Rondeaktual.com, Coretan Finon Manullang – Muhammad Ali adalah juara dunia kelas berat paling populer sepanjang sejarah tinju. Salah satu pertarungan terbesar ketika Ali memukul KO ronde 8 juara dunia kelas berat yang luar biasa George Foreman, yang dikenang sebagai The Rumble in the Jungle, 50 tahun yang lampau.
- Ali lahir dengan nama Cassius Clay, di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, 17 Januari 1942. Hari ini, 17 Januari 2025, Ali 83 tahun.
- Ali meninggal dunia dalam usia 74 tahun, di Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat, 3 Juni 2016.
Banyak orang telah menulis tentang Muhammad Ali. Dari berbagai sumber dirangkum menjadi tulisan yang padat dan enak.
Penulis, sekali lagi, menulis Muhammad Ali dalam versi yang lain.
Muhammad Ali adalah seorang petinju memiliki dasar amatir yang kuat. Ali merebut emas kelas berat ringan Olimpiade XVII Roma 1960. Dalam final, Ali (masih bernama Cassius Clay) mengalahkan Zbigniew Pietrzykowski (Polandia) untuk merebut medali emas. Pada Olimpiade Roma, tiga petinju Indonesia bertanding; Wahyu (Bandung, kelas terbang, 51 kilogram), Oey Hok (Bandung, kelas bulu, 57 kilogram, Johny Bolang (Jakarta, kelas ringan, 60 kilogram). Semua gagal medali.
Dia secara luas dianggap oleh banyak komentator dan sejarawan tinju sebagai petinju kelas berat terhebat sepanjang masa.
Penulis mencatat Ali sebagai kelas berat paling terkenal sepanjang masa dan Joe Louis adalah kelas berat terbesar dengan rekor 27 kali mengikuti kejuaraan dunia kelas berat (menang-kalah 26-1). Ali 25 kali mengikuti kejuaraan dunia kelas berat (menang-kalah 22-3).
Majalah tinju The Ring menobatkan Ali sebagai petinju nomor satu dalam peringkat petinju kelas berat terhebat dari semua era tahun 1998. Pada tahun 1999, The Associated Press memilih Ali sebagai petinju kelas berat nomor satu di abad ke-20. Pada tahun 1999, Ali dinobatkan sebagai petinju terhebat kedua dalam sejarah olahraga tarung, pound demi pound oleh ESPN. Dia hanya berada di belakang legenda kelas welter dan kelas menengah Sugar Ray Robinson.
Ali (masih bernama Clay) memulai tinju profesional di kota kelahirannya, Freedom Hall, Louisville, Kentucky, mengalahkan Tunney Hunsaker dalam pertarungan enam ronde, 29 Oktober 1960.
Clay terus bertanding dalam partai non gelar sebanyak 19 kali tanpa kalah. Pada pertandingannya yang ke-20, Clay naik ring melawan juara dunia yang disengani Sonny Liston.
Sebagai underdog 8:1, Clay berkali-kali mengejek Liston dan memukulinya dengan jab-straight yang menakjubkan. Clay memaksa sang juara menyerah pada ronde 6. Liston menolak meneruskan ronde 7, yang berlangsung di Convention Cneter, Miami Beach, Florida, 25 Februari 1964. Clay menjadi juara dunia kelas berat.
Setelah pertarungan dengan Liston, Clay mengubah namanya yang kemudian sangat terkenal sebagai Muhammad Ali, setelah masuk Islam.
Ali harus menjalani pertarungan ulang dengan Liston, yang terjadi di Lewiston, 25 Mei 1965, ditutup dengan KO “setengah aneh” hanya dalam satu ronde yang menyisahkan 48 detik. Liston terjatuh setelah kena pukulan Ali, yang konon sulit dilihat.
Sehari kemudian, pers menulisnya sebagai “phantom punch“. Tayangan ulang gerak lambat menunjukkan bahwa Liston dikejutkan oleh pukulan kanan dari Ali, meskipun tidak jelas apakah pukulan tersebut merupakan pukulan knockout atau disengaja.
Wasit Jersey Joe Walcott (mantan juara dunia kelas berat dua kali mengalahkan yang terbesar Joe Louis) tidak memulai penghitungan segera setelah knockdown, karena Ali menolak pergi ke sudut netral. Liston bangkit setelah dia terjatuh sekitar 20 detik, dan pertarungan berlanjut sejenak. Namun beberapa detik kemudian, setelah diberitahu oleh timekeeper bahwa Liston telah tertinggal selama 10 hitungan, Walcott menghentikan pertandingan. Ali menang KO ronde pertama.
Muhammad Ali Bertanding di Indonesia
Barangkali tidak ada yang menyangka bahwa Ali telah membuat sejarah bagi olahraga tinju Tanah Air, ketika ia datang ke Jakarta untuk melakukan pertandingan non gelar 12 ronde durasi 3 menit melawan Rudi Lubbers (Belanda). Terjadi di atas lapangan sepakbola, yang sekarang dikenal Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 20 Oktober 1973.
