Rondeaktual.com
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Telah meninggal dunia promotor tinju terkenal asal Kota Malang, Jawa Timur, Bapak Eddy Rumpoko, yang juga merupakan mantan Wali Kota Batu. Eddy Rumpoko, putra mantan Wali Kota Malang Sugiyono, meninggal dunia karena sakit pada usia 63 tahun di Rumah Sakit dr. Kariyadi, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 30 November 2023, pukul 05.30 WIB.
Legenda tinju Malang, Monod adalah orang pertama yang memberikan kabar duka atas kepergian Eddy Rumpoko. Sejumlah petinju lain, ikut mengirim kabar duka kepada Rondeaktual.com.
Eddy Rumpoko menjabat sebagai Wali Kota Batu selama dua periode pada 2007-2017. Kepemimpinannya yang terkenal dekat dengan masyarakat, telah membawa Kota Batu menuju perubahan besar.
Keluarga almarhum Eddy Rumpoko meminta doa dari semua pihak agar almarhum diberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.
Sebelum terjun ke politik, Eddy Rumpoko adalah seorang promotor tinju terkenal Kota Malang. Ia pernah mendatangkan Ellyas Pical untuk bertanding non gelar di GOR Pulosari, Jalan Kawi, Malang.
Eddy Rumpoko pernah mendatangkan Ricardo Simanungkalit dari Scorpio Jakarta untuk menghadapi salah satu legenda tinju Malang, mantan juara Indonesia kelas ringan yunior Johny Mangi. Namun, Johny Mangi dikabarkan meninggal di pinggir jalan, setelah dihantam petrus, yang pada awal tahun 80-an dikenal sebagai penembak misterius. Akhirnya, Martinus dari Garuda Agung Bali datang sebagai lawan pengganti.
Eddy Rumpoko, melalui Javanoea Promotion yang berpusat di Jalan Anjasmoro, Malang, telah menyelenggarakan pertandingan tinju pro mulai kelas eliminasi, perebutan peringkat, kejuaraan Indonesia, dan kejuaraan internasional.
Salah satu karir tinju Eddy Rumpoko yang patut dicatat adalah ketika ia menjadi orang pertama sebagai promotor Kejuaraan WBC international bantamweight antara juara Wongso Indrajit (Sawunggaling Malang, Indonesia) melawan penantang Lorimer Pontine (Filipina) di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 12 Agustus 1989.
Pertandingan disaksikan lebih 5.000 penonton, melihat kedua petinju saling mendaratkan pukulan terbaiknyya. Pada ronde kesepuluh, Wongso Indrajit tidak sanggup lagi untuk meneruskan pertandingan dan memilih untuk menyerah. Indrajit dilarikan ke rumah sakit dan mendapat sembilan jahitan.
Selain promotor tinju yang terkenal, Eddy Rumpoko yang suka membantu orang, mencatat sukses membangun Javanoea Boxing Camp Malang, yang banyak menghasilkan juara Indonesia dan juara internasional.
Eddy Rumpoko, mantan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur, merekrut legenda tinju Kota Malang Wongso Suseno dan asisten pelatih Movid untuk mempersiapkan petinju Javanoea Malang.
Duet pelatih Wongso Suseno-Movid berhasil mengantar:
1. Abdi Pohan, sebagai juara Indonesia kelas terbang ringan dan juara IBF Intercontinental kelas terbang ringan.
2. Nurhuda, sebagai juara Indonesia kelas bantam dan kelas bulu yunior, dan juara WBC Junior kelas bulu yunior dan juara IBF Intercontinental kelas bulu yunior.
3. Monod, sebagai juara Indonesia kelas bulu yunior sekaligus mencetak rekor tiga kali juara Indonesia di kelas yang sama.
Masih banyak petinju Kota Malang yang diorbitkan Eddy Rumpoko, meski tidak sampai ke jenjang juara.
Semoga Bapak Eddy Rumpoko diterima di sisi Allah dan kepada keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan dan kekuatan. (Finon Manullang)