Rondeaktual.com
Inilah pertarungan unifikasi terbesar sepanjang akhir tahun. Paling ditunggu, antara pound-for-pound king Naoya “Monster” Inoue (Jepang) melawan southpaw Marlon “Nightmare” Tapales (Filipina).
Prediksi terbaru, ini bakal habis-habisan. Dua juara dunia yang hebat bertemu dalam satu ring. Bakal adu tumbuk paling mendebarkan. Disiarkan langsung melalui ESPN+ dari Ariake Arena Tokyo, Jepang, Selasa, 26 Desember.
Inoue, 30 tahun, adalah pemegang gelar dunia WBC dan WBO kelas bulu yunior, 55.30 kilogram. Tapales, 31 tahun, seorang kidal yang menyandnag gelar dunia WBA dan IBF.
Penggemar pasti menunggu bagaimana Inoue (25-0, 22 KO) bertarung sekaligus memenuhi janjinya untuk menjadi juara dunia sejati empat sabuk; WBA, WBC, IBF, WBO. Dia diplot untuk menjadi juara tak terbantahkan.
Inoue seorang juara yang sangat sensasional. Memukau ribuan penonton, yang dalam setiap detik mampu mendaratkan serangan luar biasa sekaligus mematikan. Dia dipandang sebagai petinju paling panas sepanjang sejarah tinju pro Jepang, sejak tahun 1960.
Tinju pro memang sangat berkembang di Jepang, negara kepulauan di Asia Timur. Sejak tahun 1960 telah memiliki juara dunia. Tinju pro kita mulai tumbuh ketika si kidal dari Saparua Ellyas Pical merebut gelar juara dunia IBF kelas bantam yunior dari tangan Jo Do Chun di Istora Senayan Jakarta pada Jumat malam, 3 Mei 1985.
Inoue adalah avorit untuk memenangkan pertandingan, bukan lantaran bertanding di hadapan publik sendiri, melainkan karena dia memang seorang penyerang yang luar biasa. Kecepatan tangannya tak tertandingi. Kelincahan bergerak membuat wajahnya sulit disentuh lawan. Tuhan memberikan dia begitu banyak kelebihan.
Inoue memiliki setidaknya dua catatan hebat ketika ia sampai dua kali menghempaskan impian legenda tinju Filipina lainnya, Nonito Donaire.
Pertama, Inoue dan Donaire bertarung seolah tanpa lelah habis-habisan sepanjang dua belas ronde di Super Arena, Saitama, Jepang, 7 November 2019.
Itu adalah pertandingan final untuk World Boxing Super Series bantamweight, yang dimenangkan Inoue, sekaligus mempertahankan gelar IBF kelas bantam dan merebut gelar WBA Super kelas bantam. World Boxing Super Series diselenggarakan untuk mencari juara kelas bantam dan Inoue adalah orangnya. Indonesia melalui reality show pernah menggelar pertandingan mencari “Juara Kelas Bantam” Indonesia. Kurang menggigit sehingga tanpa penerus.
Kedua, atau hampir tiga tahun kemudian, sekali lagi Inoue mematahkan perlawanan Donaire. Kali ini lebih parah, Inoue menggempur Donaire dan harus dihentikan wasit pada ronde kedua yang sudah berjalan 2 menit dan 24 detik, di Super Arena, Saitama, 7 Juni 2022. Inoue sukses mempertahankan gelar WBA Super dan IBF sekaligus merebut gelar WBC kelas bantam yang disandang Donaire.
Tapales beda lagi. Seorang kidal, yang sekarang menjadi kebanggaan bagi bangsa Filipina, setelah era Manny Pacquiao habis. Tapales satu-satunya orang Filipina yang menyandang gelar juara dunia. Tahun lalu masih ada lima juara dunia, akhirnya habis satu-satu.
Tapales seorang veteran dengan rekor memang-kalah 37-3, 19 KO. Bukan orang sembarangan. Petinju kidal ini memiliki peluang untuk membawa pulang semua sabuk juara dunia kelas bulu yunior ke negaranya, karena memiliki pukulan mematikan (killing punch). Dia akan disambut sebagai pahlawan olahraga terbesar, jika dapat mematahkan Inoue di hapan publik Jepang yang loyal.
Tapales pertama kali menjadi juara dunia di Thailand, 17 Juli 2016, merebut gelar WBO melalui KO ronde 11 juara bertahan Pungluang Sor Singyu, orang Thailand.
Sebelum menjadi juara dunia, Tapales tiga kali mengalahkan petinju Indonesia, mulai dari Rasmanudin (KO-2 di Metro Manila pada 2012), Ruben Manakane (TKO-4 di Jepang pada 2013), dan Galih Susanto (UD-10 di Filipina pada 2014), sumber Boxrec.
Boleh dicatat, Tapales belum pernah kalah di Jepang. Empat kali datang empat kali menang. Tapales mengalahkan Ruben Manakane (Indonesia), Hayato Kimura (Jepang), Shohei Omari (Jepang), dan sekali lagi Shohei Omari (dalam tanding ulang menang TKO ronde 11 tetapi Tapales gagal menjadi juara dunia akibat overweight).
Supaya tidak terjebak dengan masalah berat badan, Tapales memilih naik ke kelas bulu yunior. Ia langsung membuat sejarah dengan merebut gelar WBA Super dan IBF, setelah mengalahkan juara Murodjon Akhmadaliev di San Antonio, 8 April 2023.
Itu merupakan bukti yang kuat, bahwa memang betul tidak ada yang meragukan tentang Tapales. Hati dan pikirannya begitu kuat untuk merebut kemenangan.
Lantas, siapa pemenang pertarungan unifikasi kelas bulu yunior ini?
Inoue yang lincah yang menyerang dengan cara menggebu-gebu atau Tapales yang mengandalkan serangan kidal yang hebat?
Di atas ring, satu pukulan yang yang tidak disangka-sangka dapat merubah segalanya. Inoue memang favorit kuat untuk mengalahkan Tapales. Ini harus diakui. Apalagi, dia bertanding di dalam negerinya sendiri sementara istilah hometwon decision dalam tinju pro masih berlaku.
Tetapi harus juga diingat, tidak selamanya underdog itu tidak berpeluang membalikan prediksi.