Rondeaktual.com – Dalam sejarah kelas berat, Muhammad Ali adalah petinju pertama merebut gelar juara dunia kelas berat sampai tiga kali. Ali melakukannya pada tahun 1964, 1974, 1978.
Rekor Ali terlampaui, ketika “The Real Deal” Evander Holyfield secara menakjubkan menjadi juara dunia kelas berat sampai empat kali. Holyfield mengalahkan John Ruiz untuk merebut gelar kosong WBA di Las Vegas, 12 Agustus 2000. Rekor Holyfield belum tersamai dan sudah bertahan selama 24 tahun.
Muhammad Ali 3 Kali Juara Dunia
PERTAMA: Ali memulai perjalanannya dengan merebut gelar juara dunia kelas berat dari tangan juara Sonny Liston melalui retired (menyerah) pada ronde 6 dari rencana 15 ronde, di Convention Center, Miami, 25 Februari 1964 (buku Guinness Boxing karya Ian Morrison).
Setelah sembilan kali mempertahankan gelarnya, Ali kalah melalui unanimous decision lima belas ronde melawan fighter sejati Joe Franzier di Madison Square Garden, New York City, 8 Maret 1971.
KEDUA: Ali, untuk kedua kalinya menjadi juara dunia kelas berat, setelah menghempaskan tubuh Raja KO juara dunia George Foreman, yang mengalami KO pada ronde 8 dari rencana 15 ronde yang sangat bersejarah di Kinshasa, Zaire (sekarang negara Demokratik Kongo), Rabu malam, 30 Oktober 1974.
Setelah 10 kali sukses mempertahankan gelarnya, Ali secara tidak disangka-sangka kalah melalui pertarungan 15 ronde melawan underdog Leon Spinks di Las Vegas, 15 Februari 1978.
KETIGA: Melalui tanding ulang langsung yang diatur oleh promotor Don King, Ali mengalahkan Spinks setelah melewati pertandingan 15 ronde tanpa knockdown di New Orleans, 15 September 1978.
Ali menjadi orang pertama tiga kali merebut gelar juara dunia kelas berat.
Setelah mengalahkan Spinks, Ali melepas gelarnya dan tidak bertinju selama dua tahun. Ali kembali naik ring saat sudah berumur lebih 38 tahun. Ia menantang Larry Holmes, mantan sparring partner yang menjadi juara dunia WBC.
Didampingi Angelo Dundee, pelatih yang sangat setia, Ali bertanding selama sepuluh ronde dan memilih menyerah tidak mau meneruskan ronde sebelas. Holmes, yang dulu bekerja untuk Ali, mengalahkan bekas majikannya sendiri dengan TKO ronde 10 di Caesars Palace, Las Vegas, 2 Oktober 1980.
Ali tidak pernah jatuh. Ia berdiri di sudutnya sendiri didampingi Angelo Dundee. Memilih menyerah. Semuanya sudah selesai.
Tyson Fury Bertekad Menyamai Rekor Muhammad Ali
Tyson “The Gypsy King” Fury sekarang berumur 36 dan akan menantang Oleksandr Usyk di Kingdom Arena, Riyadh, Arab Saudir, Sabtu malam, 21 Desember 2024.
Bila Fury dapat mengalahkan Usyk, sekaligus menebus kekalahan pahit pada 18 Mei 2024, maka yang terjadi adalah sukses tiga kali merebut gelar juara tinju dunia kelas berat.
Fury, dalam beberapa pernyataan untuk menghadapi rematch 21 Desember, dengan tegas mengatakan ingin tiga kali menjadi juara dunia kelas berat, menyamai rekor Muhammad Ali.
Tyson Fury 2 Kali Juara Dunia
Pertama: Fury pertama kali menjadi juara dunia kelas berat ketika ia datang ke Dusseldorf, Jerman, 28 November 2015, dan menang melalui unianimous decision dua belas ronde melawan juara dunia yang hebat Wladimir Klitschko (Ukraina). Malam itu, Fury merebut empat sabuk juara kelas berat; WBA Super, IBF, WBO, IBO, dan sabuk The Ring.
Fury tidak dapat mempertahankan gelarnya. Ia menghadapi masalah besar. Tuduhan overweight dan sebagainya membuatnya kehilangan waktu untuk mempertahankan gelar.
Mau tidak mau, sabuk juara dunianya dilucuti satu per satu sampai tidak menyandang gelar apa-apa.
Fury berhasil mengalahkan persoalan pribadinya dan bangkit.
Setelah melewati negosiasi alot dan panjang, Fury menantang Deontay Wilder. Fury mendapat bayaran $3 juta dan Wilder $4. Bayaran kedua petinju menjadi melambung lebih tiga kali lipat karena ada pemasukan dari pay-per-view.
Disaksikan 17.698 penonton di Staples Center, Los Angeles, 1 Desember 2018, Fury hampir menjadi juara dunia, kalau saja pertarungannya yang paling dramatis sepanjang 12 ronde melawan juara WBC Deontay Wilder tidak diputusan seri. Tanpa pemenang.
Fury dua kali knockdown, pada ronde 9 dan lebih parah lagi pada ronde 12, ronde terakhir. Tetapi, di luar dugaan ribuan penonton, Fury mampu bangkit untuk meneruskan sisa ronde.
Tiga hakim memberikan nilai; Alejandro Rochin (Meksiko) 115-111 untuk Wilder, Robert Tapper (Kanada) 114-112 untuk Fury, Phil Edwards (Inggris) 113-113. Draw, Wilder tetap menyandang gelar juara dunia kelas berat.
Sebagian penonton tidak suka mendengar angka yang diumumkan boxing announcer. Meski Fury jatuh pada ronde 9 dan 12, penonton percaya bahwa Fury adalah pemenangnya. Fury dianggap unggul di luar ronde 9 dan ronde 12.
KEDUA: Lupakan keputusan imbang kental kontroversial. Tyson “The Gypsy King” Fury mengalahkan Tom Schwarz dan Otto Wallin untuk mempertahankan peringkatnya tetap di atas.
Fury mendapat rematch melawan juara WBC Wilder di MGM Grand Garden Arena, 22 Februari 2020.
Fury mendaratkan pukulan bertubi-tubi membuat Wilder tak berdaya. Tinggal menunggu ambruk, tiba-tiba seorang sekondon membuang handuk ke dalam ring sebagai tanda menyerah, tepat pada ronde 7 yang sudah berjalan 1 menit dan 39 detik.
Wilder tidak suka atas kejadian itu, kalah dengan cara lempar handuk. Belakangan diketahui, orang yang membuang handuk (tinju pro tidak mengenal istilah lempar handuk) adalah mantan juara dunia kelas welter tahun 1987-1990 Mark Breland.
Fury untuk kedua kalinya, menjadi juara dunia kelas berat. Akhir pekan ini, Sabtu, 21 Desember 2024, Fury akan menjalani rematch melawan juara dunia WBA Super/WBC/WBO/IBO Oleksandr Usyk.
Mungkinkah Fury akan mengalahkan Usyk untuk menjadi juara dunia kelas berat ketiga kalinya, sekaligus menyemai rekor Muhammad Ali?
Setelah ini, penulis akan menyusun yang lainnya. Masih tentang Usyk-Fury II. (Finon Manullang)