Rondeaktual.com – Mantan petinju top Sawunggaling Boxing Camp Surabaya, Dobrak Arter sekarang punya pekerjaan sebagai pengawas proyek di Malang, kota kelahirannya.
“Saya lagi kerja jaga proyek pembangunan hotel di Jalan Kalpataru, Malang. Rencana pembangunan dua tahun,” kata Dobrak Arter. “Kalau ada tambahan personil pengamanan, akan saya ajak kawan-kawan tinju yang pengangguran akibat dampak COVID-19.”
Dobrak Arter merespon kisah Iwan Key, mantan juara Indonesia yang bernasib malang kena PHK akibat COVID-19.
“Saya sudah baca berita Iwan Key kena PHK. Kasihan. Kalau ada penambahan tenaga, pasti saya ajak. Kemarin saya sudah ngobrol dengan Iwan Key, lewat WA, termasuk Basir (Dado, mantan petinju kelas terbang ringan Javanoea Boxing Camp Malang milik Eddy Roempoko), akan saya ajak.”
Kisah Dobrak Arter memang panjang. Pernah tersangkut pergaulanan bebas di Surabaya. Beberapa tahun silam ia memutuskan kembali ke kota kelahirannya. Kemudian membuat come back di arena mencari bakat versi Chris John. Di Balai Sarbini Convention Hall, Jakarta, 16 Agustus 2016, Dobrak kalah angka melawan seorang tentara bernama Jason Butarbutar.
Dobrak terakhir naik ring di Surabaya, 17 Desember 2016, mengalahkan Selsius Rumlus dari Jakarta.
Di Malang ia mencoba merintis hidup sebagai petani. Namun tidak gampang. Selain butuh uang besar untuk modal dan susah mendapatkan pupuk, Dobrak harus berhadapan dengan mafia tanah. Surat tanah ganda memaksanya harus mengundurkan diri, setelah kalah di pengadilan.
Keluar dari usaha petani tebu, Dobrak Arter mencoba sebagai pelatih tinju amatir dan sempat sukses mengantar sejumlah atlet sebagai juara.
Tak berhenti di situ, Dobrak Arter mencoba kerja malam sebagai penjaga kafe termasuk parkir. Ia juga sambil menjalankan praktik pengobatan sebagai dukun.
Tahun lalu ia mulai jauh dari tinju, setelah mendapat pekerjaan sebagai pengawas pembangunan Stasiun Kota Malang.
Dobrak Arter menyebut Didiek BS sebagai orang yang banyak membantunya. ”Beliau banyak membantu, dalam banyak hal,” katanya.
Dobrak Arter datang dari keluarga tinju. “Kami ada lima laki semua petinju.”
KELUARGA DOBRAK ARTER
1. (Almarhum) Joko Arter, mantan juara Indonesia kelas bulu dan petinju kedua Indonesia setelah Thomas Americo yang bertanding dalam kejuaraan dunia.
2. Tejo Arter, mantan penantang kelas terbang dari Lucky Acub Zainal.
3. Sutoyo alias Kid Manguni, mantan penantang kelas terbang dari Leo Kailola Kawanoa Boxing Camp Malang.
4. John Lee, mantan petinju Rajawali Boxing camp Surabaya. John Lee sekarang dikenal sebagai Slamet Widodo, SH, tertua keempat, bekerja di Universitas Negeri Malang bagian Pengelolah Pusat Bisnis Umum.
5. Dobrak Arter, mantan juara dari Sawunggaling Boxing Camp Surabaya, milik Setiyadi Laksono.
Dobrak Arter lahir dengan nama Rame. Di masa kecil tidak mau sekolah. Bandel kemudian ganti nama menjadi Wicahyono. Setelah masuk tinju menjadi Dobrak Arter dan menyandang pendidikan D3 jurusan pemasaran.
“Saya dulu kuliahnya di Surabaya, waktu masih tinju.”
Dobrak bertinju mulai kelas terbang dan juara sampai kelas ringan. Dia juara Indonesia, juara WBF, juara IBO, era promotor A Seng Herry Sugiarto, yang sangat kesohor itu. (Finon Manullang)