Rondeaktual.com
Josias Siahaya atau lebih terkenal sebagai Jack Siahaya, merupakan mantan juara Indonesia kelas terbang dan kelas bantam yunior, yang dijuluki KO King, hari ini, Sabtu, 16 April 2022, genap berusia 51 tahun.
Happy birthday, kawan. Semoga di ulang tahun ini diisi dengan berbagai kebahagiaan dan semoga selalu menjadi pribadi yang baik.
Jack Siahaya memiliki talenta yang bagus sejak masih kecil di tanah kelahirannya Saparua, Maluku. Jack, lelaki kidal hitam manis, merantau ke Jakarta untuk tujuan menjadi seorang petinju dan bergabung dengan Tonsco Boxing Camp Jakarta, milik pembalap legendaris Tinton Soeprapto.
Jack Siahaya cukup lama bersama Tinton Soeprapto. Setelah Tonsco keluar dari tinju, Jack bergabung dengan Richard Engkeng di sasana Amphibi Marinir Cilandak.
Tinton pernah menolong Jack, ketika ia terluka bukan karena tinju dan harus menjalani operasi besar di Rumah Sakit Marinir, akibat “salah ambil orang”.
Southpaw Jack Siahaya adalah petinju bayaran tahun 90-an, pernah tercatat sebagai salah satu yang terbaik untuk kelas terbang Indonesia. Vicky van Room adalah pelatihnya selama bertahun-tahun.
Selain merebut gelar juara Indonesia kelas terbang 50.802 kilogram, Jack juga merebut gelar juara Indonesia kelas bantam yunior 52.163 kilogram.
Di kelas terbang, Jack mengalahkan Mintohadi (Akas Probolinggo). Di kelas bantam yunior, Jack memukul KO petinju kidal Boy Aruan (Sawunggaling Surabaya).
Banyak kenangan di masa lalu. Salah satu yang tak terlupakan adalah pertarungan gelar kelas terbang Indonesia yang paling mendebarkan. Jack Siahaya sampai empat kali melawan orang yang sama; Mintohadi dari Akas Probolinggo, yang mengalami buta akibat tinju dan sekarang membuka rumah panti pijat di Malang, Jawa Timur.
JACK VS MINTO
1. Jack-Mintohadi bertanding 12 ronde di Jakarta, berakhir draw tanpa pemenang. Mintohadi mempertahankan gelar juara Indonesia kelas terbang. Promotor Henry Therik.
2. Jack-Mintohadi bertanding 12 ronde di Gedung Go Skate Surabaya, dimenangkan Jack dan menjadi juara Indonesia kelas terbang. Promotor A Seng.
3. Jack-Mintohadi berlangsung di Surabaya, dimenangkan Mintohadi melalui KO ronde 7. Jack kehilangan gelar juara Indonesia kelas terbang. Promotor A Seng.
4. Jack-Mintohadi berlangsung di Ambon, 17 Desember 1993. Jack menang TKO pada ronde 6 dan menjadi juara Indonesia kelas terbang. Promotor Tourino Tidar.
Jack Siahaya masih ingat dengan uang yang pernah diterimanya dari hasil pertandingan.
“Uang dua puluh ribu (Rp 20.000) saya terima sebagai bayaran termurah yang pernah saya terima. Itu era tinju enam rondean di PRJ Monas. Bayaran termahal waktu kejuaraan dunia WBA di Bangkok (U$D 12.000), tanggal 10 November 1996. Itu sangat saya ingat dan itulah perjalanan karir saya di tinju pro. Sekarang saya bekerja satpam (di sebuah universitas di Jakarta). Hidup ini dinikmati saja.”
Jack bangga, pernah mewakili negaranya bertarung dalam kejuaraan dunia WBA kelas bantam yunior di Bangkok, Thailand, 10 November 1996. Jack gagal membawa pulang sabuk juara dunia, menyusul kekalahan cepat pada ronde kedua atas juara bertahan Yokthai Sithoar.
