Memasuki ronde kedua, strategi Made berubah menjadi lebih defensif, fokus pada serangan balik yang lebih terukur. Beberapa pukulan kanan akurat berhasil diarahkan ke tubuh Susanti, namun Susanti tetap unggul dengan teknik dan kecepatannya yang konsisten. Menyadari bahwa Made mulai bertahan, Susanti kembali melancarkan kombinasi pukulan cepat, memaksa Made lebih banyak berada di posisi defensif. Meskipun Made sempat mencoba counter kick, Susanti dengan sigap menghindar dan melanjutkan serangan bertubi-tubi. Ronde ini berakhir dengan keunggulan Susanti yang semakin terlihat dominan berkat stamina dan teknik yang tak terkalahkan.
Di ronde ketiga, intensitas pertarungan mencapai klimaks. Susanti, yang semakin percaya diri, kembali menyerang dengan agresivitas yang tak kenal henti. Made, meskipun mulai kelelahan, tetap berjuang keras dengan beberapa tendangan tinggi dan upaya clinch yang menunjukkan tekad pantang menyerah. Namun, Susanti berhasil mempertahankan dominasinya dengan memanfaatkan tendangan rendah yang presisi dan pukulan kombinasi ke arah tubuh Made, memperlihatkan keunggulan teknik yang mengesankan. Di akhir ronde, dominasi Susanti tak terbantahkan, dan ia pun dinyatakan sebagai pemenang melalui kemenangan angka mutlak.
Kemenangan ini tidak hanya menobatkan Susanti sebagai juara Sabuk Female MSP Champion pertama di WBC MuayThai Indonesia, tetapi juga membuka peluang besar baginya untuk melangkah ke panggung internasional. Dengan teknik, kecepatan, dan stamina yang ia perlihatkan dalam pertarungan ini, Susanti kini berpotensi besar untuk menjadi kandidat kuat dalam perburuan gelar dunia di kelas WBC MuayThai Female di masa depan. Kemenangannya ini menjadi inspirasi bagi generasi petarung wanita Indonesia dan menandai kebangkitan MuayThai perempuan di tanah air.