Rondeaktual.com
Veteran tinju asal Galuh Perkasa Malang, Jawa Timur, Iwan “Key” Ngabalin, 39 tahun, akan tetap menjadi salah satu petinju professional tertua Indonesia. Ngabalin, kelahiran Ambon, Maluku, 23 Oktober 1983, telah menerima kontrak pertandingan melawan Kellyan (Vietnam) dalam acara Battle of Power di Saigon Sports Club, Minggu, 20 Agustus 2023.
Tingga empat hari lagi menuju pertarungan bernilai 1.000 dollar Amerika (atau Rp 15.283.600). Ngabalin masih menjalani latihan fisik. Lari sepanjang beberapa kilometer di Malang, hari ini, Rabu, 16 Agustus 2023.
Menurut rencana, Ngabalin akan berangkat dari Malang dengan kereta malam, Kamis, 17 Agustus 2023.
“Jumat, sekitar pukul dua pagi, kereta sudah tiba di Jakarta,” kata Ngabalin. “Pukul dua siang sudah terbang menuju Saigon. Saya didampingi Bapak Jack Amisa. Kami sudah janjian jumpa di Jakarta.” Semangatnya besar sekali. Selalu setia olahraga tinju.
“Semua urusan ditangani oleh beliau. Pada saat bertanding, Jack Amisa akan mendampingi saya. Dia yang mengatur semuanya, mulai dari kontrak pertandingan, keberangkatan, dan bertanding. Beliau tetap damping saya dan akan menerima bayaran bersih seribu dollar Amerika (Rp 15.283.600),” kata Ngabalin.
Amisa yang selama ini domisili Malang, sekarang sudah bergeser ke Bontang, Kalimantan Timur. Amisa asal Nusa Tenggara Timur, adalah seorang petinju pro Indonesia yang masih aktif bertanding. Amisa tercatat paling sukses menjalankan bisnis agen tinju ke luar negeri. “Soal bayaran petinju, saya tidak pernah bohong.”
Iwan “Key” Ngabalin awalnya petinju kelas terbang mini, 46,7 kilogram. Sekarang untuk kelas welter yunior, 63,5 kilogram.
Terakhir bertanding dengan berat 60 kilogram, akibat over weight sampai 5 kilogram dari batas 55,338 kilogram kelas bulu yunior.
Meski over weight berkilo-kilo, Ngabalin masih sanggup bertanding dua belas ronde dan kalah angka di tangan Ricky Manufoe, di Kampung Prampalan, Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Sabtu, 5 Maret 2022. (Finon Manullang)