Rondeaktual.com
Egy Rozten, 34 tahun, memberikan pertarungan terbaik sepanjang lebih 10 tahun karir tinju pronya, saat menghadapi semangat muda Paisal Panjaitan, 23 tahun. di Holywings Sport Show (HSS) Series 4, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 17 Desember 2023.
Dari potongan rekaman pertandingan yang sudah bereda ke mana-mana, terlihat Paisal Panjaitan melepaskan straight kanan mendarat di bagian kepala membuat Egy Rozten seperti tercampak ke belakang.
Melihat situasi seperti itu, wasit Sammy asal Filipina tiba-tiba berlari mendekat kemudian melambai sebagai tanda tidak ada lagi pertandingan. Tangan kiri wasit internasional itu segera menangkap leher Egy Rozten. Tangan kanannya melambai-lambai, memberi kesan kuat bahwa Egy Rozten dalam kondisi sangat buruk. Padahal bukan begitu.
Itu merupakan pertandingan kelas ringan delapan ronde untuk sabuk WBF Australia Asia. Dimenangkan Paisal Panjaitan melalui TKO pada ronde keenam. Sah dan sabuk juaranya sudah berada di kamar sang juara baru, Paisal Panjaitan kelahiran 7 Juni 2000 di Pematang Poa Tanjungtiram, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara.
Menurut Egy Rozten kepada Rondeaktual.com, penghentikan yang sangat mendadak itu memotong langkahnya untuk memenangkan gelar WBF Australia kelas ringan delapan ronde. Penghentian itu juga sekaligus merusak citra tinju pro Tanah Air.
Itu sudah seminggu yang lalu. Namun, keputusan wasit Sammy dari Filipina, menghentikan pertandingan pada ronde keenam masih terus menjadi debat paling serius di pengujung tahun 2023. Sejumlah insan tinju menyebut keputusan wasit tidak tepat. Terburu-buru.
Sebelum dihentikan, Egy Rozten menderita beberapa pukulan dan terluka. “Dokter (Putu Parta Wirawan) datang periksa luka dan tidak masalah. Itu luka biasa dalam permainan tinju pro dan itu terjadi pada ronde ketiga,” kata Egy Rozten.
“Pada ronde pertama sampai ronde keenam sebelum dihentikan, saya mendominasi. Dua bahkan tiga pukulan saya mendarat telak tapi tidak dihentikan. Saya menerima satu pukulan yang biasa-biasa saja langsung dihentikan. Ini telah menghancurkan saya. Dari rekaman pertandingan terlihat, bahwa saya dalam posisi unggul angka dan masih kuat. Tidak grogi. Tidak goyah. Tidak lelah. Saya unggul angka, tapi tiba-tiba dihentikan dan itu sangat menghancurkan karir tinju dan hidup saya.”
Dari rekaman pertandingan, pada ronde keenam Paisal Pantaian melepaskan pukulan kanan mendarat di bagian kepala Egy. Entah mengapa Egy seolah mengalami masalah, tubuhnya setengah tercampak ke kanan. Persis di pinggir ring tapi belum menyentuh tali ring. Masih berdiri. Masih kokoh.
Saat itulah wasit lari kemudian mendorong kedua tanganya dan menangkap tubuh Egy, seolah Egy sudah dalam kondisi sangat kritis yang harus diselamatkan.
Padahal, menurut pengakuan Egy yang disampaikan secara berulang-ulang, dia masih kuat dan jauh dari tanda-tanda hilang ingatan atau punchdrunk.
“Saya kena satu pukulan, itu saya akui. Tapi coba lihat rekaman pertandingannya, itu pukulan bukan pukulan telak yang bisa dianggap membahayakan. Bukan pukulan beruntun. Bukan pula pukulan tanpa balas. Tahu-tahu dihentikan. Masak begitu cara memimpin pertandingan. Katanya wasit internasional. Dia telah merusak karir dan hidup Egy Rozten,” kata Egy Rozten, yang mengirim lebih 35 gambar pertandingan dan sejumlah potongan video dan video utuh pertandingan di HSS Bandung, Minggu, 17 Desember 2023.
“Kasus keputusan wasit yang membunuh karir saya, telah saya sampaikan kepada Bapak Menpora (Ario Bimo Nandito Ariotedjo). Kepada Ketua Umum KTI Pusat, Bapak Anthon Sihombing, juga sudah saya sampaikan. Saya tadinya mau berkirim surat langsung kepada KTI Pusat, tapi di mana kantor KTI Pusat? Saya dan tim tidak ada yang tahu.”
Setelah Egy Rozten bicara lebih 25 menit, Rondeaktual.com bertanya: “Untuk apa Anda melapor kasus wasit terburu-buru mengambil keputusan, kepada Menpora dan KTI Pusat?”
“Itu penting. Saya berharap Menpora dan KTI Pusat melakukan pengusutan. Kalau nanti diusut, saya tidak disalahkan, sebab saya sudah melapor. Sudah saya sampaikan kepada Menpora dan Ketua Umum KTI Pusat, tidak dengan menangis.”
“Pak Anthon bilang, bahwa orang-orang yang berbuat salah dan merusak citra KTI, akan dicopot. Itu bagus,” kata Egy Rozten. “Beliau, katanya masih sibuk kampanye di Pematang Siantar. Nyaleg DPR RI, tapi tolong urus tinju. Jangan bilang sudah tahu tapi tidak mau memperbaiki. Saya kira, apa yang disampaikan Pak Anthon kepada saya, merupakan harapan untuk perbaikan. Asal tidak omdo (omong doang). KTI jangan diam. Saya berterima kasih, kalau Anthon mau turun tangan. Jangan biarkan kasus ini berhenti.”
“Terakhir, saya mau sampaikan di sini, hari ini (Minggu, 24 Desember 2023), saya menginginkan pertandingan ulang. Kalau ada promotor, saya siap secepatnya. Di mana saja.”
Egy Rozten mengaku mendapat dukungan besar dari berbagai pemilik sasana dan pelatih, manajer, promotor. Banyak yang berharap agar Menpra Dito Ariotedjo menghapus semua badan tinju kemudian mengakui hanya satu komisi tinju, yang mengurus tinju pro Tanah Air. Sekarang, banyak badan tinju yang ketua umumnya sudah habis masa jabatan. Sengaja dibiarkan tanpa menggelar Musyawarah Nasional.