Rondeaktual.com – Empat hari yang lalu atau Senin (28/9/2020), saya mengadakan wawancara bersama Olympian Indonesia southpaw Syamsul Anwar Harahap, 68 tahun.
Sambil tertawa di ujung ponselnya dan menyebut rahasia sate kambing cap Benhil, Syamsul Anwar menjawab 15 pertanyaan, termasuk pertanyaan terakhir mengapa tidak memilih tinju pro.
Hasil wawancara tersebut merupakan bagian dari isi buku Perjalanan Pertina, yang sedang dalam proses untuk diterbitkan oleh PP Pertina.
Buku tersebut memuat antara lain 12 wawancara mantan petinju Indonesia yang pernah bertanding di olimpiade. Mereka, Olympian Indonesia, adalah:
1. Ferry Moniaga, kelas bantam Olimpiade XX/1972 Munich, Jerman.
2. Wiem Gommies, kelas menengah Olimpiade XX/1972 Munich, Jerman.
3. Syamsul Anwar Harahap, kelas welter ringan Olimpiade XXI/1976 Montreal, Kanada.
4. Frans van Bronskhorst, kelas welter Olimpiade XXI/1976 Montreal, Kanada.
5. Johni Asadoma, kelas bantam Olimpiade XXIII/1984 Los Angeles, Amerika Serikat.
6. Ilham Lahia, kelas bulu Olimpiade XXIV/1988 Seoul, Korea Selatan.
7. Hendrik Simangunsong, kelas menengah ringan Olimpiade XXV/1992 Barcelona, Spanyol.
8. Albert Papilaya, kelas menengah Olimpiade XXV/1992 Barcelona, Spanyol.
9. La Paene Masara, kelas terbang ringan Olimpiade XXVI/1996 Atlanta, Amerika Serikat.
10. Hermensen Ballo, kelas terbang Olimpiade XXVI/1996 Atlanta, Amerika Serikat.
11. Nemo Bahari, kelas bulu Olimpiade XXVI/1996 Atlanta, Amerika Serikat.
12. Bonyx Saweho, kelas terbang ringan Olimpiade XXVIII/2004 Athena, Yunani.
Di tengah wawancara, Syamsul Anwar melepas rahasia kemenangannya atas Thomas Hearns (Amerika Serikat), dalam final kelas welter ringan Piala Presiden I/1976 Jakarta. Kemenangan Syamsul mengantarnya sebagai petinju terbaik.
“Tahu nggak,” kata Syamsul Anwar di rumahnya di Paluta atau di Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara. “Rahasia kemenanganku atas Thomas Hearns dan kemenanganku waktu merebut medali emas Kejuaraan Asia 1977 di Jakarta, adalah sate kambing,” katanya. “Sebelum bertanding, aku pigi ke Benhil (Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat). Aku pesan sate kambing 10 tusuk, sup kambing satu mangkuk. Minumnya pake teh manis panas gula setengah gelas. Itu yang bikin aku kuat,” kata Syamsul Anwar. “Tidak ada vitamin atau nutrisi lain kecuali sate kambing yang di Benhil itu.”
Malam tadi (Rabu, 30/9/2020) Syamsul Anwar kembali bicara mengulang rahasia kemenangannya atas Thomas Hearns, saat berbicara melalui Zoom Meeting bersama host Marco Tampubolon dan Finon Manullang, dalam Podcast Tinju Nostalgia (Tina) Liputan6.com. Sambil tertawa, Syamsul Anwar bernostalgia tentang sate kambing cap Benhil.
“Resep sate kambing dan teh manis gula setengah gelas terbukti bikin aku kuat dan tangguh,” ucapnya.
Seandainya kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta tidak diperpanjang, barangkali saya sudah ke sana order resep tangguh Syamsul Anwar sate kambing cap Benhil. (rondeaktual.com / finon)