Rondeaktual.com
Reporter tinju terkemuka Joe Koizumi telah meliput dunia tinju Jepang selama enam puluh tahun. Tetapi, belum pernah mendengar tragedi yang begitu menyedihkan seperti kematian Kanamu Sakama, 20 tahun.
Dikutip Fightnews.com, Sakama adalah petinju kelas terbang ringan Jepang, dengan peringkat WBA#9, IBF#11, dan WBC#15, belum terkalahkan 9-0, 8 KO. Dikabarkan telah melakukan bunuh diri karena ia tidak dapat membuat kondisi yang baik untuk bertarung sehingga pertarungannya dibatalkan. Sakama kehilangan nyawa di usianya yang masih muda, 20 tahun.
Kanamu Sakama yang belum terkalahkan, meninggal dunia hari Minggu ini, hari penimbangan dari pertarungan yang dijadwalkan untuk mempertahankan sabuk Jepang youth seberat 108 pon, kelas terbang ringan, melawan Hyuga Oki, di Korakuen Hall kemarin.
Pertarungannya yang dibatalkan, yang mana ia mungkin merasa sangat bersalah. Meski bertanggung jawab atas pembatalan ini, Kanamu tidak perlu menghukum dirinya sendiri dengan cara yang tidak bisa dimengerti. Masih muda, ia bisa membangun kembali karirnya meski sempat mengalami gagal bayar.
Sakama adalah seorang yang jenius dalam segala hal. Di kelas dua sekolah dasar dia mulai belajar kick-boxing dan di kelas empat dia beralih ke tinju amatir.
Kanamu, pada tahun 2014, memperoleh kejuaraan di turnamen nasional U-15 (di bawah usia lima belas tahun) sebagai penghargaannya. Menjadi profesional pada tahun 2021, pada usia delapan belas tahun, ia dengan cepat mencetak empat penghentian berturut-turut agar para ringsider menyaksikan bakat dan kemajuannya setelahnya.
Pertarungan terakhirnya dalam hidup menghasilkan penghentian ronde kelima dari petinju Filipina John Paul Gabunilas, dalam partai tambahan unifikasi kelas bulu yunior antara Naoya “Monster” Inoue versus Marlon Tapales di Jepang, 26 Desember 2023.
Kesedihan yang terdalam tak terlukiskan, tulis Joe Koizumi, wartawan veteran, yang datang ke Jakarta meliput Kejuaraan Dunia WBA kelas bantam yunior antara juara Khaosai Galaxy (Thailand) versus penantang Ellyas Pical (Indonesia) di lapangan sepakbola Stadion Utama, Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Sabtu, 28 Februari 1987. (Rondeaktual.com)