Rondeaktual.com – Coretan Finon Manullang
Sepanjang 2023, tinju pro Tanah Air genap memiliki enam organisasi. Tugasnya mengawasi pertandingan, bukan menyusun panitia kemudian menjual proposal.
Sekarang ada enam organisasi tinju pro. Ini bukan rekor untuk dibanggakan. Indonesia menjadi negara satu-satunya yang melakukannya. Entah untuk apa sampai sebanyak itu.
6 BADAN TINJU
1. Komisi Tinju Indonesia (KTI). Ketua Umum Anthon Sihombing. KTI berdiri tahun 1971. Merupakan badan tinju pertama, yang pendirinya antara lain; Gubernur DKI Ali Sadikin, Boy Bolang, Kid Francis.
2. Asosiasi Tinju Indonesia (ATI). Ketua Umum kosong, setelah Manahan Situmorang meninggal tahun lalu.
3. Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI). Ketua Umum Ruhut Sitompul.
4. Federasi Tinju Indonesia (FTI). Ketua Umum kosong, setelah Hasurungan Pakpahan meninggal pekan lalu. FTI juga sudah lama vakum.
5. Federasi Tinju Profesional Indonesia (FTPI). Ketua Umum Neneng A Tuty.
6. Dewan Tinju Indonesia (DTI). Ketua Umum Milasari Anggraini.
Tidak satu saja badan tinju yang sudah habis masa kepengurusan. Tidak pernah verifikasi factual. Bertahun-tahun dibiarkan demisioner. Tidak mau menyelenggarakan Musyawarah Nasional. Pandemic berkepanjangan menjadi alasan yang dikarang-karang.
Sejarah tinju pro dibangun pada tahun 1971, dengan lahirnya KTI. Pada tahun 1997 mulai pecah dan lahirlah “Tim Enam” (lima orang telah tiada). Tim Enam mendorong lahirnya ATI. Tidak lama datang yang baru KTPI, disusul FTI, FTPI, dan DTI. Semoga tidak ada lagi badan tinju baru.
Banyak organisasi tinju seharusnya baik bagi kemajuan tinju pro. Tetapi, semakin banyak organisasi tinju, semakin banyak masalah.
Sepanjang tahun 2023, setidaknya tiga pertandingan besar harus dibatalkan. Satu batal karena “perang” sesama mereka. Pecah kongsi. Dua batal karena tidak punya uang. Dibubarkan tanpa mempertimbangkan nasib petinju.
Sepanjang 2023, tinju pro di suluruh Indonesia tidak lebih dari sepuluh pertandingan. Sangat menyedihkan.
Pertama dibuka oleh promotor Willem Lojor di Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta Timur, Jumat, 27 Maret 2023.
Lojor mendadak bersama ofisial ring DTI, setelah meninggalkan ATI lantaran tersinggung. Lojor menampilkan partai enam ronde-an. Semua hampir usia empat puluhan. Kehabisan petinju akibat pandemic.
Berikutnya di Surabaya, Minggu, 1 Oktober. Promotor Yosua Taniasurya menggelar partai empat rondean versi KTPI bersama Andrian Ingratubun dan wasit senior Nus Ririhena. Hampir saja menimbulkan tragedi, ketika Wonoroya yang umurnya sudah 52 tahun jatuh di sudut netral dihantam Tomy Seran. Hanya dua menit pertandingan selesai.
Di Asthana Kemang, Jakarta, Minggu, 8 Oktober, promotor Muhammad Ismail menyuguhkan pertandingan enam ronde-an, bersama ofisial ring DTI.
Malam itu hampir gaduh. Salah satu sudut menolak kekalahan petinjunya. Para pendukung marah. Pembawa acara yang terlalu berlebihan (overacting) langsung menyuruh Inspektur Pertandingan, Gondolpus Borlak agar segera masuk ke dalam ring untuk mengumumkan kriteria pemenang.
Borlak menurut, tetapi tidak untuk membacakan kriteria pemenang, seperti diinginkan pembawa acara. Tanpa ragu dan dengan tegas Borlak mengumumkan pemenang adalah sudut merah. Kemenangan sudut biru dianulir. Sepertinya dua hakim baru salah menulis. Seharusnya 10-9 untuk sudut merah, ditulis terbalik.
Di Surabaya, Selasa, 17 Oktober, promotor Nouke Norimarna menyelesaikan pertandingan sabuk emas Pangdam Brawijaya dengan baik. Promotor bersama KTI Jawa Timur, yang dipimpin langsung oleh tokoh tinju PW Afandy.
Di Malang, di atas ring terbuka, Sabtu, 11 November, Nurhuda dan kawan-kawan menggelar pertandingan internasional. Mendatangkan dua Thailand, masing-masing delapan ronde.
Kelas bulu, Oky Akbar mengalahkan Nirun Baonok. Kelas terbang ringan, Rexy Akbar menyingkirkan Thani Narinram.
Tontonan diawasi KTI, yang secara resmi mendorong Kiky dari Jakarta sebagai Inspektur Pertandingan.
Di GOR Merdeka, Sukabumi, 26 November, seharusnya promotor Dedi Tanjung menggelar tiga partai Kejuaraan Indonesia versi DTI.
1. Kelas ringan dan perebutan Sabuk Kemhan RI Prabowo Subianto, 10 ronde: Reynold Kundimang (Garda Prabowo) melawan Gusti Elnino (Elnino Jakarta).
2. Kelas welter yunior dan perebutan Sabuk Ketua Umum Garda Prabowo Fauka Noor Farid, 10 ronde: Rivo Kundimang (Garda Prabowo) melawan Alpius Maufani (Dumas Sleman).
