Rondeaktual.com – Kita tidak bisa menduga apa yang akan terjadi di atas ring. Mike Tyson “Si Leher Beton” (Amerika Serikat) yang luar biasa dan di pasar taruhan favorit 42-1 atas James Douglas (Amerika Serikat), tumbang knockout pada ronde 10 di Tokyo Dome, 11 Februari 1990.
Andy Ruiz (Amerika Serikat) yang bertubuh gempal pendek berlemak dan datang sebagai lawan pengganti, tidak disangka-sangka bisa sampai empat kali menjatuhkan Anthony Joshua (Inggris) untuk menjadi juara dunia kelas berat WBA Super, IBF, WBO, IBO.
Itu kemenangan yang sangat monumental dan itu enam bulan yang lalu di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas. Kemenangan yang sangat bersejarah dalam hidup Ruiz. Dengan satu pukulan ia berhasil mengubah jalan hidupnya.
Sementara, Jarrel Miller (Amerika Serikat) yang dibuang akibat penyalahgunaan obat terlarang, menyesal seumur hidup kehilangan mata pencarian 5 juta dolar AS.
Menjatuhkan Joshua, defending champion, super star Inggris, telah mendorong pengakuan bahwa Ruiz bukan petinju kelas berat lucky blow. Tidak ada pukulan keberuntungan karena Ruiz membangun serangannya dari jarak dekat dan disertai pukulan susulan. Ruiz memang seorang pemburu. Fight murni.
Ruiz baru dua kali kejuaraan dunia. Sekali kalah angka melawan Joseph Parker (Selandia Baru) gelar lowong WBO dan sekali mengalahkan Joshua. Ruiz masih membutuhkan dua atau bahkan lima kemenangan lagi untuk bisa sejajar dengan juara dunia kelas berat yang lain.
Beda dengan Joshua, yang sudah tujuh kali memenangkan kejuaraan dunia kelas berat. Joshua menjatuhkan salah satu lawan besar, Wladimir Klitschko pada ronde 11.
Kita sekarang sedang menunggu rematch, yang terjadi karena ada perjanjian hukum mengharuskan Ruiz-Joshua harus bertarung ulang langsung dan itu akan terlihat di Diriyah Arena, Arab Saudi, Sabtu (7/12/2019) malam. Kontrak perjanjian tanding ulang menulis wasit tidak boleh dari Amerika Serikat dan Inggris.
Luis Pabon dari Puerto Rico telah ditugaskan sebagai wasit untuk laga Ruiz-Joshua. Tiga hakim adalah: Glenn Feldman (Amerika Serikat), Steve Gray (Inggris), dan Benoit Roussel (Kanada).
Ini laga yang sangat ditunggu-tunggu tentunya. Diriyah Arena akan menjadi tempat pertandingan olahraga terbesar yang pernah diadakan di Timur Tengah.
Clash on the Dunes, Ruiz-Joshua memang membutuhkan tempat yang special dan itu Diriyah Arena, yang dibangun dengan 15.000 kursi menggunakan hampir 300 ton baja untuk menutupi area seluas 10.000 meter persegi. Dibangun di pusat situs bersejarah UNESCO, Diriyah, tempat kelahiran raja pertama Saudi.
Tak main-main. Membayangkan Clash on the Dunes, pertarungan di bukit pasir, bukan hanya membayangkan dua kekuatan yang nyaris sama, yaitu sama-sama suka menyerang atau in-fight, tetapi membayangkan hasil pertandingan itu sendiri adalah hal yang sulit.
Membayangkan Clash on the Dunes telah membawa memoar 41 tahun silam ketika Muhammad Ali (Amerika Serikat) kalah angka melalui pertarungan 15 ronde melawan peringkat bawah Leon Spinks (Amerika Serikat) di Las Vegas, 15 Februari 1978. Spinks menjadi juara dunia kelas berat di pertandingannya yang kedelapan.
Tujuh bulan kemudian di New Orleans, 15 September 1978, promotor Don King mengatur pertarungan, yang dimenangkan Ali melewati 15 ronde. Malam itu Ali mencatat sejarah baru sebagai petinju pertama tiga kali juara dunia.
Tanding ulang juga terjadi antara DeontayWilder (Amerika Serikat) dengan Luis Ortiz (Kuba), yang berlangsung di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, 23 November 2019, dimenangkan Wilder melalui KO ronde 7. Hanya dalam satu detik dan dengan satu pukulan tunggal (straight kanan) Wilder menghentikan perlawanan Ortiz yang sudah unggul perolehan angka 58-56.
Itu kekalahan yang buruk dari sebelumnya di Barclays Center, Brooklyn, New York City, 3 Maret 2018, di mana Ortiz masih mampu bertahan sampai 10 ronde dan hampir saja menjatuhkan Wilder pada ronde 7.
Apakah Joshua akan meniru Ali-Spinks, kalah dulu kemudian menang? Atau, apakah Ruiz mampu mengikuti jejak Wilder dua kali menjatuhkan lawan yang sama?
Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Apalagi kemenangan Ruiz atas Joshua bukanlah dikarang-karang. Ruiz melakukan apa yang dia inginkan. Jatuh pada ronde ketiga kemudian bangun dan membalas dua kali menjatuhkan Joshua di ronde yang sama.
Ruiz kembali menjatuhkan Joshua sampai dua kali membuat wasit Michael Griffin harus menghentikan pertandingan pada ronde 7 yang sudah berjalan 1 menit dan 27 detik.
Pertandingan pertama di MGM Grand Garden, Joshua favorit di pasar taruhan 33-1. Hasilnya terbalik. Ruiz menang KO ronde 7 dan itu adalah kemenangan yang sangat monumental.
Menjelang pertadingan ulang di Diriyah, Joshua kembali favorit di pasar tahuan sampai 20-1.
Pantas saja mantan juara dunia WBA kelas welter yunior Amir Khan (Inggris) berani memprediksi bahwa Joshua akan menjatuhkan Ruiz antara ronde 5 dan ronde 7.
Anda percaya Amir Khan?
Finon Manullang, menulis dari Desa Tridaya Tamsel, Jawa Barat. [email protected]