Rondeaktual.com – Koesnandar, 79 tahun, adalah tokoh tinju Jawa Timur satu-satunya yang berada di dua badan tinju.
“Saya ini heran,” katanya keheran-heranan ketika berbicara kepada Rondeaktual.com, melalui ponselnya, ditulis Rabu, 20 Januari 2021. “Saya masuk dalam kepengurusan tinju amatir dan tinju profesional. Mengapa bisa begitu ya? Di situ yang membuat saya terheran-heran. Di KTPI (tinju pro) Jawa Timur nama saya masuk pengurus. Di Pertina Jawa Timur saya juga pengurus.”
Walaupun terheran-heran dengan status rangkap tersebut, Koesnandar, mantan petinju amatir kelas bulu Jawa Timur tahun 70-an, merasa senang dan bangga terhadap teman-teman Jawatimurnya yang setia mengurus tinju.
“Kalau ada rapat pengurus, baik tinju pro versi KTPI maupun Pertina Jatim, saya pasti hadir. Kalau dekat saya datang dengan sepeda motor. Orang-orang tidak percaya, setua saya kok masih berani naik motor. Apa tidak takut diserang angin? Kalau jauh, saya datang dengan mobil,” kata Koesnandar, yang pernah mendirikan sasana tinju, pernah manajer tinju, dan pernah menjadi pelatih Spir Boxing Camp Surabaya, miliknya.
“Setiap ada pertandingan tinju amatir di Jawa Timur, saya pasti hadir. Mau di ujung Banyuwangi, Blitar, Kediri, Malang, dan di mana saja di Jawa Timur, saya selalu hadir. Kalau ada pertemuan mantan petinju, saya bersama Pak Soeparlan (mantan tim tinju Asian Games Indonesia dan salah satu yang tertua di Jawa Timur) pasti hadir. Kumpul dengan anak-anak muda bikin hidup lebih semangat dan lebih muda.”
Koesnandar, mantan salah satu petinggi di perusahaan Samudra Indonesia, menyadari kondisi tinju di seluruh penjuru dunia sedang ambruk.
“Tinju amatir dan tinju pro Tanah Air berhenti akibat pandemic COVID-19. Di luar negeri masih lumayan karena ada pertandingan tinju dunia dalam versi tanpa penonton. Di sini (Indonesia) sama sekali tidak ada.”
Selama masa pandemic COVID-19, Koesnandar disiplin menjalankan M3, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
“Ini (virus Corona) sangat mengerikan. Tayangannya juga menakut-nakuti. Istri saya sampai bilang, ndak usah nonton televisi. Matikan saja, atau ganti dengan tayangan yang menghibur,” ujar Koesnandar.
Koesnandar, pria humoris dan banyak gagasan dengan rambut yang sudah memutih, memilih lebih suka di rumah saja. Di hari tuanya ia menghabiskan waktunya dengan memelihara ayam petarung dan membelikan rumah tinggal untuk putrinya. Koesnandar menetap di Jalan Bangah Jaya Indah Kavling 489 (Kavling Polda) Aloha, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Saya pelihara ayam Bangkok asli. Banyak dan bagus-bagus. Teman-teman suka datang beli. Ada yang nawar sampai tiga ratus ribu. Itu salah satu kesibukan yang membuat saya terus bergerak. Tidak diam di usia mendekati delapan puluh tahun,” Koesnandar tertawa di ujung ponselnya.
Sebelum memutus komunikasi, Koesnandar bicara begini: “Kalau datang ke Surabaya kita ketemuan ya. Nanti saya kasih Bangkok petarung yang paten. Ayo, aku tunggu.” (Finon Manullang)