Itu menjadi pertandingan tinju kelas berat pertama di Indonesia. Muhammad Ali mengalahkan Rudi Lubbers melalui unanimous decision dua belas ronde non-gelar.
Ali berulangkali memukuli lawannya dan sesekali membiarkan tubuhnya dipukul lawan. Serangan Ali terlihat melayang seperti kupu-kupu kemudian mendaratkan jab (pukulan lurus pendek) yang menggetarkan lawan. Lubbers kuat dan mampu bertahan sampai lonceng terakhir terdengar panjang dari meja timekeeper.
Itu merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi tinju Tanah Air. Bagaimana pun tidak akan terlupakan.
Muhammad Ali menjatuhkan George Foreman di Kinshasa, 30 Oktober 1974, karya besar promotor Don King.
The Rumble in the Jungle
Kita yang umurnya sudah kepala 6 ke atas, pasti pernah mendengar kisah The Rumble in the Jungle,yang dipersembahkan promotor “rambut landak” Don King di Stade du 20 Mai (sekarang Stade Tata Raphael) di Kinshasa, Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo), Rabu, 30 Oktober 1974.
Penggemar tinju di seluruh dunia menatap ke dalam ring ketika straight tunggal Ali mendarat telak menghantam kepala Foreman dan terjatuh tidak bangun sampai hitungan sepuluh selesai diberikan wasit.
Pertarungan itu direncanakan 15 ronde dan berakhir dramatis KO pada ronde kedelapan yang menyisahkan dua detik. Ali menjadi juara dunia kelas berat untuk kedua kalinya.
Pertarungan itu salah satu yang paling bersejarah dalam kelas berat. Sangat bersejarah, Ali menjatuhkan seorang raja KO paling ditakuti, Foreman, yang sebelumnya dengan mudah menghabisi Joe Frazier dua ronde dan Ken Norton dua ronde.
Tiga jam kemudian, kemenangan Ali atas Foreman menjadi laporan utama halaman 1 koran terbit sore Cahaya Kita, Harian Terbit, dan Sinar Harapan. Tak sampai satu jam setelah terbit, koran habis terjual.
Sehari kemudian, harian pagi mengangkat kemenangan Ali sebagai laporan olahraga di koran Pos Kota, Merdeka, Kompas, Berita Buana. Sebelum siang, semua koran pagi yang terbit di Jakarta sudah tidak ada yang tersisa. Laku keras.
Muhammad Ali Mengalahkan Nama Besar
Sepanjang karier tinju porofesionalnya, Ali bertanding 81 kali dengan hasil menang-kalah 76-5 (68 KO). Berdasarkan buku Guinness Boxing karya Ian Morrison, Ali 25 kali menjalani kejuaraan dunia (22 menang 3 kalah).
Ali mengalahkan nama besar:
- Floyd Patterson, TKO-12 di Las Vegas, 22 November 1965. Patterson adalah juara dunia kelas berat termuda, yang 32 tahun kemudian dipecahkan Mike Tyson dengan usia 20 tahun dan 5 bulan pada tahun 1986).
- Bob Foster, KO-8 di Sahara Tahoe, 21 November 1972. Ini bukan kejuaraan dunia tetapi untuk gelar NABF kelas berat.
- Joe Bugner, kalah angka 15 ronde di Kuala Lumpur, 1 Juli 1975. Bugner memiliki tiga kewarganegaraan, Hongaria, Inggris, Australia).
- Ken Norton, split 12 ronde di California, 10 September 1973. Dari tiga pertemuan bukan kejuaraan dunia, Ali dua kali mengalahkan Norton dan sekali kalah.
Masih banyak petinju top lainnya yang kalah di tangan Ali, baik untuk kejuaraan dunia maupun di luar kejuaraan dunia.
5 Kekalahan Muhammad Ali
- Joe Frazier adalah petinju pertama yang mengalahkan Ali. Frazier menang angka melalui pertarungan 15 ronde kejuaraan dunia kelas berat di New York, 8 Maret 1981. Ali kehilangan gelar.
- Ken Norton mengalahkan Ali melalui pertarungan 12 ronde gelar NABF kelas berat di California, 31 Maret 1973.
- Leon Spinks menang split 15 ronde kejuaraan dunia kela sberat di Las Vegas, 15 Februari 1978. Ali kehilangan gelar.
- Larry Holmes memaksa Ali memilih untuk menyerah setelah bertarung 10 ronde di Las Vegas, 2 Oktober 1980. Ali gagal merebut gelar juara dunia kelas berat yang disandang Holmes, mantan sparring partner-nya.
- Trevor Berbick (Jamaika/Kanada) mengalahkan Ali melalui putusan 10 ronde non gelar di Bahamas, 11 Desember 1981. Ini menjadi pertandingan terakhir Muhammad Ali.
Finon Manullang
Sumber foto: Dok, The Ring, Boxing Scene