Rondeaktual.com, Jakarta – Kami telah menghubungi beberapa petinju profesional Indonesia yang pernah bertanding dalam kelas berat. Mereka melakukannya di Indonesia maupun di luar negeri. Kelas berat berbobot 90 kilogram ke atas. Berikut petikan wawancara mereka.
SATRIA ANTASE, JEMBER
Terkenal karena menjadi salah satu kelas berat Indonesia pertama bertanding di Jepang. Satria Antasena juga terkenal dengan keberaniannya memerankan sandiwara palsu, yang menimbulkan gaduh saat mengikuti konferensi pers. Ia pun di bully. Diserang dengan kata-kata pahit. Padahal semua itu merupakan bagian dari kepura-puraan dalam tinju pro.
Pada awal karirnya, Satria Antasena bertanding di kelas bulu yunior, 55 kilogram, bersama mendiang pelatih Sutan Rambing di Semarang.
Terkenal alim. Namun situasi tinju pro Tanah Air menggiringnya harus bertanding untuk kelas berat, 90 kilogram ke atas. Dicap arogan. Sementara, kehidupan hariannya sangat sederhana. Santun dan hormat kepada setiap lawan bicaranya.
“Jangan sebut saya petinju arogan,” sanggah Satria Antasena, pendiri sebuah yayasan di Jember. “Tolong dihapus. Saya jauh dari rasa sombong. Saya selalu rendah hati. Kalau saya dianggap arogan dengan menyerang lawan pada saat jumpa pers, itu hanya bagian dari strategi promosi. Saya pernah menyemburkan air mineral yang sengaja saya simpan di dalam mulut, ke muka petinju kelas berat Australia (Mark De Mori). Itu murni air minum (bukan air dari dukun seperti tuduhan miring yang beredar di media sosial). Peristiwa itu menjadi heboh dan saya mendapat uang tambahan (Rp4 juta). Kata yang ngasih, hasil dari video you tube yang beredar luas. Akibat dari semburan itu saya diserang.”
Satria Antasena, 40 tahun, sekarang membuka yayasan pendidikan di Taman Anggrek Regency, Tegal Besar, Jember, Jawa Timur.
Kelas berat David Koswara, terkenal sebagai pelatih member para selebritis Jakarta dan sekitarnya. (Foto: Dok/Ist)
DAVID KOSWARA, JAKARTA
Salah satu kelas berat Indonesia yang terkenal adalah David Koswara. Datang dari kelas ringan, 61 kilogram, terus naik ke kelas welter yunior, kelas welter, kelas menengah, dan tahu-tahu bertanding untuk kelas berat.
David Koswara sudah delapan kali bertanding untuk kelas berat (empat di Indonesia dan empat di luar negeri). Ia pernah disuruh harus menyerah pada dua ronde pertama, Namun bertahan
Salah satu pertarungan kelas beratnya yang paling kontroversial ketika menghadapi raksasa kelas berat Tiongkok, Zhilei Zhang.
“Dia tinggi dan besar. Saya pukul mukanya dengan tangan kanan (straight) tapi tidak pernah sampai. Saya bukan lawan sepadan bagi dia dan saya TKO.”
ALEXANDER BAJAWA, FLORES
“Saya tidak pernah berpikir bisa bertanding di kelas berat,” kata Alexander Bajawa, di Flores, Nusa Tenggara Timur, dihubungi dari Jakarta. “Saya adalah petinju kelas bantam (53 kilogram). Overweight membuat saya harus naik kelas bulu yunior, kelas bulu, kelas ringan yunior, dan kelas ringan. Berat badan naik karena jarang bertanding. Akhirnya main di kelas berat. Saya sudah bertanding di Filipina, Australia, dan Kazakhstan,” kata Alexander Bajawa, tinggal di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Alexander Bajawa pernah sekali bertanding dalam kelas berat melawan Satria Antasena. “Tanding di Flores dan saya menang,” katanya, kemudian menyebut menerima bayaran Rp10 juta. Main di luar negeri bisa menerima US$ 2.000, atau lebih 30 juta.
RABOWO SURYA, JAKARTA
Kelas berat Indonesia termuda, salah satunya, sudah pasti Rabowo Surya, 28 tahun.
Rabowo memulai debut pronya dengan mengalahkan petinju dari Arab, Mahdi Moghaddam, di Malang, 11 November 2023. Rabowo memukuli Mahdi sampai menyerah di sudutnya sendiri.
Pada pertandingan keduanya, Rabowo yang dikenal memiliki puluhan murid tinju kelas member, mengalahkan veteran Michael Sigarlaki di arena terbuka “Rumah Tinju TVRI” Senayan, Jakarta, Sabtu malam, 9 Maret 2024.
Soal bayaran yang pernah diterimanya (tak sampai 10 juta), bagi Rabowo tidak pernah menjadi halangan.
Rabowo Surya menjadi yang termuda karena semua kelas berat Indonesia rata-rata berusia kepala 4. Banyak di antaranya harus berbohong.
Tetapi, soal usia, menyembunyikan tahun kelahirannya sudah dianggap usia. Ellyas Pical, juara tinju dunia pertama dari Indonesia, tak luput dari itu.
Bila ada promotor yng tertarik, boleh mengirim kontrak langsung. Jangan ldewan agen, nanti potong uangnnya besar.
Rondeaktual.com