“Seharusnya saya bisa juara dunia, tapi ya sudah lah. Semua sudah berlalu. Sudah tutup buku,” katanya sambil bercerita tentang beberapa hal yang sengaja dilakukan tuan rumah untuk mematahkan langkahnya.
“Saya habis pada ronde kedua,” kata Jack Siahaya, tentang peristiwa 25 tahun silam. “Sebelum pertandingan, mereka bikin supaya saya tidak bisa tidur di hotel. Itu tiga hari tiga malam. Sengaja dibuat begitu. Akhirnya tidak kuat main 12 ronde. Saya kalah. Saya harus akui itu.”
Yokthai Sithoar adalah petinju Thailand yang juga tercatat sebagai atlet muaythai dan mixed martial art. Dikutip dari Boxrec, Yokthai Sithoar pernah mengalahkan petinju Indonesia:
1. Ippo Gala (Jakarta), kalah melalui unanimous decision 10 ronde di Bangkok, 5 Maret 1995.
2. Agus Ekajaya (Sawunggaling Surabaya), kalah TKO ronde 3 perebutan gelar juara PABA super flyweight, Bangkok, 7 Oktober 1995.
3. Abdi Pohan (Javanoea Malang), kalah TKO 5 di Municipal Hall Grounds, Nonthaburi, 14 Januari 1996.
4. Ippo Gala (Jakarta), kalah angka 10 ronde di Municipal Stadium, Kanchanaburi, 28 Januari 1996.
5. Jack Siahaya (Tonsco Jakarta), kalah KO ronde 2 dari 12 ronde yang direncanakan kejuaraan dunia WBA super flyweight di Phichit Provincial Stadium, Phichit, 10 November 1996. Yokthai Sithoar sukses mempertahankan gelar juara WBA.
6. Agus Ekajaya (Sawunggaling Surabaya), kalah TKO ronde 4, di Mall Department Store, Bangkok, 5 Februari 2000.
Selain kisah rumit kejuaraan dunia di Thailand, Jack Siahaya juga diperlakukan hampir sama. Bedanya, “digarap” di atas ring saat pertandingan kejuaraan PABA (Asia dan Pasifik) super flyweight melawan Nungubon Sithlertehai, yang berlangsung di Chachengsao Stadium, Thailand, 12 Januari 1997.
“Seharusnya saya menang KO di Thailand,” Jack mulai buka-bukaan. “Wasit ngerjain saya. Lawan yang saya pukul jatuh tidak dihitung, eh malah diangkat dan dibawa ke sudut netral. Saya mau protes disuruh diam. Stres berat saya, karena akhirnya kalah angka.”
Di ujung karirnya yang mulai redup, Jack Siahaya bergabung dengan Amphibi Boxing Camp Jakarta, di bawah manajemen Richard Engkeng. Namun, meski sudah serius berlatih, karir tinjunya sudah tidak bisa diperbaiki. Jack Siahaya memutuskan pensiun, juga karena umur.
TENTANG JACK SIAHAYA
Nama: Josias Siahaya.
Nama ring: Jack Siahaya.
Lahir: Tuhaha, Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, 16 April 1971.
Usia: 51 tahun.
Prestasi: Juara Indonesia kelas terbang dan kelas bantam yunior.
Bertinju: Kidal (southpaw).
Nama istri: Lidya Mulyati Siahaya.
Nama anak: Victor Urbanus Siahaya, Bernada Naftalia Siahaya, Coryntuen Samantha Siahaya, dan Daniel Jack Siahaya Jr.
Domisili: Ragunan Pasar Mingu RT 08 RW 014, Jakarta Selatan.
Pekerjaan: Security di sebuah universitas.
Bayaran termurah: Rp 20.000 era tinju PRJ.
Bayaran termahal: 12.000 USD, perebutan gelar juara dunia WBA kelas terbang super atau sama dengan kelas bantam yunior, Bangkok, 10 November 1996. (finon manullang / foto: istimewa)
[youtube-feed]