Rondeaktual.com
Malang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota ini menyimpan seribu kenangan. Tak terlupakan sampai sekarang.
Setelah bertahaun-tahun tidak melihat Kota Malang, penulis ingin ke sana sekaligus bernostalgia, kalau sempat. Tujuan utama untuk meliput pertandingan tinju internasional Oky D`lahoya (Indonesia) versus Nirun Baonok (Thailand) dan Rexy Akbar (Indonesia) versus Thani Narinram (Thailand), di Simpang Balapan, Malang, Sabtu, 11 November 2023.
Penulis pertama datang ke Malang pada 17 Desember 1982, atau dua hari menjelang pertarungan balas dendam Kejuaraan Indonesia kelas welter dua belas ronde antara juara Piet Gommies (Garuda Jaya Jakarta) melawan Solikin (Gajayana Malang). Promotor Arief Zakky menggelarnya di GOR Pulosari, Minggu, 19 Desember 1982.
Piet Gommies mempertahankan gelarnya melalui keputusan split berbau taruhan. Para penggemar tinju pro ramai-ramai taruhan. Itu yang mendorong tinju menjadi lebih hidup.
Pada era itu, kota Malang masih dingin. Tak heran bila pada awal dekade 80-an, Malang disebut Kota Dingin.
Sekarang, sudah tidak ada lagi tempat yang dingin. Alun-alun, yang berada di tengah kota, sudah berubah menjadi taman yang ramai pengunjung. Dulu, berjalan di tengah malam menelusuri remang-remang alun-alun yang dipenuhi para wanita penghibur, dinginnya sampai ke sumsum tulang.
Malang bukan saja terkenal sebagai Kota Dingin, Kota Pelajar, dan Kota Apel, tetapi juga Kota Tinju.
Di sana ada GOR Pulosari, yang banyak menghasilkan keputusan kontroversial. GOR Pulosari juga menjadi tempat manggung legenda musik rock Indonesia seperti Ucok Harahap, Sylvia Saartje dan yang lain.
GOR Pulosari terletak di Jalan Kawi, sudah lama diruntuhkan. Tinggal kenangan yang tak terlupakan.
GOR Pulosari terkenal angker, karena terlalu sering menghasilkan keputusan kontroversial. Petinju yang mendominasi pertandingan, bisa diumumkan kalah 2-1. Keputusan miring berulangkali terjadi. Komisi tinju terkesan membiarkannya selama bertahun-tahun. Keputusan kontroversial menjadi bagian yang tak terpisahkan dari taruhan tinju ala GOR Pulosari.
Taruhan di sekitar ring tinju sudah semacam tradisi. Hampir semua petinju Malang, selalu favorit untuk memenangkan pertandingan. Ketika Piet Gommies menaklukkan Solikin, banyak penonton gigit jari karena kalah taruhan. Mereka meninggalkan tempat duduknya dengan cara sengaja menundukkan kepala.
GOR Pulosari Malang pernah mempermakulan petinju Malang sendiri. Ketika Thomas Americo (Marabunta Malang) bertarung sepuluh ronde melawan Supriyo (Sawunggaling Surabaya). Dinyatakan draw. Entah dari mana datangnya angka-angka setan yang mengacaukan hasil pertandingan.
Sepanjang sepuluh ronde, Americo menguasai permainan tetapi diumumkan draw. Tidak ada pemenang. Americo melakukan protes dengan cara berdiri di pinggir ring sambil memandangi wajah wasit/hakim dan orang-orang yang duduk di meja ofisial ring. Lebih lima belas menit Americo melakukannya, sesuatu yang tidak pernah terjadi.
Tidak seorang pun yang berani menyuruh Americo turun, sampai akhirnya pelatih Abu Dhori datang. Americo menurut kepada pelatihnya dan turun.
Pelni Rompies, seorang petinju kelas terbang asal Blambangan Boxing Camp Banyuwangi, pernah ditebang tanpa ampun. Pelni mendominasi lawannya Tejo Arter tetapi diumumkan kalah split.
Penonton marah. Seorang Letnan Kolonel yang pernah menjabat Komandan Kodim di Banyuwangi, menyatakan tidak percaya terhadap keputusan wasit/hakim.
Ketika itu, wasit boleh merangkap hakim. Sekarang tinju pro melarang wasit ikut memberikan nilai. Aturan ini berlaku sama di seluruh dunia.
Keputusan paling gila juga pernah mewarnai Kejuaraan Indonesia kelas bulu antara Joko Arter (Bhirawa Malang) melawan Martinus Kadi (Garuda Agung Bali). Pertarungan berdarah-darah dimenangkan Joko Arter sekaligus sukses pertama mempertahankan gelar yang direbutnya melalui TKO ronde kedua atas Agus Panjaitan (Gajayana Malang).
Sejak GOR Pulosari Malang ditenggelamkan, pertandingan tinju mulai bergeser ke hotel atau ke Lapangan Rampal, dan tempat lainnya.
Sekarang, aku ingin ke sana. Ingin melihat tempat-tempat yang tak terlupakan. Ingin singgah ke Pasar Senggol, tak jauh dari Balai Kota. Di sana, nasi rawonnya luar biasa.