Rondeaktual.com, Jakarta – Lantaran suka pisang, saya makan pisang barangan sebelum duduk di muka televisi untuk menyaksikan pertarungan tinju kelas berat antara underdog Andy Ruiz Jr dengan juara dunia Anthony Joshua. Laga memperebutkan empat sabuk juara dunia milik Joshua; IBF, WBA Super, IBO, WBO.
Pertarungan gelar berlangsung di Madison Square Garden, New York City, New York, Amerika Serikat, Sabtu (1/6/2019), disiarkan langsung oleh tvOne, Minggu pagi.
Itu bukan tontonan yang menarik, tetapi mendebarkan. Sampai dua ronde permulaan tidak ada serangan yang mendarat telak atau bersih. Tidak ada yang patut untuk dikagumi. Dua ronde pertama terbuang sia-sia.
Sebagai juara, Joshua malah lebih banyak menarik langkah mundur. Tangan kiri hanya didorong-dorong ke muka lawan. Pura-pura sibuk. Tangan kanannya disengaja jatuh menepel di pahanya yang besar.
Tidak biasanya begitu. Penampilan Joshua beda jauh dari pertarungan sebelumnya, yang cenderung mengadu kekuatan atau in-fight. Jab-straight Joshua yang dianggap sebagai yang terbaik saat ini tidak terlihat. Joshua yang biasanya 100% fighter, Sabtu malam berubah menjadi total boxer.
Ruiz sebagai penantang malah jauh lebih agreif. Dengan tubuh gempal dan lemak di kiri kanan bagian perutnya, Ruiz maju sambil melepaskan pukulan samping.
Meski kalah tinggi (Ruiz hanya setelinga Joshua), namun Ruiz masih bisa melepaskan jab dan mempunyai keberanian yang luar biasa masuk memaksa Joshua hanya bisa mundur dan mundur terus sepanjang ronde. Tidak ada in-fight. Tidak ada yang menarik.
Pada ronde 3, tiba-tiba saja dengan cepat Joshua mendaratkan enam pukulan kiri dan kanan. Pukulan kiri samping yang terakhir menjatuhkan Ruiz.
Sepertinya selesai. Ternyata tidak. Ruiz yang terlihat tenang dan tidak urakan, berdiri.
Itu knock down pertama sepanjang karir tinju pro Ruiz, yang sekarang berusia 29 tahun. Saat bangkit dan dengan leher yang seakan tertutup bahkan hampir tidak kelihatan dan rahang yang terlindungi, Ruiz membalas menjatuhkan Joshua di tengah-tengah ring.
Semua terkejut. Joshua bangkit. Namun staminanya sudah drop dan napas sudah setengah habis. Ruiz maju dan melepaskan pukulan samping yang cepat tepat telak dan menjatuhkan Joshua di bawah tali ring.
Joshua, sang juara yang difavoritkan sampai 33:1, lagi-lagi bangkit. Mulutnya terbuka, menandakan stamina yang buruk. Tidak lama bel berbunyi. Dia selamat.
Joshua duduk di sudut biru dengan darah yang menetes dari bagian alis kiri. Itu sangat mengganggu konsentrasinya saat memasuki ronde keempat. Joshua bahkan menoleh ke bawah ring, di mana para sekondannya ikut-ikutan cemas.
Pada ronde 4, ronde 5, ronde 6, adalah ronde yang sangat membosankan. Tidak ada yang disegani. Tidak terlihat pukulan telak, apalagi menggoyahkan lawan. Namun Ruiz tampak mulai mendominasi pertandingan. Serangan kiri dan kanan yang cepat dan menyambar wajah Joshua, yang nyaris tidak pernah memperlihatkan pertarungan brutal, seperti yang pernah diperlihatkannya ketika menghadapi Wladimir Klitschko di Wembley Stadium, dua tahun silam.
Pada ronde 7, Ruiz dengan raut muka yang hampir tidak memperlihatkan kegembiraan, mendaratkan jab disusul hook dan sedikit straight menjatuhkan Joshua.
Hampir habis. Namun Joshua masih bisa berdiri. Ruiz terus mengejar impiannya untuk menjadi orang Meksiko pertama yang bisa merebut gelar juara dunia kelas berat. Ruiz, meski kalah tinggi, mengejar lawan dan melepaskan 12 pukulan beruntun tanpa balas menjatuhkan Joshua.
Wasit Michael Griffin langsung memperingati Ruiz, yang menekan leher Joshua jelang detik-detik kejatuhan. Setelah itu wasit meneruskan hitungannya. Joshua berdiri dan kembali ke sudutnya. Sang juara, yang disebut-sebut sebagai raksasa kelas berat karena tingginya hampir 2 meter, mencari sudutnya sendiri. Dia berdiri di sana. Napas ngos-ngosan. Alis terluka. Darah keluar dari hidung dan itu sangat menyedihkan bagi seorang Anthony Joshua, yang berkali-kali dipuji sebagai bintang tinju kelas berat masa kini. Kedua tangannya yang masih dibungkus sarung tinju di letakkan di atas tali ring, sebagai upaya untuk meringankan bebannya.
Wasit Michael Griffin mendekat dan seolah terjadi negosiasi. Wasit yang sudah selesai menghitung, masih bertanya kepada Joshua, yang kira-kira begini bunyinya: “Apakah kamu masih mau meneruskan pertandingan?”
Tidak ada reaksi yang bagus dari Joshua. Wasit melambai dan Joshua seolah kaget. Terlambat, karena wasit sudah mengakhiri pertandingan.
Ruiz menang TKO pada ronde 7 yang sudah berjalan 1 menit dan 27 detik. Ruiz tidak hanya melucuti Joshua, tetapi membuat sejarah besar dalam perjalanan kelas berat ke Meksiko.
Finon Manullang, menulis dari Desa Tridaya, Jawa Barat.