3. Kelas bantam yunior dan perebutan Sabuk Ketua Umum DTI, Milasari Anggraini, 10 ronde: Hisar Mawan (Kayong Utara) melawan Kichang Kim (Surya Yudha Banjarnegara).
Lima hari menjelang pertandingan, tidak ada hujan tidak ada angin ribut, tiba-tiba keluar surat bahwa sehubungan pelaksanaan Kejuaraan Tinju Ampro Big Fight Sabuk Emas Menhan, dirubah menjadi 19-21 Januari 2024 (tentative menyesuaikan hasil konfirmasi).
Panik. Penundaan terlalu jauh. Tinju pro hanya bisa tunda dua minggu dari kontrak yang sudah ditandatangani petinju, manajer, promotor, dan badan tinju dalam hal ini DTI. Di luar itu, uang panjar 30% otomatis hangus.
Belakangan baru ketahuan. Ternyata promotor tidak pernah membayar termin 30% dari nilai kontrak. Perwakilan petinju mengajukan uang kompensasi. Ujung-ujungnya gigit jari. Uang kompensasi hanya angin sorga.
Menurut promotor Dedi Tanjung, yang membatalkan acara adalah Ketua Panitia Bob Sesep Mulia. “Di sini kelihatan, yang membatalkan Pak Bob Sesep Mulia. Aku hanya mengetahui saja.” Itu alasan dari promotor.
Bob Sesep Mulia berusaha memenuhi tuntutan petinju tentang uang kompensasi. “Harap sabar,” katanya. Ia mengaku menerima cek Rp 200 juta dari pengusaha. “Sebetulnya cek itu tidak boleh beredar ke mana-mana. Tapi sudahlah, sudah terlanjur mau apa lagi. Uangnya belum bisa cair,” kata Bob Sesep Mulia.
Minggu, 17 Desember, Holywings Sports Show Bandung menggelar pertandingan, bersama Inspektur Pertandingan Sangap Sidauruk dari KTI Pusat.
Kelas terbang delapan ronde, Silem Serang menang 2-1 atas Andika Sabu. Hakim Suwarno 75-77 dan hakim Jack Siahaya 75-77, untuk Silem Serang. Hakim Erik Suwarna 78-74 untuk Andika Sabu.
Kalah, Andika Sabu memberikan reaksi keras di dalam ring. “Jangan biarkan dirimu dibeli dengan uang,” kata Andika Sabu sambil menunjuk ke bawah, tempat para hakim. Videonya beredar ke mana-mana. Mencoreng citra tinju pro Tanah Air.
Heboh besar. Inspektur Pertandingan Sangap Sidauruk, masuk ke dalam ring dan mendapat tekanan. Tidak mampu memberikan solusi yang tepat.
“Saya hanya menyampaikan hasil pertandingan, itulah tugas seorang Inspektur Pertandingan,” katanya. “Saya tidak bisa merubah hasil, meski tadi ada yang minta supaya saya merubah. Saya tidak mau itu.”
Sangap Sidauruk orang lama dan senior di tubuh KTI, meneruskan: “Kalau menurut saya, seharusnya kamu yang menang. Kamu kuat sampai ronde kedelapan. Pukulan kamu banyak yang masuk.”
Pernyataan terbuka Sangap Sidaurak sangat menohok sekaligus membantah hasil keputusan resmi yang memenangkan Silem Serang.
Masih dari HSS Bandung. Pada pertandingan kelas ringan antara Paisal Panjaitan dengan Egy Rozten, berbau kontroversial. Wasit asal Filipina, tiba-tiba menghentikan pertandingan, setelah Panjaitan melepaskan satu straight membuat Rozten agak tercampak ke sebelah kanan. Jauh dari kemungkinan punchdrunk.
Egy Rozten, bagaimanapun, tidak dapat menerima keputusan wasit. Ia mencoba mencari keadilan tetapi malah dokter pertandingan, dr. Putu Partawirawan masuk ke dalam ring untuk membaik-baiki Egy Rozten dan dua pelatinya, Little Holmes dan Demianus Ahuluheluw.
Tidak harus menunggu lama, Egy Rozten melaporkan kejadian yang dialaminya kepada Menpora, Dito Ariotedjo dan kepada Ketua Umum KTI Pusat, Anthon Sihombing.
Egy Rozten dan timnya berharap Menpora dan KTI mengusut kasus keputusan wasit yang dianggapnya terlalu terburu-buru menghentikan pertandingan.
Banyak organisasi tinju malah banyak masalah. Lantaran tidak semua Inspektur Pertandingan bisa menjalankan tugas dengan baik. Banyak yang tidak mengerti apa yang harus dia kerjakan.
Big Fight Papua juga batal. Promotor Mahrit Kaway yang akan berasama KTPI, berkali-kali menunda pertandingan. Petinju yang dikontrak tidak pernah menerima termin pertama 30%. Batal tanpa uang kompensasi.
Di Jakarta, malam ini, 29 Desember, seharusnya promotor Ronny Surya menggelar Sabuk Emas Presiden. Batal dipentaskan karena ribut dengan timnya. Persahabatan pecah.
Beruntung, petinju yang menandatangani kontrak dengan promotor telah menerima termin pertama 30%. Pertandingan batal. Uang muka (down payment) otomatis hangus. Konsekwensi yang tidak dapat dielek.
Tinju pro Indonesia tidak butuh banyak organisasi. Satu badan tinju saja, seperti era 1985, terbukti mampu mendorong Ellyas Pical juara dunia. Kita butuh komisi yang kuat. Strong commission.
Mantap