi. “Terima kasih kepada PP Pertina Pusat dan Pertina Sulsel, yang bersusah payah selenggarakan Pra PON. Terima kasih kepada Bapak Riga Haruman (Sekum Jabar). Terima kasih kepada KONI Jabar.”
“Tinju tidak pernah lelah berjuang membawa nama Pertina Jabar, yang saat ini seperti ayam tidak punya induk. Ketuanya nol besar. Persiapan seleksi, TC, sampai keberangkatan, boro-boro uluran tangan, melihat saja omong kosong,” tegas Markus Gea.
PERJALANAN PETINJU JABAR PRA PON I MAKASSAR
1. Jesika Umbas, kelas 48 kilogram putri. Meraih perunggu, setelah dalam semifinal kalah melawan Israellah Saweho (Sulawesi Utara).
2. Yuliani Pudi, kelas 50 kilogram putri. Merebut medali emas, setelah dalam final mengalahkan Glesia Mauri (Papua Barat).
3. Ayu Pramustika, kelas 52 kilogram putri, gagal medali, kalah 0-5 pada pertandingan pertama melawan mantan penghuni pelatnas Beatrix Suguro (Kalimantan Selatan).
4. Serda Wara Alfianita Manopo, kelas 54 kilogram putri, medali perunggu, dalam semifinal kalah melawan petinju tuan rumah Indriawati Haer (Sulawesi Utara).
5. Armila Indriyani, kelas 57 kilogram putri. Gagal medali, setelah dalam delapan besar kalah 0-5 di tangan Silpa Ratu (Kalimantan Selatan).
6. Reka Kasibulan, kelas 60 kilogram putri. Sukses merebut medali emas, setelah dalam final mematahkan perlawanan seniornya Adistya Oliana (Kalimantan Selatan).
7. Ildawati, kelas 63 kilogram putri. Berhasil merebut medali emas melalui kemenangan bersih atas Irawati Rumbia (Sulawesi Tenggara).
8. Retno Apris, kelas 70 kilogram putri. Gagal medali, kalah di pertandingan pertamanya melawan juara PON Papua Salomina Yarisetouw (Papua).
9. Apriadi Difinuban, kelas 48 kilogram putra. Gagal medali, menyusul tumbang KO pada ronde kedua di tangan fighter Exel Karimela (Sulawesi Utara).
10. Tivannya Pattinama, kelas 51 kilogram putra. Gagal medali, kalah 0-5 melawan Mario Kali (Nusa Tenggara Timur) pada pertandingan pertamanya.
11. Ilham Tapajati, kelas 54 kilogram putra. Gagal medali, kandas di pertandingan delapan besar melawan Ricko Kansil (Sulawesi Utara).
12. Eliezer Ginzales, kelas 57 kilogram putra. Meraih medali perak, kalah melawan Opit Engkeng (Sulawesi Utara).
13. Walmer Pasiale, kelas 60 kilogram putra. Gagal medali, kalah di pertandingan delapan besar melawan Jaczon Tataman (Sulawesi Utara).
14. Juan Roy, kelas 63,5 kilogram putra. Berhasil merebut medali perunggu. Di semifinal kalah melawan Jekri Riwu (Bali).
15. Alfino Nanlohy, kelas 67 kilogram putra. Merebut medali perunggu, di semifinal kalah melawan Libertus Gha (Nusa Tenggara Timur).
16. Savon Simangunsong, kelas 71 kilogram putra. Merebut medali perunggu, di semifinal kalah di tangan underdog Reza Midun (Maluku Utara).
17. Hari Situmorang, kelas 75 kilogram putra. Gagal medali, menyusul kekalahan pada pertandingan delapan besar melawan petinju tuan rumah Kore Fira (Sulawesi Selatan).
18. Bram Betaubun, kelas 80 kilogram putra. Sukses mendulang medali emas, setelah dalam final bertarung brutal melawan Frendy Puray (Papua Barat).
“Petinju tidak lolos Pra PON I Makasar, akan diperjuangan agar bisa mengikuti Pra PON II Kupang, 20-30 Oktober 2023,” tutup Wira Markus Gea.. (Finon Manullang)