Rondeaktual.com, Coretan Finon Manullang – Bisa jadi ini tidak akan terlupakan sepanjang hidup. Mantan juara dunia kelas berat paling ditakuti dalam sejarah tinju, Mike Tyson menderita kalah melalui unanimous decision delapan ronde kali dua menit melawan YouTuber Jake Paul.
Laga itu menyita perhatian jutaan penggemar di seluruh dunia. Terjadi di Stadion AT&T di Arlington, Texas, Amerika Serikat, Jumat malam, 15 November 2024.
Pertarungan itu sangat bersejarah, meski di luar aturan tinju pro yang berlaku. Paul disebut-sebut mendapat bayaran $40 juta. Tyson $20 juta.
Tiga hakim memberikan nilai 80-72, 79-73, 79-73, semua untuk Paul. Menang mutlak.
Padahal, jika melihat rekaman video DAZN, dua ronde pertama milik Tyson, yang berhasil melepaskan pukulan dan memaksa lawan mundur dan terus mundur sepanjang dua ronde.
Itu mungkin bagian dari strategi tanding Paul. Silakan, tetapi dalam tinju pro, mundur dan terus mundur tanpa melakukan perlawanan, itu adalah kekalahan.
Tinju pro melarang imbang di setiap ronde. Pantang 10-10. Harus ada pemenang. Ten must point. Harus 10-9, atau 10-8 bila terjadi knock down, atau 10-7 bila dua kali knock down di ronde yang sama.
Pertandingan Tyson-Paul cukup ketat. Pada pertenghan ronde bisa saja milik Tyson. Bila Tyson memang kalah di setiap ronde berikutnya, nilai ideal adalah 77-73. Bukan 80-72.
Paul terlihat memenangkan pertandingan secara mutlak pada ronde terakhir. Ia bahkan sangat berpeluang besar untuk menghabisi lawan sebelum lonceng panjang terdengar.
Sepanjang dua menit di ronde delapan, Tyson hanya bisa berdiri di tengah ring. Tanpa melancarkan serangan, seperti pada dua ronde pertama.
Penonton –mungkin saja—sangat berharap tangan kanan Paul menjatuhkan Tyson. Peluang itu sangat terbuka. Namun tidak pernah terjadi. Paul terkesan sengaja membiarkan Tyson dari kemungkinan menderita kekalahan terburuk. Bisa jadi ronde ini yang disebut membosankan. Seharusnya KO, atau paling tidak knock down.
Barangkali, itu pula yang dianggap penggemar sebagai sandiwara. Tipu muslihat. Paul seharusnya menghajar Tyson, terlepas dia sangat menghormati sang legenda.
Tyson sudah tidak muda lagi. Ia berusia 58 tahun dan YouTuber Paul 27 tahun. Ini bukan sekedar angka, tapi memang sudah tua. Di usianya seperti sekarang, sangat jelas kemampuan menyerang Mike Tyson sudah menurun. Sudah habis.
Tyson hanya ganas pada saat weight-in. Sehari menjelang pertandingan, Tyson tiba-tiba saja mendaratkan “tamparan maut” mengenai rahang kiri Paul. Serangan itu sangat mendadak. Sepertinya sudah direncanakan.
Lihat saja, setelah tamparan maut yang tidak sportif itu membuat kaget orang, Tyson sudah siap melepaskan upper cut kiri. Serangan kedua.
Untung saja, pria yang berdiri di tengah, langsung membatalkan niat buruk Tyson. Sejumlah pria berbadan besar segera mengamankan Tyson. Paul tidak melakukan serangan balik dan dia mendapat pujian atas kerendahan hatinya itu.
Di atas ring, Tyson hanya bisa bermain normal di dua ronde pertama. Setelah itu habis. Paul banyak melepaskan pukulan tunggal melalui jab-jab dan jab.
Tyson beberapa kali seperti terbang ketika hendak melayangkan hook kiri. Paul seolah sudah mempelajari semua ilmu serangan Tyson. Sudah dikunci habis.
Pada ronde terakhir, Paul melepaskan empat pukulan beruntun tanpa balas. Jab-straight Paul terasa pahit bagi Tyson, yang hanya bisa berdiri di tengah ring tanpa melakukan serangan balik. Tyson hanya bisa bergerak tetapi tidak bisa melindungi dirinya. Paul memukulinya.
Era Tyson sudah habis. Tetapi, sekali lagi, dia tidak pernah mengalamai knock down sepanjang pertarungan delapan ronde. Tidak berimbang, namun Tyson tidak pernah menjadi bulan-bulanan pukulan lawan. Dia melindungi tubuhnya tidak sampai jatuh.
Penonton bersorak. Seolah tidak paus. Mereka mengingkan lebih dari apa yang sudah diperlihatkan Tyson. Penonton menunggu Paul menjatuhkan Tyson, sebagai tebusan atas “tamparan maut” di penimbangan.
Bukan tidak banyak yang menuding ini adalah sandiwara. Tyson dan Paul dituduh sengaja mencari keuntungan besar dengan berkedot pertandingan tinju profesional kelas berat.
Padahal, sejak publikasi pertama diliris, pertandingan ini dipersiapkan delapan ronde kali dua menit, bukan tiga menit. Sarung tinju juga 14 ons. Sudah di luar batas ketentuan.
Dari durasi saja sudah bisa ditebak bahwa ini bukan pertandingan tinju yang hasilnya akan masuk dalam catatan recordsbook.
Tinju pro di seluruh dunia adalah tiga menit, bukan dua menit. Boleh 4 ronde, 6 ronde, 8 ronde, 10 ronde, dan 12 ronde untuk kejuaraan dunia, atau untuk eliminator terakhir (penentuan siapa yang akan menjadi penantang wajib).
Durasi dua menit hanya berlaku bagi tinju wanita. Amanda Serrano pernah berjuang kejuaraan dunia wanita 12 ronde kali 3 menit. Namun untuk alasan keselamatan, dikembali ke semula; 10 ronde kali 2 menit.
Bila tidak puas dengan unanimous decision yang diperoleh Paul, lantas di mana kepura-puraan itu terjadi? Selama delapan ronde, kalau melihat hasil rekaman pertandingan Tyson-Paul, tidak ada yang salah. Tidak ada yang dikarang-karang. Tidak ada rules yang dilabrak.
Lihat saja, wasit bertindak sangat bagus dan tidak lelah. Wasit tidak pernah memberikan teguran atau peringatan keras kepada salah satu petinju. Menandakan apa yang diperlihatkan Tyson-Paul bersih. Jauh dari pelanggaran.
Penulis hampir tidak melihat telah terjadi rangkulan (clinch) parah selama delapan ronde. Tidak ada yang pura-pura bersandar tali ring sebagai pertahanan terakhir. Tyson dan Paul terus bergerak.
Apakah pertandingan Tyson-Paul dalam kelas berat delapan ronde durasi dua menit, masuk dalam pertandingan sandiwara?
Penulis tidak menemukan itu. (Finon Manullang, menulis dari Desa Tridaya, Jawa Barat).