Rondeaktual.com, Jakarta – Namanya bagus; Hendra Julio. Ia cukup favorit di kalangan tinju pro Tanah Air. Namanya mulai terdengar ketika ia memutuskan terjun sebagai petinju bayaran. Tak lama ia terjun sebagai pelatih tinju di Tanjung Priok. Kemudian masuk wasit/hakim. Belakangan tambah lagi sebagai matchamaker. Sudah banyak petinju yang diberangkatkannya ke luar negeri.
“Sebetulnya pekerjaan ini (matchmaker) sudah lama saya jalankan. Tapi saya diam-diam saya. Ga usah pamer,” kata Hendra Julio, yang sekarang kerja sebagai pelatih member di House of Boxing (HOB) Pluit, Jakarta Utara. Muridnya banyak.
Terjun sebagai matchmaker atau agen tinju atau penata tanding, harus rajin komunikasi melalui Whats App. Tawaran tanding ke luar negeri bisa datang dari Filipina, Cina, Thailand, Jepang, Australia.
Dari mana penghasilan seorang macthmaker atau agen tinju?
Menurut pengakuan Hendra Julio, biasanya diambil 10% dari nilai kontrak atau tergantung kesepakatan dengan petinju atau promotor yang membutuhkan. Promotor Jepang biasanya suka manawarkan 500 dollar AS.
Tugas matchmaker tidak hanya memberangkat petinju. “Kita harus kerja mengurus tiket, izin tanding, dan sebagainya. Ini bukan pekerjaan enteng, tetapi menjadi enteng karena kita berasal dari tinju. Kita orang tinju, jadi lebih muda memahami segala masalah,” kata Hendra Julio, yang sedang mempersiapkan Ahmad Lahizab untuk pertandingan gelar. Ahmad adalah putra Hendra Julio, yang sekarang berusia 46 tahun tetapi sudah punya cucu.
Tidak lama lagi Hendra Julio akan dipercaya untuk mengatur partai pertandingan HUT pertama Keluarga Besar Tinju Indonesia (KBTI). Pertandingan dirancang di Jakarta, November mendatang.
“Saya siap menyusun partai,” ujar Hendra Julio, yang sepanjang karir tinjunya pernah merebut beberapa kali sabuk emas. “Nanti saya cari petinju yang kekuatannya berimbang, biar seru. Jangan petinju yang kuat dihadapkan dengan lawan yang lemah dan tidak latihan. Bisa bahaya.”
Ditanya soal honor, Hendra tertawa. “Saya siap bantu, itu intinya. Kalau mau dikasih segepok, ya terima kasih. Kalaupun tidak dikasih, ya tidak apa-apa juga.”
Pengabdian yang luar biasa.
Finon Manullang