CORETAN FINON MANULLANG – Hampir 28 tahun gelar juara dunia kelas berat terpisah-pisah. Kelas berat tidak pernah dikuasai oleh satu petinju. Sekarang sabuk juara dunia kelas berat dipegang oleh dua petinju. Anthony Joshua (Inggris, 29 tahun) menyandang gelar WBA Super, IBF, IBO, WBO. Tyson Fury (Inggris, 31 tahun) menyandang gelar WBC.
Riddick Bowe (Amerika Serikat) adalah juara dunia kelas berat sejati terakhir. Bowe merebut gelar WBA, WBC, IBF, dari tangan Evander Holyfield (Amerika Serikat) melalui putusan angka 12 ronde di Thomas & Mack Center, Las Vegas, 13 November 1992. Sejak itu gelar juara dunia tidak pernah disatukan.
Di tahun itu baru WBA, WBC, dan IBF, yang dipandang sebagai gelar juara dunia. Belakangan masuk gelar WBO dan sekarang mulai mengakui adanya gelar dunia IBO.
Selain itu, WBA mengakui adanya gelar WBA Reguler dan gelar WBA Gold.
Gelar WBA Reguler dipegang oleh Manuel Charr, 35 tahun dengan rekor menang-kalah 31-4, 17 KO. Charr adalah petinju kelahiran Beirut, warga negara Suriah, domisili Jerman, yang sudah lebih dua tahun tidak pernah naik ring tetapi masih tetap diakui sebagai juara.
Gelar WBA Gold dipegang oleh Joe Joyce (Inggris) berusia 34 tahun dengan rekor bersih 10-0-0, 9 KO.
Sejak Riddick Bowe juara sejati kelas berat, sampai sekarang belum ada juara dunia sejati. Gelar kelas berat selalu terpisah-pisah.
Dua tahun yang lalu hampir saja terjadi pertarungan unifikasi kelas berat antara juara WBC Deontay Wilder (Amerika Serikat) dengan juara WBA Super, IBF, WBO, IBO, Anthony Joshua (Inggris).
Namun ribet bukan main. Joshua menginginkan pertandingan harus di Wemblay Stadium, London, yang pernah menghasilkan rekor 90 ribu penonton ketika Joshua bertarung melawan Wladimir Klitschko (Ukraina).
Sementara, Wilder menegaskan hanya di Amerika yang bisa menghasilkan bayaran terbesar.
Rencana pertarungan unifikasi batal. Sekarang promotor Eddie Hearn, yang menangani pertandingan Joshua, sedang merancang rencana besar pertarungan unifikasi kelas berat antara Joshua (juara WBA Super, IBF, WBO, IBO) dengan Fury (juara WBC).
Fury baru saja mencengangkan dunia ketika tangan besarnya tiga kali menjatuhkan Wilder, dua kali di ronde 3 (tetapi hanya sekali mendapat hitungan dari wasit Kenny Bayless), dan sekali di ronde 5.
Fury mengalahkan Wilder dengan TKO ronde 7, setelah wasit Bayless menghentikan pertandingan.
Nama Wilder, yang sebagian orang menganggapnya congkak dan pandang enteng lawan, sudah dihapus dari angan-angan pertarungan unifikasi.
Dunia sedang menunggu pertarungan penyatuan gelar antara Tyson Fury dengan Anthony Joshua.
Kapan? Ini memang masih sulit untuk menjawabnya. Joshua masih akan melakukan pertarungan wajib untuk gelar IBF-nya melawan Kubrat Pulev, petinju Bulgaria berusia 36 tahun, yang tahun lalu tiba-tiba saja mencium bibir seorang reporter usai menjalani wawancara.
Sementara, pertarungan trilogy langsung Fury dengan Wilder belum diputuskan jadi atau tidak. Wilder memegang option untuk pertarungan ulang langsung.
Bila Joshua dapat menyingkirkan Pulev, maka kemungkinan pertarungan unifikasi bisa terjadi melawan pemenang Fury-Wilder.
Tetapi, hasil pertandingan tinju sering kali membingungkan. Andy Ruiz yang tidak disangka-sangka datang melucuti semua gelar Joshua. Dalam tanding ulang langsung yang berjalan antiklimaks, Joshua mengalahkan Ruiz dengan angka di Diryah, Arab Saudi, 7 Desember 2019.
Bila Pulev mengalahkan Joshua untuk menjadi juara dunia IBF, maka bisa dipastikan tidak akan ada pertarungan unifikasi. Gelar juara dunia kelas berat tetap terpisah-pisah. Tidak bisa disatukan. (rondeaktual.com / finon manullang)