Rondeaktual.com – Tak selamanya underdog itu tak berguna. Tak sedikit petinju yang dicap oleh pasar taruhan sebagai underdog ternyata bisa merebut kemenangan luar biasa. Prediski pasar taruhan terbalik.
Dalam dunia tinju, underdog adalah sebutan bagi petinju yang tidak diunggulkan. Underdog lebih sering dianggap sebagai petinju yang tidak berguna karena akan mengalami kekalahan.
Tetapi nanti dulu. Siapa yang bisa memprediksi pertandingan tinju? Underdog seringkali membuat kejutan sekaligus merusak pasar taruhan.
Mungkin masih kuat dalam ingatan bagaimana underdog besar James “Buster” Douglas (Amerika Serikat) yang tidak disangka-sangka menjadi petinju pertama menjatuhkan Mike Tyson (Amerika Serikat).
Douglas, dengan straight kanan yang panjang dan kuat, menghantam kepala Tyson membuat sang juara Iron Man knock out pada ronde 10 di Tokyo Dome, 11 Februari 1990.
Douglas menjadi juara dunia kelas berat untuk tiga badan tinju sekaligus: WBA, WBC, IBF. Dulu sering disebut sebagai juara dunia sejati.
Tidak ada tanding ulang. Douglas yang tidak disangka-sangka dalam sejarah kelas berat akhirnya tumbang KO ronde ke-3 di tangan Evander Holyfield, Las Vegas, 25 Oktober 1990.
Kalah dari Holyfield, Douglas menghilang entah ke mana. Dia hampir enam tahun frustasi sampai akhirnya kembali dan memenangkan pertandingan come back pertamanya atas Tony LaRosa.
Tahun yang lalu, underdog Andy Ruiz Jr. (Amerika Serikat) membuat kejutan luar biasa. Ruiz datang sebagai penantang pengganti yang hanya mempunyai waktu lima minggu untuk mempersiapkan diri. Ruiz menghadapi seorang juara dunia kelas berat yang hebat, yang menyandang gelar WBA Super, IBO, IBF, WBO, Anthony Joshua (Inggris).
Di semua bursa taruhan tidak ada yang menjagokan Ruiz. Joshua favorit besar sampai 33-1. Ruiz underdog.
Apa yang terjadi kemudian? Petinju Amerika-Meksiko Ruiz, yang berusia 29 tahun, berhasil memenuhi janjinya menjadi petinju Meksiko pertama yang berhasil merebut gelar juara dunia kelas berat. Ruiz menang TKO ronde ke-7 atas Joshua, yang berlangsung di Madison Square Garden, New York City, New York, Amerika Serikat, Sabtu, 1 Juni 2019.
Ruiz menjadi juara dunia hanya dengan satu pukulan. Ruiz yang bertubuh gempal berkali-kali menjatuhkan juara dunia Joshua.
Pada ronde ke-3, tiba-tiba Ruiz jatuh-duduk di atas kanvas ring. Dengan tenang ia mendengarkan hitungan yang diberikan wasit. Tidak perlu tergesa-gesa. Ruiz memanfaatkan betul sisa waktu dua detik kemudian berdiri untuk meneruskan pertandingan. Setelah perintah “box”, Ruiz maju dan membalas sampai dua kali menjatuhkan sang juara. Ini merupakan ronde yang paling menegangkan dalam sejarah kejuaraan dunia kelas berat.
Pada ronde ke-7, Ruiz dua kali menjatuhkan Joshua. Itu sangat mengagumkan. Ruiz melepaskan 12 pukulan kiri dan kanan menjatuh Joshua.
Ruiz, underdog yang mempersiapkan diri tak lebih dari lima minggu sebagai lawan pengganti Jarrell Miller yang terjerat kasus obat terlarang, menyudahi keperkasaan Joshua. Ruiz menang TKO pada ronde ke-7 dan menjadi juara dunia kelas berat IBF, WBA Super, IBO, WBO.
Ruiz menjadi bintang. Pergi ke mana-mana sambil menenteng sabuk juara dunianya, termasuk ke tanah leluhurnya Meksiko. Ruiz diterima dengan hormat oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.
Tak sampai enam bulan kemudian, dalam pertandingan ulang melawan Joshua di Diriyah, Arab Saudi, Ruiz kalah angka 12 ronde dan kehilangan semua gelar juara dunianya. Habis.
Dua pekan lalu, 22 Agustus 2020, di Fight Camp Matchroom Boxing di Inggris, hanya dengan satu pukulan underdog Alexander Povetkin (Rusia) menjatuhkan juara WBC interim Dillian Whyte (Inggris) pada ronde ke-5.
Pada ronde ke-3, Whyte nyaris menghancurkan Povetkin dengan pukulan kanannya. Povetkin bertahan sampai bel berbunyi dan selamat. Ia kembali ke sudutnya. Lulutnya bergetar hebat.
Pada ronde ke-4, sepertinya semua perlawanan Povetkin akan berakhir ketika serangan pendek Whyte menjatuhkan Povetkin sampai dua kali. Sudah tidak ada harapan. Tetapi, beruntung wasit tidak menghentikan pertandingan. Sebelum jatuh untuk ketiga kalinya, bel berbunyi dan Povetkin kembali selamat dari kemungkinan KO.
Ketika bel berbunyi tanda dimulainya ronde, tidak seorangpun yang percaya bahwa Povetkin bakal mampu meneruskan sisa ronde. Tetapi, sekali lagi, inilah tinju. Hanya dengan satu pukulan segalanya bisa berubah. Ketika ronde ke-5 dimulai dan belum sampai satu menit, tiba-tiba saja uppercut kiri Povetkin yang diangkat dari bawah membentur dagu Whyte kemudian tumbang mengerikan. Kepala Whyte dengan keras membentur kanvas ring dan tubuhnya nyaris terbuang ke luar. Wasit tidak memberikan hitungan dan langsung memberikan pertolongan pertama dengan mengambil pelindung gigi dari mulut Whyte.
Povetkin, petinju Rusia yang naik ring sebagai underdog dan umurnya sudah 40 tahun, menghancurkan Whyte dengan satu pukulan dan memporakporandakan pasar taruhan.
Hati-hati dengan underdog. Pekan sebelumnya, di atas ring yang dipasang terbuka di tengah jalan di pusat kota Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat, Sabtu, 15 Agustus 2020, dalam kejuaraan dunia kelas welter perempuan, underdog Jessica McCaskill (Amerika Serikat) mengalahkan juara dunia yang sebelumnya tidak terkalahkan Cecilia Braekhus (Norwegia).
Tidak ada yang menjagokan McCaskill. Semua untuk Braekhus, favorit memenangkan pertandingan. Namun, underdog McCaskill mematahkan langkah Braekhus melalui kemenangan mayoritas (satu hakim menilai imbang dan dua hakim menilai menang).
Keberhasilan McCaskill adalah kegagalan bagi Braekhus untuk melewati rekor Joe Louis (Amerika Serikat) 25 kali mempertahankan gelar.
Louis adalah juara dunia kelas berat masa lalu dengan rekor 25 kali mempertahan gelar. Braekhus adalah juara dunia perempuan kelas welter dengan rekor 25 kali mempertahankan gelar. Rekor Louis tak terlewati.
Finon Manullang, menulis dari Desa Tridayasakti, Jawa Barat.