Rondeaktual.com – Imane Khelif adalah petinju paling kontroversial dan paling banyak dibicarakan orang sepanjang sejarah tinju wanita, sejak pertama kali olahraga ini dipertandingkan di Olimpiade London 2012.
Khelif mulai dipersoalkan setelah mengalahkan petinju Italia, Angela Carini dalam “tragedi 46 detik” kelas welter putri babak 16 besar Olimpiade Paris di North Paris Arena, Villepinte, 1 Agustus 2024.
Khelif membuat sejarah besar bagi olahraga Aljazair, dengan merebut medali emas kelas welter, 66 kilogram, wanita Olimpiade Paris 2024. Khelif dituduh sebagai seorang pria biologis.
Dikutip Boxingscene.com, Khelif bukan satu-satunya yang menjadi pusat perhatian badai seks. Lin Yu-ting dari Taiwan juga memenangkan medali emas kelas bulu wanita. Padahal, Asosiasi Tinju Internasional (IBA) sudah memberi tahu Komite Olimpiade Internasional (IOC) bahwa Khelif dan Lin telah didiskualifikasi dari kejuaraan tinju dunia amatir tahun sebelumnya setelah gagal dalam “tes gender”.
IOC menolak dan membiarkan Khelif dan Lin melangkah sampai memenangkan medali emas Olimpiade Paris yangt sangat luar biasa. IOC menyimpulkan bahwa prosedur pengujian dan hasilnya tidak berasal dari sumber yang kredibel. Alasannya? Setelah banyak perdebatan hukum yang terhenti satu tahun sebelum Olimpiade Paris, IOC telah mencabut hak IBA (sebelumnya AIBA) untuk mengatur tinju Olimpiade karena penyimpangan keuangan selama bertahun-tahun dan salah urus yang meluas.
IOC mengandalkan paspor petinju dan federasi olahraga internasional masing-masing untuk bukti jenis kelamin mereka. Keduanya terdaftar sebagai perempuan saat lahir dan bertarung secara eksklusif melawan perempuan selama karier tinju mereka.
Pada bulan November, Lin dijadwalkan bertanding di Piala Tinju Dunia di Sheffield, Inggris, yang diselenggarakan oleh World Boxing.
World Boxing yang dipimpin oleh Boris van der Vorst, merupakan badan pengurus tinju amatir yang lahir dari kekacauan dan sekarang sebagai saingan IBA. Lin ditarik keluar oleh Otoritas Olahraga Taiwan (TSA), yang mengutip kekhawatiran tentang World Boxing, sesaat sebelum ia dijadwalkan bertanding.
Imane Khelif Berlatih Tinju Pro di Amerika
Artikel yang diterbitkan di Prancis yang menuduh Khelif lahir dengan kelainan langka yang mencegah perkembangan alat kelamin yang khas. Artikel itu mengisyaratkan, meskipun faktanya masih sulit dipahami, bahwa ia secara keliru dinyatakan sebagai perempuan saat lahir. Sementara itu, muncul laporan bahwa Khelif berlatih di Amerika dan berharap untuk memulai karier profesionalnya di sana.
Melihat penampilan Khelif selama Olimpiade Paris, ia sangat berpeluang untuk menjadi juara tinju pro. Pukulanya cepat dan telak dan itu menjadi syarat yang tidak boleh dilewatkan dalam karier seorang petinju profesional.
Saat ini kelas welter wanita dikuasai tiga nama besar.
Lauren Price, 30 tahun, asal Newport, Wales, adalah pemegang sabuk juara dunia WBA dan IBO kelas welter. Price belum terkalahkan 8-0-0 (2 KO).
Natasha Jonas, kidal Inggris berusia 40 tahun, menyandang gelar IBF dan WBC kelas welter. Rekor Jonas menang-kalah-seri 15-2-1 (9 KO).
Mikaela Mayer, Amerika Serikat berusia 34 tahun, adalah juara dunia kelas welter WBO. Mayer memiliki rekor menang-kalah 20-2 (2 KO).
Reaksi dari WBC dan WBA
Sambil menunggu kabar kepastian Imane Khelif masuk tinju pro, beberapa minggu pada konvensi tahunan Dewan Tinju Dunia (WBC) dan Asosiasi Tinju Dunia (WBA), menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan Khelif sebagai petinju profesional.
“Terpenting adalah integritas olahraga dan keselamatan petinju wanita,” kata Presiden WBA, Gilberto Mendoza, badan pemeringkatan profesional yang bekerja sama dengan IBA.
Presiden WBC, Mauricio Sulaiman, yang telah lama menentang IBA karena mendorong petinju amatir tampil di tinju pro, berkata setelah mencoba menjelaskan masalah yang sulit: “Setiap orang yang terlahir sebagai perempuan hanya bisa melawan setiap orang yang terlahir sebagai perempuan, dan sebaliknya. Apakah itu benar-benar jelas? Saya rasa, ya.” (Rondeaktual.com)